Privatum Spectat Orationis ; Meneropong Dimensi Privat dari Doa

Bagaimana berdoa yang benar , ringkas dan berdimensi pribadi dapat ditemukan dalam struktur Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus.
Pertama, sebutan Bapa kami, adalah seruan bagi Allah Bapa yang menjadi Bapa semua orang yang beriman. Doa ditujukan kepada Allah Bapa. “ Bapa kami yang ada di surga.” ( Matius 6 :9 )
Kedua, dalam doa Bapa kami, hal utama yang diungkapkan manusia adalah memuliakan Allah. Bukan memulikan diri sendiri apalagi membandingkan diri dengan orang lain. Seperti doa orang Farisi berikut ini “ Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.” ( Lukas 18:11 )

Ketiga, menyatakan pengharapan dan penyerahan diri kepada kehendak Allah. “ Jadilah kehendak-Mu.” ( Matius 6 :10 )
Keempat, mengungkapkan permohonnan real time, hari ini. Hal Ini berguna untuk mengingatkan bahwa doa memang seharusnya dilakukan setiap hari sesuai intensi dan kebutuhan riil seseorang bukan hanya bersifat sesewaktu. “ Berikanlah kami pada hari ini, makanan kami yang secukupnya.” ( Matius 6:11 )

Kelima, doa yang baik juga menyatakan dimensi kerendahan hati di hadapan Allah sebagai orang berdosa yang diikuti dengan niat dan komitmen hati untuk melawan dosa dan melakukan tindak belaskasih terhadap sesama. “ Ampuniah kesalahan kami,...” ( Matius 6 :12 )
Semoga dalam upaya mengembangkan dan merawat hidup rohani, utamanya doa pribadi kiranya aspek kejujuran, ketulusan, keringkasan, isi dan privasi saat berdoa mendapat perhatian.

Doa : Bapa kami yang ada di surga dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga, amin.