Renungan Harian Katolik

Privatum Spectat Orationis ; Meneropong Dimensi Privat dari Doa

Privatum Spectat Orationis ; Meneropong Dimensi Privat dari Doa, simak dan renungkanlah

Editor: maria anitoda
Dok Maxi Un Bria
Privatum Spectat Orationis ; Meneropong Dimensi Privat dari Doa 

Renungan Harian Katolik

Privatum Spectat Orationis ; Meneropong Dimensi Privat dari Doa

RD. Maxi Un Bria

Kamis 18 Juni 2020

“ Doa orang jujur dikenan-Nya .” ( Amsal 15; 8 )

Kejujuran dan ketulusan dalam berdoa adalah hal yang prinsipiil. Dimensi kejujuran dan ketulusan berkaitan erat dengan doa pribadi di hadapan Allah. Doa sebagai tindakan komunikatif manusia dengan Allah dikatakan valid secara rasional dan moral normatif , sejauh dilakukan dengan jujur dan hati yang tulus. Pertanyaannya siapa yang akan mengujinya ?

Tentu saja adalah orang yang berdoa dan Allah sendiri. Karena pendoa yang beriman dan rasional sadar bahwa ia sedang berdoa - berkomunikasi dengan Allah yang maha tahu. Dalam frame berpikir dan refleksi demikian manusia tahu bahwa Allah tidak dapat dimanipulasi dan dibohongi.

Oremus pro invicem; marilah saling mendoakan. Begitulah ungkapan sederhana orang-orang beriman yang bersikap rendah hati dalam hidup bersama. Karena sadar dan yakni bahwa selain doa pribadi, doa sesama pun dapat mendatangkan rahmat. Lebih dari itu sebuah doa pribadi akan sangat kaya makna bila doa itu melampaui kepentingan diri dan terarah pada kepentingan sesama. Doa dapat dilakukan secara kolektif maupun secara pribadi sesuai dengan konteks dan kepentingan.

Doa telah menjadi habitus dan bagian utuh dari hidup orang-orang beriman. Semua agama mengajarkan kepada pemeluknya, bagaimana berdoa yang pantas. Seperangkat nilai normatif disepekati untuk menciptakan keteraturan dan kelancaran dalam berdoa. Hal ini berkaitan dengan tindakan doa kolektif baik di tempat ibadat maupun di rumah dan komunitas. Selain itu ada juga norma universal yang diajarkan berkaitan dengan doa pribadi.

Doa pribadi dapat dilakukan manusia kapan saja sesuai konteks dan kebutuhan. Doa pribadi menjadi ekspresi iman personal seseorang dengan Allah untuk menyatakan syukur, pujian dan permohonon.

Allah adalah sumber segala rahmat dan berkat . Bila manusia ingin mendapatkan rahmat yang dibutuhkan ia mesti menghubungkan diri secara personal dengan Allah sumber segala rahmat yang tidak bertepi. Dan doa merupakan salah satu cara yang dipilih untuk datang kepada Allah.

Syarat minimal dari sebuah doa yang benar dan baik adalah melakukannya dengan jujur dan tulus di tempat yang tersebunyi. Allah respek terhadap aspek privasi dan personal manusia. Karena itu Yesus menasihati para murid agar berdoa di tempat yang pantas dan tersembunyi. Sebab doa pada intinya merupakan ekspresi iman berdimensi personal antara pribadi manusia dengan Tuhan.
“ Apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pula pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang.” ( Matius 6 : 5)

Yesus mengingatkan para murid untuk melakukan doa secara efektif. Tidak bertele-tele tetapi singkat dan jelas isinya. Mengapa? karena bagi Yesus, Allah itu maha tahu. Ia bahkan telah mengetahui isi lubuk hati menusia sebelum berdoa. Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 139 :1 “ Tuhan Engkau menyelidi dan mengenal aku. “ Demikian doa Daud di hadapan Allah yang maha tahu.
Dimensi keringkasan dan Isi

Karena doa dilakukan secara pribadi, maka bentuknya pun mesti ringkas dan berisi. Jangan sampai bertele-tele sampai menyimpang dari intensi utama yang mau diungkapkan kepada Allah. Para murid diminta untuk memperhtikan dimensi keringkasan dan isi atau konten dari setiap doa. “ Lagi pula dalam doamu itu, janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa dengan banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan .” ( Matius 6 : 7 )
Yesus menegaskan bahwa doa sebagai ekspresi iman yang personal sepantasnya dilakukan dengan memperhatikan , dimensi privasi, yakni melakukannya di ditempat yang tersebunyi. “ Masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat yang tersembunyi. Dengan demikian Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. “ ( Matius 6 : 6 ).

Pertanyaannya bila Allah sudah mengetahui isi dan intensi manusia sebelum berdoa ? Haruskan manusia berdoa ? Tentu saja mesti berdoa . Karena dengan berdoa manusia dapat mengekspresikan isi hati sebagai bagian dari kebenaran yang dilakukan dengan tulus .
Ketulusan ekspresi saat berdoa dipandang sebagai sikap iman yang benar dihadapan Allah dan manusia. Lebih jauh ketulusan hati yang dihayati secara konsisten sangat bernilai dalam berkomunikasi dengan Allah. Tanpa ketulusan hati, ungkapan doa hambar dan kehilangan makna.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved