Kapal Induk Amerika &China; Masuk Jarak Tembak di LCS, Bahkan Hanya 100 Meter, Siapa Tembak Duluan?
Amerika mengerahkan tiga kapal indukdan didukung satuan tempur laut dari Armada Pasifik, sementara China kemungkinan menghadirkan dua kapal induk sert
Kapal Induk Amarika &China Masuk Jarak Tembak di LCS, Bahkan Hanya 100 Meter, Siapa Tembak Duluan?
POS KUPANG.COM -- Dua kekuatan besar militer dunia kini sudah dalam posisi berhadap-hadapan di Laut China Selatan atau LCS .
Amerika mengerahkan tiga kapal indukdan didukung satuan tempur laut dari Armada Pasifik, sementara China kemungkinan menghadirkan dua kapal induk serta didukung kapal-kapal perang lain dan sistim rudak dari pangkalan-pangkalan militer di pulau buatan di Laut China Selatan
Jarak antara kapal perang tersebut sudha masuk jarak tembak bukan saja rudal tapi senapan mesin. Bahkan jarak sudah sangat dekat yaitu hanya 100 meter.
Siapapun yang melakukan keselahan seperti menembak duluan maka perang besar tak terhindarkan di kawasan itu

hina dan Amerika Serikat menghadapi risiko konflik yang kian nyata di Laut China Selatan . Untuk menghindarinya, kedua pihak dinilai harus bisa mengelola krisis seperti ketika kapal perang mereka berada dalam lokasi yang berdekatan.
Seorang sumber militer China mengatakan bahwa dalam satu insiden di bulan April, kapal-kapal dari kedua negara saling berdekatan sejauh 100 meter.
"Insiden semacam itu menunjukkan kurangnya kepercayaan politik antara kedua militer," kata sang sumber seperti dikutip South China Morning Post.
• Ruben Onsu Beli Test Pack Untuk Sarwendah Setelah Lihat KeanehanIstrinya,Betran Peto Mau Punya Adik?
• China dan India Mulai Perang di Perbatasan, AS Laporkan 35 Tentara China Tewas
• KABAR DUKA dari Ashanty, Sosok yang Berjasa dalam Hidupnya Meninggal, Natizen Kirim Doa
Namun sang sumber itu tidak menyebutkan kapal perang mana yang terlibat dalam pertemuan itu.
Beijing dan Washington telah berkompetisi untuk mengerahkan lebih banyak kapal perang ke wilayah tersebut sejak kru di kapal induk yang berbasis di Pasifik Amerika, USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz terpapar virus corona pada akhir Maret.
Sementara kapal-kapal Angkatan Laut People's Liberation Army (PLA) China yakni Liaoning dan Shandong, tampaknya tidak terpengaruh oleh wabah corona.
Hu Bo, Direktur Pusat Studi Strategi Maritim di Universitas Peking , mengatakan penyebaran baru dilakukan AS termasuk dengan mengirimkan kapal serbu amfibi USS America
Sementara Angkatan Laut PLA juga mengerahkan sejumlah kapal yang serupa.
Dia mengatakan Amerika Serikat membuat penyebaran baru karena khawatir bahwa China mungkin mengambil keuntungan dari kekosongan kekuatan di Laut China Selatan yang dihasilkan dari wabah virus corona
Dia mengatakan kedua belah pihak sebagian besar tetap profesional dan terkendali dalam insiden di bulan April, tetapi ada risiko bahwa insiden tersebut dapat mengakibatkan kesalahan perhitungan dan meningkat menjadi konflik militer.

"Perilaku provokatif semacam ini sepenuhnya didorong oleh kebutuhan politik yang ditujukan untuk menunjukkan kekuatan, tetapi aksi itu bisa saja menjadi kecelakaan," katanya.
Ini bukan pertama kalinya kedua angkatan laut melakukan pertemuan dalam jarak dekat. Pada bulan Oktober 2018, foto udara yang diambil oleh Angkatan Laut AS menunjukkan sebuah kapal perusak China bergerak dalam jarak 41 meter dan hampir bertabrakan dengan kapal perusak USS Decatur selama pertempuran tegang di Laut Cina Selatan.
Hu mengatakan kedua negara harus membuat mekanisme manajemen krisis yang efektif untuk menangani insiden seperti itu.
Collin Koh, seorang peneliti di Institut Studi Pertahanan dan Strategis, yang berbasis di Universitas Teknologi Nanyang di Singapura, mengatakan kedua belah pihak harus mendokumentasikan insiden semacam itu untuk menunjukkan apa yang terjadi, termasuk dengan foto dan umpan radar.
Baca Juga: Pesawat militer China kembali masuk zona udara Taiwan, Taipei usir pakai jet tempur
“Benar-benar tidak profesional jika ada kapal perang yang berusaha sedekat ini. Meskipun saya bertanya-tanya mengapa pihak China bahkan membiarkan itu terjadi,” kata Koh. (Kontan)