PDAM Ende Hadir dengan Gebrakan Baru, Enam Bulan Ada Perubahan
dalam tiga tahun berturut-turut 2017 hingga 2019 sebelum ia menjabat sebagai direktur, PDAM Ende menderita kerugian di atas 2,5 miliaran.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso

PDAM Ende Hadir dengan Gebrakan Baru, Enam Bulan Ada Perubahan
POS-KUPANG.COM | ENDE -- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Ende dalam kondisi sekarat. Yustinus Sani, direktur baru, membuat sejumlah gebrakan untuk membenahi tata kelola PDAM Ende.
"Saya baru enam bulan menjabat direktur, PDAM Ende dalam kondisi sekarat namun dengan kerja profesional, dukungan dari berbagai pihak kita optimis memperbaiki kondisi ini," ungkap Yustinus saat diwawancarai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Sabtu (13/6/2020).
Yustinus mengatakan, dalam tiga tahun berturut-turut 2017 hingga 2019 sebelum ia menjabat sebagai direktur, PDAM Ende menderita kerugian di atas 2,5 miliaran. "Ini bukan saya karang, ada hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)," ungkapnya.
Dia menyebut kerugian yang dialami PDAM Ende karena biaya beban operasional lebih besar dari pendapatan.
Bahkan, kata Yustinus, dalam rentang tahun tersebut dua direktur masuk penjara karena tersandung kasus tindak pidana korupsi. "Tidak hanya direktur, ada juga kabid dan pegawai," ungkapnya.
Menurutnya, ada beberapa persoalan mengapa tata kelola PDAM Ende bobrok, antara lain kurangnya pengawasan saat pembayaran di kasir, proses rekrutmen pegawai yang tidak mengedepankan SDM dan infrastuktur yakni jaringan dan fasilitas lainnya yang berhubungan dengan produksi dan distribusi air.
Dia katakan, saat ini total piutang PDAM Ende mencapai 8 Miliar lebih. "Delapan miliar lebih pi utang ini menumpuk dalam lima tahun terakhir ini, ini tentu problem. Dalam kondisi begini kita masih sulit bicara soal keuntungan, tapi paling relevan mengatasi situasi ini dulu," ungkapnya.
Apa Saja Gebrakan Baru?
Ditanya lebih lanjut mengenai gebrakan apa yang dilakukan guna membenahi tata kelola PDAM, Yustinus katakan, dirinya prihatin dengan komposisi pegawai di PDAM Ende. ia lalu menata dan menempatkan orang-orang yang paham tentang tupoksinya masing-masing.
Selanjutnya, menginfentarisasi infrastruktur yang rusak dan yang sudah tidak bisa dipergunakan dan melakukan pergantian dan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan.
Yustinus katakan, sejak Januari 2020 mulai dia memimpin PDAM Ende, tagihan listrik di PDAM Ende turun.
"Sebelumnya PDAM Ende bayar listrik melalui pos dan giro, waktu saya masuk, saya alihkan pembayaran melalui Bank NTT, di tahun-tahun sebelumnya tagihan listrik kita mencapai 180 hingga 200 juta. Nah sekarang kita dalam enam bulan tahun 2020 ini, berkisar 126 hingga 160 juta," ungkapnya.
Menurutnya, dirinya berkomitmen bekerja sesuai visi misi dan program kerjanya yakni dalam satu tahun masa kepemimpinannya ia berupaya mengurangi keluhan pelanggan soal kekurangan air dari PDAM.
"Soal progres positif tentang keluhan pelanggan saya pikir dan saya rasakan sudah terjawab dan keluhan sudah mulai berkurang. Hal ini saya peroleh dari berbagai sumber media yang ada di Kabupaten Ende," ungkapnya.