Pasar Rakyat Batu Cermin Kabupaten Mabar Ramai, Banyak Pengunjung Tak Kenakan Masker
Pasar Batu Cermin Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), terpantau ramai
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Pasar Batu Cermin Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), terpantau ramai pada Kamis (11/6/2020) sore.
Hilir mudik para pengunjung terlihat cukup ramai, pun demikian para pedagang yang sibuk menata barang jualan hingga melayani para pelanggan.
Terlihat sejumlah pengunjung pasar maupun pedagang tidak mengenakan masker sebagaimana imbauan dari pemerintah setempat demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona ( Covid-19).
• BPS Nagekeo Canangkan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM
Mereka tampak santai tanpa mengenakan masker saat melakukan transaksi jual-beli di pasar.
Sementara itu, para pedagang sebelumnya melakukan aktivitas perdagangan di area dalam pasar.
Namun, pada awal Mei 2020 lalu, para pedagang dipindahkan ke area jalan untuk berjualan dan menerapkan social dan physical distancing.
• Anggota DPRD Nagekeo Peduli Panti Asuhan
Sementara itu, pada pintu masuk jalan, ditutup menggunakan portal dan hanya bisa dilewati dari arah samping portal dengan berjalan kaki.
Berbeda dengan para penjual sayur, pada area penjual ikan tidak terlihat penerapan social dan physical distancing.
Para pedagang ikan basah itu terlihat duduk berdekatan sembari menjajakan jualannya.
Selain itu, tidak terlihat tempat cuci tangan pada pintu masuk pasar dan di dalam pasar.
Seorang pedagang pasar, Linda Jedia (25) mengaku lebih senang berjualan di tempat yang baru tersebut.
Hal tersebut dikarenakan jualan para pedagang lebih laku ketimbang berjualan di dalam gedung pasar.
"Kami dengar tanggal 15 Juni ini kami mau kembali ke tempat lama, kami harap kepada bapak bupati biar kami tetap di sini saja, biar tetap seperti ini, tapi itu kembali ke keputusan pemerintah, kami hanya pasrah," katanya
Linda mengaku, tempat jualan di dalam gedung sangat sempit dan tidak strategis dalam menjajakan jualannya.
"Saya dapat lapak di bagian dalam, nah pembeli hanya datang di bagian depan pintu masuk saja, jadi tidak sampai di tempat jualannya kami. Apalagi, pintu masuk gedung hanya 1 saja, jadi yang jualan bagian depan yang lebih beruntung," paparnya.
Menurutnya, pihak Dinas Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Mabar sering melakukan penjagaan di portal pasar, namun tidak setiap saat.
"Kalau biasanya Dinas Perindagkop Kabupaten Mabar biasanya datang jam 8 pagi dan pulang jam 6 sore," jelasnya.
Pedagang pasar lainnya, Adel Jemue (40) mengatakan, para pedagang lebih ingin berjualan di luar area pasar.
Sehingga, ia pun merasa enggan jika para pedagang dikembalikan berjualan di dalam gedung pasar.
"Di sini lebih untung daripada jualan di dalam gedung," tegasnya.
Jika dipindahkan ke dalam gedung, pihaknya berharap agar tembok yang dijadikan sekat antar pedagang di dalam gedung sekaligus dinding gedung dirobohkan.
"Biar terbuka seperti ini dan pembeli bisa bebas memilih mau beli di mana saja karena terbuka," ujarnya.
Sementara itu, di sejumlah instansi di Kabupaten Mabar terlihat memiliki tempat cuci tangan yang dilengkapi sabun.
Hal tersebut dapat dilihat pada Mapolres Mabar, Kantor Kejaksaan Negeri Manggarai Barat, Kantor Bupati Mabar, Kantor KPU Kabupaten Mabar dan sejumlah instansi lainnya.
Tidak hanya itu, sejumlah toko dan pusat pembelanjaan pun menyediakan tempat cuci tangan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Assale Viana)