News
Petani Mauliru Ini tak Peduli Covid-19 Tetap Bekerja Budidaya Mentimun, Gabriel: 55 Hari Sudah Panen
Petani Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, membudidaya ketimun atau mentimun saat pandemi Corona
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Oby Lewanmeru
POS KUPANG, COM, WAINGAPU - Petani Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, membudidaya ketimun atau mentimun saat pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Tananam ini dijadikan selingan seusai memanen padi.
Pantauan Pos Kupang, Minggu (7/6), petani menanam mentimun ini pada lahan sawah setelah panen padi selesai. Sebelum menanam ketimun, lebih dahulu bibitnya disemaikan.
Setelah bibit mencapai umur untuk dipindahkan, petani langsung memindahkan ke lahan yang telah disediakan. Untuk menopang tanaman ini saat besar, petani di Mauliru membuat ajir.
Salah satu petani di Mauliru, Gabriel Gara Karenggu Limu (58), yang ditemui mengatakan, setelah memanen padi, dirinya memanfaatkan lahan untuk menanam tanaman lain dan saat ini yang ditanam adalah ketimun.
"Saya tanam ketimun ini agar lahan ini jangan kosong setelah kami panen padi," tutur Gabriel.
Menurut Gabriel, ketimun yang ditanam adalah ketimun yang bisa dipanen setelah berumur 55 hari. "Jenis ketimun ini dari varietas yang usia panennya 55 hari," terang Gabriel.
Ditanyai hasil panen ketimun, ia mengakui, akan dibawa ke pasar untuk dijual.
"Kalau sudah panen pasti saya bawa ke pasar di Waingapu. Saya jual di pasar kalau tidak ada orang yang datang beli di sini," katanya.
Dia menyebut harga jual ketimun bisa dijual Rp 5.000 per buah, bahkan ada buah yang berukuran kecil, jual Rp 10.000 per tiga buah. *