Prediksi Fadi Zon, Sandiaga Uno Jadi Salah Satu Kandidat Pilpres 2024, Punya Modal Politik Tinggi!
Fadli Son tak mau menduga-duga soal karier politik Sandiaga Uno di masa mendatang.Menurut Fadli, terlalu dini untuk membicarakan soal Pilpres 2024.
Prediksi Fadi Zon, Sandiaga Uno Jadi Salah Satu Kandidat Pilpres 2024, Punya Modal Politik Tinggi!
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengungkapkan, Sandiaga Uno memiliki modal politik yang tinggi dalam kancah politik di Tanah Air tahun 2024 nanti.
Untuk itu, Sandiaga Uno berpeluang maju dan menjadi salah satu kandidat dalam kontestasi politik di negara ini pada Pilpres 2024.
"Saya pikir memang Pak Sandi punya modal politik yang cukup tinggi. Kemarin sebagai cawapres, saya kira wajar dengan modal politik yang tinggi seperti itu, bisa jadi salah satu kandidat. Saya kira itu hal yang logis saja di dalam politik," kata Fadli di DPR, Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengungkapkan hal itu, menanggapi prediksi Presiden Jokowi yang menyebut Sandiaga Uno berpeluang menggantikannya pada Pilpres 2024 nanti.
• Pemda Matim dan Manggarai Gelar Rapat Koordinasi Perbatasan Kabupaten, Ini Yang Dibahas!
• Instruksi Pastoral Uskup Ruteng 13 Juni 2020 Gereja Dibuka,Ini Tata Caranya Untuk Cegah Covid-19
• Update Corona TTU : Bertambah 39, Jumlah PPDP di TTU Tembus Angka 3.931 Orang
Fadli Zon menganggap, sinyal dari Presiden Jokowi sebagai sebuah gestur positif seorang eks rival.
Pada Pilpres 2019 lalu, Sandiaga maju sebagai cawapres 2019 mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sandiaga Uno yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu sempat mundur ketika maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto pada momen politik tahun 2019 lalu.
"Saya sih membacanya sebagai sebuah gesture yang bagus, yang positif saja. Saya kira tidak ada hal yang negatif di situ," tuturnya.
Meski demikian, Fadli Son tak mau menduga-duga mengenai karier politik Sandiaga Uno di masa mendatang.
Menurut Fadli, terlalu dini untuk membicarakan soal Pilpres 2024 pada saat ini.
"Nanti kita lihat saja. Tapi untuk membicarakan itu sekarang saya kira masih prematur. Jadi saya kira itu nanti sangat tergantung dinamika politik jelang itu. Saya kira masih dua tiga tahun lagi," kata Fadli

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi memberikan isyarat kepada mantan rivalnya pada Pilpres 2019, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Isyarat itu diberikan Jokowi saat meresmikan pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Raffles, Jakarta, pada Rabu 15 Januari 2020 silam.
Mulanya, Jokowi berseloroh bahwa ada kader Hipmi yang hadir dalam acara tersebut, akan menjadi kandidat capres pada Pilpres 2024 mendatang.
Namun ketika itu, Presiden Jokowi tak menyebutkan nama figur yang dimaksudkannya.
Mantan Gubernur DKI itu, hanya memberikan isyarat bahwa calon kuat penggantinya sebagai presiden ialah yang barusan berdiri.
Diketahui, hanya Sandiaga Uno yang baru saja berdiri ketika Presiden Jokowi berpidato dalam momen pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Raffles, Jakarta, pada Rabu 15 Januari 2020 silam.
Saat itu Jokowi mengaku hanya mengenal satu mantan Ketua Umum Hipmi, yaitu Sandiaga Uno yang menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
"Bahwa yang hadir di sini adalah kandidat yang kemungkinan besar akan menggantikan saya dan saya meyakini itu. Tapi, saya tidak menyebutkan orangnya siapa. Hanya tadi yang baru saja berdiri tadi (Sandiaga Uno) kira-kira," ujar Jokowi lantas disambut tepuk tangan kader Hipmi.
Sandiaga pun menilai pernyataan Presiden Jokowi yang mengisyaratkan dirinya bakal menang pada Pilpres 2024 hanya candaan.
"Ya mungkin Pak Presiden guyon (bercanda) ya tadi. Atau mungkin Pak Presiden ingin membesarkan hati saya. Pak Presiden orangnya baik," ujar Sandiaga yang juga hadir dalam acara tersebut.
Sandiaga pun mengatakan, Pemilu 2024 masih jauh. Ia menilai yang terpenting saat ini mereka yang berkeinginan maju pada Pilpres 2024 harus menunjukkan kerja nyata terlebih dahulu.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY juga akan didorong oleh Partai Demokrat untuk tampil dalam Pilpres 2024 mendatang.
• Kenali Jenis Sayuran yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan Bagi Pemilik Golongan Darah O
• Begini Skema Pemotongan 2,5 Persen Gaji PNS,TNI/Polri & Swasta Gaji Rp 5 Juta Dipotong Rp 325 Ribu
• Hari Ini, Empat Pulau di NTT Diprediksi Berpotensi Terjadi Angin Kencang, Simak Penjelasannya!
Hal tersebut telah diungkapkan Pengamat Politik dari Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin.
"Sebagai Ketua Umum, AHY tentu punya kans untuk maju pada Pilpres 2024 dan Demokrat akan mendorongnya," ujar Ujang Komaruddin.
Menurut Ujang, dorongan tersebut tentunya dibarengi dengan data-data yang teruji, terutama soal tingkat popularitas dan elektabilitas AHY.
"Jika AHY popularitas dan elektabilitasnya tinggi jelang 2024, maka peluang jadi capres atau cawapres akan besar. Begitu juga sebaliknya," ucap Ujang.
Secara pribadi, Ujang melihat AHY merupakan sosok muda yang potensial menjadi orang nomor satu di Indonesia.
"Potensial, makanya banyak yang menjegal. Tak jadi wapres Prabowo pada Pilpres 2019 dan tak jadi menteri di kabinet sekarang," ujarnya.
"Jika AHY popularitas dan elektabilitasnya tinggi jelang 2024, maka peluang jadi capres atau cawapres akan besar. Begitu juga sebaliknya," ucap Ujang.
Tentang mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ujang mengatakan, tak kemana-mana.
"Pak SBY tidak kemana-mana, hanya memberikan ruang kepada generasi selanjutnya untuk bisa lebih berkiprah lagi di Partai Demokrat".
Ujang mengungkapkan, AHY berambisi untuk membawa kejayaan Partai Demokrat dengan kembali menguasai DPR RI pada pemilihan legislatif ( Pileg) 2024.
Adapun target kemenangan di Pileg 2024 merupakan satu dari 10 program AHY dalam memimpin Partai Demokrat masa bakti 2020-2025.
AHY mengatakan, Partai Demokrat bersyukur kendati hanya meraup suara 10.876.507 atau 7,77 persen pada Pemilu 2019.
Dia mengatakan, dengan perolehan suara tersebut, Demokrat juga telah menempatkan 54 kadernya berkancah di DPR.
Berkaca dengan perolehan tersebut, AHY bertekad mampu meningkatkan jumlah kadernya yang diduduk di parlemen.
"Kita ingin kembali meningkatkan jumlah anggota DPR kita, baik DPR RI, provinsi maupun kabupaten, kota," katanya.
Dia menegaskan, target tersebut dapat terpenuhi apabila seluruh elemen Partai Demokrat bekerja keras dan berjuang bersama.
Dengan begitu, ia berharap Partai Demokrat mendapatkan suara yang lebih baik ke depannya.
"Kita harus segera mencari kader-kader terbaik kita sebagai caleg dari sekarang, jangan menunggu tahun politik, jangan menunggu 2023," ujar AHY.
Sementara itu, Politikus PDI Perjuangan Selly Gantina mengatakan, AYH merupakan sosok muda yang mau belajar.
Menurut Anggota Komisi VIII DPR ini, Partai Demokrat memilih AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, tentunya bukanlah tanpa alasan.
"Mas AHY ini anak muda, keren, dan mau belajar. Partai Demokrat memilih beliau tentu bukan tanpa alasan."

"Semoga Mas AHY bisa membuat transformasi untuk mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan yang mensejahterakan rakyat. Pikiran anak muda seperti itu yang masyarakat tunggu" ujarnya.
Pada tempat terpihah, Pakar Hukum Tata Negara, Rafly Harun mengatakan, "Khofifah Indar Parawansa, memiliki peluang besar untuk maju menjadi Calon Presiden pada Pilpres 2024."
Bagi Refly Harun, Khofifah Indar Parawansa punya modal dan pengaruh yang cukup besar.
Hal itu disampaikan Refly Harun melalui Channel YouTube pribadinya Refly Harun pada Minggu (18/4/2020).
Awalnya, dalam channel youtuber pribadinya, Refly Harun sempat menyinggung soal sosok Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto yang masih mungkin maju dalam Pilpres 2024 nanti.
Jika benar maju demikian, kata Refly Harun, maka Prabowo Subianto terhitung sudah empat kali terlibat dalam kontestasi Pemilihan Presiden di Indonesia.
Diketahui pada Pilpres 2009 ia maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri.
"Tetapi Pak Prabowo masih mungkin menjadi calon lagi jadi kalau Pak Prabowo itu menjadi calon presiden lagi, maka dia menjadi calon presiden tiga kali dan sekali calon wakil presiden satu kali," jelasnya.
Lalu, ia menyinggung bahwa Prabowo sebenarnya juga pernah ikut dalam konvensi Partai Golkar pada 2004.
"Luar biasa kan? Berarti dalam kurun waktu 2009 sampai 2024 bahkan 2004 sesungguhnya Prabowo Subianto itu juga ikut dalam konvensi Partai Golkar."
Tetapi pada waktu itu, konvensi dimenangkan oleh Pak Wiranto," ucap dia.
Jika Prabowo diprediksi masih maju dalam Pilpres 2024.
• Ini Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Selasa, 9 Juni 2020 untuk PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK
• Jadi Ketua Umum Partai Demokrat, AHY Berpeluang Ke Pilpres 2024 Tapi Banyak Yang Jegal
• Kepala Sekolah SMKN 5 Kota Kupang : Belum Tetapkan Kuota Siswa Baru
Ia kemudian menanyakan kesempatan tokoh-tokoh lain dalam memperebutkan kursi nomor 1 di Indonesia.
Pria 50 tahun itu menanyakan bagaimana peluang sejumlah tokoh terkenal di Tanah Air, seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hingga Ganjar Pranowo.
"Bisa dibayangkan bibit-bibit yang saya sebutkan tadi kira-kira akan dapat kereta atau tidak?"
"Apakah kemudian Ahok bisa dapat kereta, apakah Ganjar Pranowo bisa jadi kereta, apakah Anies bisa apa enggak, demikian Ridwan Kamil," ujarnya.
Lalu, Refly menyebut nama Ketua Umum Partai Demokrat yang sekarang, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut Refly, AHY akan lebih matang dalam berpolitik pada beberapa tahun ke depan.
"Itu baru menyebut empat nama bagaimana dengan nama-nama lainya misalnya AHY yang tentu empat tahun, lima tahun ke depan akan lebih matang," sambungnya.
Refly Harun menilai, Khofifah punya modal karena memimpin Jawa Timur.
"Bagaimana juga dengan Khofifah? Indar Parawansa yang sekarang menjadi Gubernur Jawa Timur,"
"Jangan lupa Jawa Tengah, Jawa Timur adalah daerah-daerah lumbung suara," ujar dia.
Tak hanya itu, Khofifah merupakan bagian dari Organisasi Islam Terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama.
"Apalagi Khofifah adalah perempuan dan kemudian juga kader Nahdatul Ulama, organisasi yang besar di Republik Indonesia ini," lanjutnya.
Meski demikian, Refly mengatakan bahwa semua itu tak akan berguna jika ada partai politik yang berkuasa memborong partai lain.
Sehingga, nama-nama seperti Ahok hingga Khofifah tak ada yang mengusung.
"Tapi nama-nama itu sehebat apapun kalau kartel-kartel politik itu bekerja untuk memborong partai politik tidak akan ada gunanya," ungkapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fadli Zon Sebut Sandiaga Punya Modal Politik yang Tinggi untuk Maju Pilpres 2024", https://nasional.kompas.com/read/2020/01/20/16324881/fadli-zo n-sebut-sandiaga-punya-modal-politik-yang-tinggi-untuk-maju- pilpres?page=2