Tutut Soeharto Bongkar Rahasia Soeharto yang Tak Pernah Diungkap ke Publik, Sebut Soal Dendam

Tutut Soeharto Bongkar Rahasia Soeharto yang Tak Pernah Diungkap ke Publik, Sebut Soal Dendam

Editor: maria anitoda
tututsoeharto.id
Tutut Soeharto Bongkar Rahasia Soeharto yang Tak Pernah Diungkap ke Publik, Sebut Soal Dendam 

Bapak menasehati kami untuk tetap sabar dan jangan dendam. Menurut bapak dendam tidak menyelesaikan masalah dan malah akan semakin banyak korban berjatuhan. Bapak berpesan pada kami, jangan biarkan rakyat menjadi korban hanya untuk mempertahankan kedudukan bapak jadi Presiden. Walau diberikan nasehat itu, tentu emosi kami tetap tersulut dengan hujatan-hujatan tak berdasar itu. Berat rasanya hati ini menerima tekanan saat itu yang ditujukan pada bapak. Karena kami tahu keseharian bapak. Tuduhan dan perlakuan terhadap Bapak, sudah melampaui batas.

Kadang terlayang untuk mengadu kepada-NYA, “Ya Allah, ketika kami merasa lemah, Engkau hadir untuk memberi kekuatan pada kami. Tapi, ketika kami merasa sudah semakin bertaqwa, Engkau pun hadir untuk menguji kami.”

Karena situasi yang membebani pikir saat itu, saya memberanikan diri bertanya pada bapak : “Pak, boleh saya menanyakan sesuatu yang mengganggu hati saya saat ini?”

Hubungan Kian Memanas, Negara-negara Barat Luncurkan Aliansi baru Anti-China, Ini Tanggapan Beijing

Deretan Wajah Polos Artis Sebelum Terkenal, Ada Luna Maya, Syahrini, Sule hingga Ariel NOAH

Cuma Sosok Ini yang Berani Tampar Presiden Soeharto di Hadapan Prajurit, Orangnya Kuat dan Terlatih

“Ono opo (ada apa)?” bapak bertanya.

“Selama ini saya merasa, kita semua sudah taat pada NYA. Tapi kenapa, Allah masih menguji kita begitu beratnya?”, keluh saya.

Sangat bijaksana dan dalam jawaban bapak : “Allah sedang menguji kesabaran kita, mampukah kita menerima ujian yang Allah beriken, atau kita akan menyerah dalam setiap peristiwa yang Allah beriken, terpasrah patah tanpa iman.” Bapak berhenti sejenak lalu menyambung kembali wejangannya, “Coba kamu pikirken wuk, kamu masuk sekolah dari kelas 0 sampai dengan universitas, pada setiap kenaikan kelas, pernah tidak kamu tidak diuji?”

“Selalu diuji pak”, jawab saya

“Apalagi ilmu Allah yang begitu tingginya. Tentu ujiannya lebih berat dan berbeda dengan ujian sekolah.” Lanjut bapak. “Tapi kalau kamu sabar, istiqomah dalam menjalanken sholat 5 waktu serta perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah, kamu rajin bersedekah membantu orang lain, dan kamu selalu baik dengan orang lain, insya Allah kamu akan dapet melewati semua ujian yang Allah berikan wuk .” Bapak berhenti sebentar. “Bersyukurlah kita masih diuji Allah, artinya, kita diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik kalau kita dapat melewati semua ujian dengan baik, dan itu menunjukkan bahwa Allah menyayangi kita.”

Saya terpukau mendengarkan semua petuah orang bijak di hadapan saya. Alhamdulillah beliau bapak saya.

Bapak melanjutkan wejangan nya, “Kamu harus banyak baca Al-Qur’an wuk, tapi harus dengan artinya. Agar kamu tahu, apa yang sebenarnya Allah inginkan dari kita. Dengan mendalami isi Al-Qur’an, insya Allah kamu akan mendapat petunjuk dari Allah SWT. Aamiin. Disana kamu akan mendapatken doa-doa yang Allah ajarken untuk kita. Ya… pasti baik doa-doa tersebut, karena dari Allah.”

Hubungan Kian Memanas, Negara-negara Barat Luncurkan Aliansi baru Anti-China, Ini Tanggapan Beijing

Deretan Wajah Polos Artis Sebelum Terkenal, Ada Luna Maya, Syahrini, Sule hingga Ariel NOAH

Dituduh Tak Balas Pesan yang Dikirim Aurel Hermansyah, Krisdayanti Beberkan Bukti Chat WA

Awas, Kesalahan Mencuci Tangan Membuat Virus Corona Mudah Berkembang, Jaga Kuku dan Potong Pendek

Dipenjara karena Kasus Narkoba, Unggahan Terbaru Lucinta Luna di Instagram Bikin Fans Rindu

“Sudah jangan bersedih lagi.” Bapak berkata sambil memeluk saya, dan menjenggung (memukul sayang dengan genggaman tangan) dahi saya. Saya mencium tangan bapak. “Anak bapak harus kuat. Gusti Allah tidak sare, suatu saat nanti, bila sudah saatnya, Allah akan menunjukkan, mana yang bener dan mana yang salah. Kita hadapi semua dengan senyum, dan selalu bersandar pada ajaran NYA. Jangan lupa pesen bapak, sabar dan jangan dendam. Libatken selalu Allah dalam hidup kamu”.

“Apa saya bisa sekuat bapak?” ragu saya bertanya.

Sejak saat itu, dari tahun 1998, saya mengaji dengan mendalami Al-Qur’an sampai saat ini. Alhamdulillah saya mendapatkan guru yang hafal isi Al-Qur’an, baik arab maupun terjemahannya dari adik saya, Mamiek. Dan ternyata, apa yang bapak sampaikan kepada saya, semua ada di Al-Qur’an. Subhannalloh, terima kasih ya Allah, telah memilihkan saya dan adik-adik saya terlahir dari bapak yang bernama, H. M. Soeharto bin Panjang Kertosudiro dan ibu yang bernama, Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto binti H. KPH. Soemoharyomo.

Sahabat… tulisan ini saya buat, dalam rangka mengenang bapak saya, yang dilahirkan 99 tahun yang lalu, pada tanggal 8 Juni 1921. Sekelumit kenangan yang tak mungkin terlupakan. Dan selalu menjadi pegangan hidup saya agar saya tetap kuat seperti yang bapak harapkan.

Dengan tegas bapak menjawab: “Jangan pernah kataken tidak bisa, sebelum kamu mencoba”.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved