Di Gereja Katedral Baru Ruteng, Satu Bangku Hanya untuk Tiga Umat

GUNA pencegahan penularan Covid-19, hampir sebagian besar geraja Katolik dan Protestan di NTT belum menggelar ibadah

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Guna menyiapkan misa yang menghadirkan umat, pengurus Gereja Katerdral Ruteng mengatur jarak untuk tempat duduk umat. Gambar diambil Minggu (7/6/2020) 

POS-KUPANG.COM - GUNA pencegahan penularan corona virus disease atau Covid-19, hampir sebagian besar geraja Katolik dan Protestan di NTT belum menggelar ibadah pada Minggu (7/6/2020).

Walau demikian, pengurus gereja sedang menata dan mempersiapkan gereja menyambut pelaksanaan ibadah secara terbuka.

Seperti pengurus Gereja Paroki Katedral Ruteng akan membuka kegiatan aktifitas misa pada 20 Juni 2020. Namun tetap mengikuti protokoler kesehatan untuk pencegahan Covid-19.

Artis peran Vonny Cornellya: Dicap Pelakor

Koster Gereja Paroki Katedral Ruteng, Lorens Jelinus kepada Pos Kupang, Minggu (7/6) mengatakan, sampai hari minggu ini, belum ada aktifitas misa di gereja.

"Karena kita juga masih mempersiapkan segala ketentuan sesuai persyaratan protokol kesehatan pencegahan Covid-19," ungkap Lorens.

Update Corona di TTU Bertambah 143, Jumlah PPDP di TTU Tembus Angka 3.892 Orang

Lorens menjelaskan, untuk mencegah pandemi Covid-19, pihak paroki hanya meyediahkan 894 tempat duduk bagi umat di gereja Katerdral Baru Ruteng untuk setiap perayaan misa. Padahal sebelum Covid-19 total daya tampung umat lebih dari 2000 umat.

"Jadi satu bangku hanya bisa ditempati 3 umat setelah sebelumnya bisa tampung 8 umat. Ini untuk menjaga jarak guna memutuskan mata rantai penularan covid-19 ini," jelas Lorens.

Lorens mengatakan, dengan pengaturan jarak maka sebagian umat akan tidak terlayani misa. Agar semua umat bisa terlayani pada misa hari minggu di masa pandemi covid-19, pihaknya menyiapkan empat tempat misa selain Gereja Katedral Baru, juga Gereja Katedral Lama, Aula Paroki Baru dan Aula Paroki Lama. Juga memperbanyak jadwal jam misa setiap minggu. Jadi total 16 kali misa di hari Minggu untuk paroki Katedral Ruteng.

Lorens mengatakan, pihaknya sangat menaati ketentuan prmerintah terkait protokol kesehatan. Umat juga harus wajib pakai masker, diukur suhu tubuh dengan thermo gun, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum masuk gereja dan duduk wajib jaga jarak sesuai tempat yang sudah disediakan.

"Kita juga rancang untuk umat yang usia 60 tahun ke atas dan Balita dianjurkan tidak boleh datang misa di gereja, diharapkan di rumah saja apalagi yang punya penyakit bawaan karena kita juga tetap siapkan live streaming. Ini kita rancang juga untuk mencegah penularan virus ini," jelas Lorens.

Pantauan Pos Kupang di Gereja Katedral Baru Ruteng, Minggu (7/6) pagi, di dalam gereja terlihat bangku-bangku untuk tempat duduk umat sudah dibatasi dengan diberi garis silang, hanya terlihat 1 bangku untuk tiga orang umat yang bisa tempati saat misa nantinya.

Hal yang sama juga terlihat di rumah-rumah ibadah di wilayah Sumba Timur. Pada Minggu 7 Juni 2020 di Waingapu, ibadah masih tetap dilakukan di rumah. Beberapa denominasi gereja di Waingapu, hampir semua melakukan ibadah online atau dalam jaringan (daring).

Hal ini terlihat di GKS Payeti,GKS Waingapu, GKS Praiwora, GBI Matawai, GBI Waingapu, Gereja Katolik Sang Penebus Waingapu. Gereja-gereja tersebut belum ada kebaktian yang menghadirkan banyak umat. Beberapa gereja yang menggelar ibadah online hanya dihadiri pendeta dan beberapa pelayan.

Ketua BPMJ GKS Payeti, Pdt. Yuliana Ata Ambu, S.Th mengatakan, kebaktian Minggu masih berlangsung di rumah masing-masing. Pasalnya wilayah Sumba Timur masih merupakan daerah terpapar Covid-19.

"Kalau nanti diizinkan kebaktian, maka kami akan lakukan protokol kesehatan seperti, cuci tangan, penggunaan masker, jaga jarak, tidak jabat tangan dan lainnya," jelas Yuliana.

Di Gereja GMIT Paulus Naikoten Kupang juga belum bisa lakukan kegiatan beribadah. Ketua majelis jemaat Paulus Naikoten, Pdt. Any Dikarti Sapay Mella, S.Th. di kediamanya, Minggu (7/6/2020) menjelaskan, imbauan dari Ketua Sinode tanggal 28 Mei agar gereja-gereja boleh mempersiapkan gedung dan jemaat lakukan kebaktian tetapi dengan beberapa catatan.

"Gereja-gereja yang boleh lakukan kebaktian hanya untuk jemaat-jemaat yang masih berada di zona hijau, boleh tanggal 14 Juni mulai, tetapi bagi jemaat yang berada di zona merah mohon untuk dipertimbangkan" ujar Pdt. Any

Jadi, lanjut Pdt. Any, pihaknya akan melakukan rapat Majelis Jemaat Harian (MJH) untuk persiapkan jemaat dengan mengisi formulir untuk kesediaan mengikuti perjamuan kudus di rumah atau di gereja.

"Pengisian formulir untuk mengikuti kebaktian pada tatanan baru. Jadi, sekarang masih tahap pengisian formulir dan dikumpulkan 12 Juni. Setelah semua formulir terkumpul, kami akan lakukan rapat MJH," jelasnya.

Kata Pdt. Any, Majelis Jemaat Harian (MJH) telah mengkonsepkan 21 Juni, namun melihat kesediaan seluruh jemaat. Apabila 75 persen jemaat bersedia lakukan kebaktian di gereja, berarti pihaknya siap mulai kebaktian di gereja. (rob/yel/cr6)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved