Momen Menakjubkan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Petugas Pantau Sarang Burung Garuda, Info
Akun instagram Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) @tngedepangrango mengeposkan sebuah video sarang
“Garuda” Sang Penguasa Langit Jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Momen menggembirakan adalah ketika bisa melihat perkembangan satwa liar langsung di habitat aslinya.
Sang penguasa langit jawa ini terpantau dari kecil sampai bersiap mengangkasa di lereng Pangrango.
Sebagai top predator, burung yang terancam punah ini (Endangered) begitu penting eksistensinya di alam.
Selain itu, burung ini merupakan salah satu indikator lingkungan. Keberadaan elang jawa tersebut menunjukan pentingnya TNGGP sebagai habitat untuk perlindungan satwa liar dilindungi.
Dengan kata lain, TNGGP masih sehat dan baik-baik saja Sobat. Jadi melestarikan dan membiarkan sang "Garuda" nyaman terbang di alam adalah hal yang mutlak dilakukan untuk kebaikan semesta
Hayo apa kira-kira yang bisa Sobat lakukan untuk membantu melestarikan burung Elang Jawa? Atau ada cerita unik tentang Elang Jawa yang membuat Sobat makin cinta alam Indonesia? Tulis di komen ya, siapa tahu ceritamu menjadi inspirasi bagi Sobat lainnya
Simak video selengkapnya di bawah ini :
ANAK MACAN TUTUL DI GUNUNG GEDE PANGRANGO
Sementara itu, dalam berita sebelumnya, seekor anak macan tutul turun dari Gunung Gede Pangrango ke kawasan permukiman di tengah masa virus corona atau pandemi covid-19..
Hal tersebut dikabarkan akun instagram halimunsalak_np, instagram Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak pada 4 April 2020.
Anak macan tutul jawa (Panthera Pardus Melas) turun ke sebuah peternakan ayam di Kampung Sudajaya Girang, Desa Sukajaya, Sukabumi pada 3 April 2020.
Satwa tersebut dievakuasi oleh petugas Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (@tn_gedepangrango) dan (@bbksda_jabar) yang dibantu beberapa pegawai peternakan ayam ke Kantor Bidang PTN Wilayah II Sukabumi TN Gunung Gede Pangrango.
Pihak Taman Nasional Gunung Halimun Salak ikut berperan serta, dengan mengirim tim yang terdiri pengendali ekosistem hutan (PEH), dokter hewan, dan kader konservasi untuk membantu dalam penanganan awal.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik secara visual diketahui satwa tersebut mengalami stres, dehidrasi dan kelaparan, serta kondisi fisiknya yang terlihat lemas. Menyedihkan.