Amerika Tak Kuat sendirian , Kini Ajak dan Kumpulkan Negara-negara Kuat Hadapi China
Meski demikian sepertinya Amerika tak tidak ingin menghadapi negeri tirai bambu itu sendirian , negeri paman Sam itu pun mengajak sejumlah negara terk
Rusia sendiri awalnya bergabung dengan G7 pada 1997, kemudian kelompok ini mengubah namanya menjadi G8.
Pada 2018, G8 mengeluarkan Rusia dari kelompok itu setelah krisis politik di Ukraina dan aneksasi Krimea oleh Rusia.
Setelah meninggalkan grup, Rusia tidak menunjukkan niat untuk kembali ke G7 dan mengatakan bahwa grup G20 beroperasi lebih efektif.
Baru kemudian kini Rusia baru akan kembali bergabung dengan G7, setelah Trump mengundang.
Reuters melaporkan bahwa Trump telah melakukan percakapan telepon dengan Putin.
Trump telah secara langsung mengundang Presiden Rusia untuk bergabung dalam KTT G7 yang dijadwalkan ulang akan diadakan di AS pada bulan September.
Namun, proposal untuk mengundang Rusia menghadiri KTT oleh Presiden Trump pun telah menghadapi tentangan dari dua anggota G7 lainnya, Inggris dan Kanada.
"Tidak ada bukti bahwa Rusia telah mengubah perilakunya untuk siap kembali ke G7," katanya.
Menurut para ahli, AS yang mengundang Rusia untuk menghadiri KTT G7 menunjukkan bahwa Presiden Trump ingin meningkatkan hubungan dengan Moskow untuk fokus pada Cina.
Dari empat negara yang diundang oleh Amerika Serikat, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menerima paling awal.
Mantan Komandan NATO Bocorkan Pemicu Perang Dingin Amerika dan China di Laut China Selatan
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Eskalasi perang dingin antara Amerika Serikat dan China di Laut China Selatan (LCS) meningkat akhir-akhir ini.
Selain keduanya saling memamerkan kekuatan dan saling sindir mengenai pandemi virus corona, sebenarnya kedua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut tengah memperebutkan cadangan minyak dan gas alam di dasar LCS.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Mantan Komandan Sekutu Tertinggi NATO dan pensiunan Angkatan Laut AS, Laksamana James Stavrdis dalam opininya di Bloomberg, Jumat (22/5/2020).
Stavrdis mengatakan, ia telah menghabiskan sebagian besar karir militernya berlayar di Pasifik dan berlayar berkali-kali melewati perairan lembab Laut China Selatan.