Tiga Warga Ngada Tewas Keracunan di Kali Roba Keli, ini Kata Dinas Pertambangan dan Energi NTT

Tiga warga Desa Turamori, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur ( NTT), tewas keracunan

Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/SHUTTERSTOCK
Ilustrasi tewas 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Tiga warga Desa Turamori, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur ( NTT), tewas keracunan saat mencari lebah di Kali Kering Roba Keli pada Sabtu (30/5/2020) petang. Saat itu, bersama dua warga lainnya, mereka hendak membakar sarang lebah di lokasi tersebut.

Malang tak dapat ditolak, salah seorang dari mereka, Yohanes Lede, didapati warga tidur telentang di samping bebatuan di kali kering dalam keadaan tewas, sementara 4 korban lainnya pingsan.

Untuk Mencerdaskan Generasi Bangsa, SMAK Suria Layani Siswa dengan Sebaiknya

Selain Yohanes yang meninggal di lokasi, kerabat lain, Thomas Foju (28) dan Nazarius Sarisius Manu (13) juga meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit umum daerah Bajawa. Sementara, Maria Florida Tea (27) dan Yoseph Nono Ebu (68), masih dirawat di RSUD Bajawa.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT melalui Kepala Bidang Geologi dan Air Tanah Dinas ESDM NTT Johny D Dahoklrory yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM pada Selasa (2/6) mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab insiden tersebut.

PMI Matim Bagi Sembako dan Masker Untuk Warga Torok Golo

Hal tersebut diakuinya karena urusan panas bumi dan minyak bumi tidak menjadi kewenangan Dinas Pertambangan dan Energi provinsi, terapi merupakan wewenang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Kita belum bisa pastikan, tetapi kalau panas bumi dan minyak bukan kewenangan kami, itu kewenangan teman teman di kementerian (Kementerian ESDM)," ujar Dahoklrory kepada POS-KUPANG.COM.

Namun demikian, menurutnya, penyebab kematian dalam insiden tersebut bisa juga disebabkan Gas Beracun Monoksida (CO).

"Belum tentu belerang karena di dalam panas bumi itu gas macam macam. Kalau belerang dari jauh bisa cium, kalau lama terpapar maka hidung kebal. Yang takutkan itu tidak mencium bau, tapi gas itu beracun. Itu karbon monoksida , tidak berbau tetapi sangat beracun," ujarnya.

Karenanya, ia mengimbau warga untuk menjauhi lokasi tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved