Maju Pilpres 2024, Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi, Disusul Sandiaga Uno dan Anies Baswedan

Ada kekhawatiran pemilih Prabowo Subianto akan meninggalkannya saat memilih masuk Kabinet Presiden Jokowi. Ternyata tidak pemilih Prabowo masih loyal

Editor: Frans Krowin
(Twitter @Kemhan_RI)
Jokowi dan Prabowo (paling depan) disusul para menteri saat kunjungi PT PAL, Senin (27/1/2020) 

Maju Pilpres 2024, Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi, Disusul Sandiaga Uno dan Anies Baswedan

POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Berdasarkan hasil survei Cyrus Network, elektabilitas Prabowo Subianto tertinggi dari semua figur yang dinilai layak maju pada Pilpres 2024 mendatang.

Hal tersebut diungkap Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo, belum lama ini.

Bamsoet menyampaikan hal itu, menanggapi hasil rilis survei Cyrus Network yang mencatat tingginya elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

"Itu menunjukkan bahwa Pak Prabowo pantas untuk maju kembali dalam Pilpres 2024."

"Pertanyaannya adalah, apa iya orang yang sudah berkali-kali gagal lalu bisa?, " kata Bamsoet menanggapi pemaparan rilis survei di Gondangdia, Jakarta Pusat itu.

Bamsoet menegaskan, kesempatan untuk maju dan berhasil memenangkan kontestasi pilpres tetap ada.

Refly Harun Sebut Minta Presiden Mundur Sah Secara Konstitusional, Ungkit Sejarah Soekarno & Gus Dur

Covid-19: Jangan Memakai Sarung Tangan saat Belanja di Supermarket

Anang Hermansyah Ungkap Cobaan Terberat Dalam Hidup Raffi Ahmad Merinding Dengar Kisah Suami Ashanty

Dia mencontohkan kondisi Khofifah Indar Parawansa saat berkali-kali gagal di Pilgub Jawa Timur.

Namun pada akhirnya, Khofifah berhasil menjadi orang nomor satu di Jawa Timur.

"Jadi sangat tergantung pesaing. Nah sampai hari ini belum ada pesaing yang potensial yang bisa menyamai Prabowo," tegasnya.

Selain itu, Bamsoet melihat elektabilitas ini juga dipengaruhi faktor pemilih Prabowo Subianto yang loyal dan berjumlah besar.

Ada kekhawatiran, pemilih akan meninggalkan Prabowo Subianto saat memilih masuk dalam Kabinet Presiden Jokowi. Ternyata Prabowo tidak ditinggalkan.

"Jadi ini menunjukkan bahwa Prabowo memiliki pemilih yang loyal dan jumlahnya besar," tuturnya.

Sebelumnya, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tercatat mengalami kenaikan yang signifikan.

Hal ini berdasarkan temuan survei nasional yang digelar Cyrus Network terhadap 1.230 responden pada 24-30 Januari 2020.

"Dari sisi kontestasi politik, Prabowo Subianto kembali muncul sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi, yakni 24 persen," ujar CEO Cyrus Network Eko Dafid Afianto dalam pemaparan rilis survei di Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).

Menurut Eko, kondisi ini juga didukung portofolio Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

Dia lantas membandingkan elektabilitas Prabowo saat ini dengan elektabilitasnya pada Juli 2019 lalu.

"Saat itu, elektabilitas Prabowo hanya menduduki posisi ketiga dengan 16 persen. Elektabilitas Prabowo saat itu berada di bawah Sandiaga Uno, 23 persen dan Anies Baswedan, 19 persen," ungkapnya.

Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tercatat mengalami kenaikan yang signifikan sebagai calon presiden dalam pemilu mendatang.

Hal ini berdasarkan temuan survei nasional yang digelar Cyrus Network terhadap 1.230 responden pada 24-30 Januari 2020.

"Dari sisi kontestasi politik, dalam simulasi tujuh nama tokoh, Prabowo Subianto kembali muncul sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi, yakni 24 persen," ujar CEO Cyrus Network Eko Dafid Afianto.

Selain Prabowo, nama lain yang masuk antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan politisi Partai Gerindra Sandiaga Uno.

Menurut Eko, kondisi ini juga didukung pandangan responden atas portofolio Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

Dia lantas membandingkan elektabilitas Prabowo saat ini dengan elektabilitasnya pada Juli 2019 lalu.

Sandiaga Uno membahas sanksi bagi perusahaan yang melanggar PSBB dalam acara Hot Indonesia, Minggu (10/5/2020).
Sandiaga Uno membahas sanksi bagi perusahaan yang melanggar PSBB dalam acara Hot Indonesia, Minggu (10/5/2020). ((Capture YouTube TvOne))

"Saat itu, elektabilitas Prabowo hanya menduduki posisi ketiga dengan 16 persen. Elektabilitas Prabowo saat itu, berada di bawah Sandiaga Uno (23 persen) dan Anies Baswedan (19 persen)," ucapnya.

Eko melanjutkan, saat ini Sandiaga Uno masih populer dan mendapat dukungan yang signifikan.

Hanya saja, elektabilitas Sandiaga Uno saat ini turun menjadi 19 persen.

Di sisi lain, elektabilitas Anies Baswedan menurun tajam jika dibandingkan hasil survei pada 19 Juli lalu.

"Elektabilitas Anies menurun tajam dibandingkan kondisi pada Juli 2019, yakni 19 persen ke 13 persen," ucap Eko.

Adapun faktor yang memengaruhi penurunan elektabilitas Anies Baswedan adalah adanya persoalan penting di DKI Jakarta.

Persoalan yang menyangkut kepemimpinan Anies Baswedan di Ibu Kota negara ini, kata Eko, dinilai banyak menimbulkan kontroversi.

"Misalnya, persoalan banjir di awal tahun dan penyusunan APBD. Sebab persoalan DKI Jakarta menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia," ujar Eko.

Selain tiga nama di atas, ada nama Ganjar Pranowo yang tercatat memiliki kenaikan elektabilitas cukup signifikan dari 8,7 persen ke 13,2 persen.

"Sehingga elektabilitas Ganjar sedikit lebih unggul dibanding Anies," tutur Eko.

Survei ini menguji beberpapa isu paling aktual bidang sosial politik dan pemerintahan.

Adapun survei ini bertujuan menguji berbagai isu paling aktual bidang sosial, politik dan pemerintahan.

Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan margin of error sebesar +/- 2,85 persen.

Survei menggunakan responden tersebar di 123 kelurahan/desa di 34 provinsi di Indonesia. Jumlah responden di tiap provinsi proporsional sesuai dengan besarnya penduduk di masing-masing provinsi.

Fadli Zon Ungkap 3 Masalah Besar Dibalik Kebijakan New Normal Presiden Jokowi, Ini Mencemaskan!

Nagita Slavina Disemprot Istri Mantan Pacar Gara-gara Curhat , Sebut Dari Diam, Sabar Sampai Muak!

Ratusan Paket Sembako dari Muhaimin Iskandar Dibagikan di Manggarai Barat

Gubernur DKI, Anies Baswedan
Gubernur DKI, Anies Baswedan (ISTIMEWA)

Survei IPO Prabowo Kalah

Sementara itu menurut hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) Prabowo Subianto diprediksi akan mengalami kekalahan apabila kembali maju dalam bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Sejak 2019 sampai 2020, bahkan di awal 100 hari pemerintahan Jokowi-Maaruf Amin, trennya adalah menurun. Jadi ini kalau dilanjutkan, maka lebih besar potensinya untuk kalah dibandingkan yang menang," ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).

IPO mencatat, sebesar 64,5 persen dari total 1.600 responden meyakini Prabowo akan kalah.

Sedangkan, peluang kemenangannya hanya sebesar 16,4 persen.

Adapun responden yang ragu-ragu atas kemenangan Prabowo sebesar 9,2 persen dan tergantung pasangan sebesar 9,9 persen.

Dalam survei tersebut, Prabowo masuk dalam deretan klaster tokoh lama bersama Menko Polhukam Mahfud MD dan politisi PKS Hidayat Nur Wahid.

Kemudian disusul Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, politisi PAN Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo.

Uniknya, kendati diprediksi akan mengalami kekalahan, Prabowo justru meraup popularitas tertinggi di deretan tokoh lama.

Menteri Pertahanan itu meraih kepopuleran sebesar 92,6 persen.

Sedangkan Bambang Soesatyo menjadi tokoh lama paling rendah popularitasnya sebesar 21,0 persen.

Dedi mengatakan, faktor kekalahan Prabowo terjadi karena tingkat keterpilihan pada Pilpres 2024 lebih condong mengarah kepada tokoh-tokoh baru.

Tokoh baru itu antara lain, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, politisi Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Mendagri Tito Karnavian.

Lalu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua DPR Puan Maharani, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Dengan begitu, kata Dedi, kondisi tersebut memungkinkan menjadi titik akhir perjalanan politik elektoral Prabowo.

"Jika mendapat pasangan politik dari parpol terkuat sekalipun, Prabowo tetap akan lebih berpeluang kalah dibanding menang," kata dia.

Survei nasional ini dilakukan sejak 10 Januari 2020 hingga 31 Januari 2020 dengan total 1.600 responden yang dipilih secara purposive sampling. Adapun penyebaran responden terdapat di 27 provinsi dengan tingkat kepercayaan sebesar 97 persen dan margin of error 4,5 persen. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Peluang Prabowo Subianto di Pilpres 2024, Akan Menang Atau Kalah? Ini Hasil Terbaru 2 Lembaga Survei, https://wartakota.tribunnews.com/2020/03/14/peluang-prabowo- subianto-di-pilpres-2024-akan-menang-atau-kalah-ini-hasil-terb aru-2-lembaga-survei?page=all

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved