Tak Sepakat New Normal, Mahasiswi Ini Surati Presiden Jokowi, ini Pendapatnya !
Salah satu mahasiswa di Kupang yang tidak menyetujui penerapan New Normal di Indonesia bahkan menempuh langkah untuk menyurati Presiden
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso

Tak Sepakat New Normal, Mahasiswi Ini Surati Presiden Jokowi, ini Pendapatnya !
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Rencana penerapan kebijakan New Normal yang akan diterapkan menuai pro dan kontra. Di NTT, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan akan mulai memberlakukan New Normal atau Kehidupan Normal Baru pada 15 Juni 2020 mendatang.
Salah satu mahasiswa di Kupang yang tidak menyetujui penerapan New Normal di Indonesia bahkan menempuh langkah untuk menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mahasiswi tersebut, Milia Dwiputri Manu, menyurati Presiden Jokowi sebagai bentuk penolakannya terhadap rencana penerapan New Normal.
Kepada POS-KUPANG.COM, mahasiswa asal Kabupaten Sumba Timur itu mengaku telah menyurati Presiden Jokowi melalui email sebagai bentuk sikap penolakannya.
Menurutnya angka penderita Covid-19 di Indonesia belum berada di level stabil. Indonesia bahkan baru memasuki fase puncak sehingga baginya, keputusan presiden tersebut masih terlalu dini.
“Ini hal urgent atau penting karena menyangkut seluruh masyarakat Indonesia. Saya menolak kebijakan Pak Presiden untuk menerapkan sistem new normal karena angka penderita Covid 19 negara kita belum berada di level yang stabil," ujar Milia pada Senin (1/6/2020).
Ia menambahkan seharusnya Presiden Jokowi perlu mempertimbangkan dengan matang setiap indikator-indikator pemberlakuan new normal. Salah satunya adalah kesadaran masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan.
Menurutnya, sebagai seorang warga negara, mengirim surat kepada presidennya merupakan sebuah hal yang wajar.
Menurutnya, berkaca dari tayangan televisi, youtube ataupun media sosial lainnya, ada begitu banyak foto maupun video viral masyarakat yang berkerumunan bahkan berdesak-desakan di bandara, pasar, arus mudik yang meningkat, hingga tempat wisata yang ramai dikunjungi.
"Masyarakat yang mengabaikan anjuran pemerintah untuk stay at home, physical distancing, menggunakan masker serta protokol kesehatan lainnya. Ini harus jadi perhatian khusus ketika pemberlakukan New Normal,” kata mahasiswa Jurusan Hukum Undana ini.
Dalam suratnya, ia menjelaskan bukan tidak sepakat terhadap New Normal. Menurutnya, waktunya belum tepat. Pemerintah harus melakukan edukasi dalam skala besar ke warga terkait protokol kesehatan secara masif untuk mulai melakukan New Normal.
Menurutnya dalam satu dua bulan ini belum layak diberlakukan new normal. Langkah-langkah yang bisa dilakukan pak presiden sebelum memasuki fase new normal adalah melakukan edukasi skala besar ke masyarakat melalui badan-badan atau instansi-instansi terkait hingga sampai ke pelosok-pelosok daerah.
• VIDEO—Jelang Penerapan New Normal, Tidak Ada Kasus Baru Covid-19 Di NTT
• VIDEO—Antisipasi Kedatangan Ribuan TKI, Tim Covid-19 Sumba Barat Gelar Operasi
• Memaknai Surat-surat dari Molokai-Hawaii (16); Hoomanawanui ; Sabarlah
"Mengedukasi masyarakat dengan baik tentang pentingnya menjalankan protokal kesehatan, bahaya ataupun dampak virus corona sehingga masyarakat dapat membangun kesadarannya untuk menjalankan berbagai anjuran pemerintah dalam memutuskan rantai penyebaran covid-19," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)