Di Ende Soekarno Tinggal di Rumah Haji Abdullah, Ada 7 Tempat Bersejarah Tanpa Penanda &Tak; Terawat

sangat berkesan bagi mereka dan tentu seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Ende

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI.
Rumah Pengasingan Bung Karno di Jl. Perwira Kabupaten Ende, Senin (1/6/2020). 

Di Ende Kenapa Soekarno Tinggal di Rumah Haji Abdullah, Ini Tempat Bersejarah Tanpa Penanda dan Tak Terawat!

POS-KUPANG.COM | ENDE - Ir. Soekarno atau Bung Karno menjalani masa pengasingannya di Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1934-1938.

Pengasingan Soekarno ke Ende, pasca Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge, mengeluarkan surat keputusan pengasingan Ir Soekarno ke Ende, 28 Desember 1933.

Bung Karno bersama dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi, bertolak dari Surabaya menuju Pelabuhan Ende dengan kapal barang KM van Riebeeck.

Selama kurang lebih delapan hari perjalanan, 14 Januari 1934 Soekarno tiba di Pelabuhan Ende. Di Ende Soekarno bersama keluarga tinggal di Rumah Haji Abdullah.

Hari ini peringatan Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 2020 POS-KUPANG.COM, mendatangi Rumah Pengasingan Bung Karno dan sejumlah tempat yang terkait dengan Presiden pertama Republik Indonesia tersebut.

Menurut warga setempat rumah pengasingan Bung karno ditutup sejak mewabahnya Covid-19 di Tanah Air.

Namun POS-KUPANG.COM, berupaya menghubungi Safrudin penjaga Rumah Pengasingan tersebut. Alhasil, Udin sapaan akrab Safrudin mengizinkan POS-KUPANG.COM masuk.

Halaman rumah pengasingan Bung karno tampak teduh dan asri ada sebuah pohon besar di samping kiri rumah dan di depan berdiri kokoh patung bung Karno. Di Belakang rumah ada sebuah sumur tua.

Pria yang sudah 19 tahun menjaga rumah tersebut, lantas memperkenalkan kepada POS-KUPANG.COM, berbagai fasilitas dan benda peninggalan Bung Karno dan Keluarga di dalam rumah tersebut.

Mulai dari ruang depan terbagi menjadi dua ruangan. Sebelah kiri ada beberapa kotak kaca berisi peralatan rumah tangga seperti gelas, dulang, setrika besi, sarung Kalimantan Timur.

Selain itu ada alat musik biola, kaki meja dan salinan Tonil yang pernah dibawakan Soekarno di Gedung Imakulata Ende.

Suasana ruangan pun tampak teduh dan antik. Di dinding tampak berbagai foto Bung Karno, di plafon bergantungan lampu-lampu menyerupai bunga.

Selanjutnya di dinding menuju ruang depan sebelah kanan, ada lukisan besar bernuansa Bali, yang menurut Udin dilukis sendiri oleh Bung Karno.

Sementara di dalam ruangan, ada meja marmer dan dua kursi anyaman rotan. Menurut Udin ruang itu dipakai untuk menerima tamu.

Lalu ruang tengah tampak lengang, hanya di dinding terpampang beberapa foto aktivitas Bung Karno selama di Ende.

Sebelah kiri ruang tengah ada kamar dengan dua tempat tidur, sementara sebelah kanan merupakan kamar Bung Karno ada satu tempat tidur dan satu lemari. Lalu di belakang ada ruang semedi Bung Karno dan dapur.

Menurut Udin, setiap tanggal 1 Juni banyak pengunjung datang namun tahun ini tidak ada pengunjung kecuali POS-KUPANG.COM. "Banyak kalau tahun-tahun sebelumnya, banyak yang dari luar Ende, tapi tahun ini tidak ada karena ditutup," ujarnya.

Udin mengakui, cerita berbau mistis yang berkembang di masyarakat, benar. "Misalnya ada suara anah, suara prajurit, bunyi orang berjalan ramai-ramai, tapi saya sudah terbiasa dengan itu dan saya nyaman saja," ungkapnya.

POS-KUPANG.COM lantas bergeser ke rumah cucu Haji Abdullah, Yanto Ambuwaru. Rumah Yanto Ambuwaru persis di samping kanan atau bertentangga dengan rumah pengasingan Bung Karno.

Menurut Ambuwaru, Kakek Haji Abdullah merupakan seorang pedagang dan tokoh di Kelurahan Kotaraja. Karena Haji Abdullah seorang pedagang, kata Ambuwaru, Kakek Haji Abdullah cukup dikenal, di Ende maupun luar Ende.

Cerita tentang Soekarno, kata Ambuwaru, diwariskan turun temurun secara lisan oleh Kakeknya. "Jadi saya dapat cerita dari ayah saya Ahmad Ambuwaru, yang kala itu sering menemani kakek bertemu Bung Karno," ungkapnya.

"Orang banyak kenal beliau, dan dia juga tokoh di sini. Waktu itu, ada ketika Bung Karno tiba di Ende, ada orang yang datang menemui kakek menanyakan rumah yang mau ditempati Bung Karno," ungkapnya.

Menurut Ambuwaru, saat di Ende Soekarno mencari dan ingin tinggal di rumah yang menghadap ke Timur atau ke arah matahari terbit.

"Dan rumah kakek saya itu menghadap ke timur dan kala itu mungkin satu-satunya rumah yang cukup bagus, yah rumah kakek saya," ungkapnya.

Menurutnya, kala itu, rumah Kakek Haji Abdullah ditempati oleh kontraktor asal Pulau Jawa dari PT. Hutama Karya yang mengerjakan proyek jalan trans Flores.

"Nah karena Soekarno mau tinggal di rumah itu, kontraktor dipindahkan oleh kakek, setelah Soekarno pulang, kontraktor itu tinggal lagi di rumah itu," ungkap.

Dia menceritakan, selama berada di rumah pengasingan Bung Karno bergaul akrab dengan warga sekitar.

Lanjutnya, 31 Oktober 1938 Bung Karno bersama keluarga meninggalkan Ende dan kembali lagi ke Ende setelah Indonesia merdeka.

"Waktu dia kembali lagi ke Ende, Bung Karno minta langsung ke Kakek Abdullah bahwa rumah pengasingan itu dijadikan tempat situs, tempat bersejarah," ungkapnya.

Rumah Pengasingan Dianggap Mistis, Embuwaru dan Keluarga : Kami Tidak Rasa Apa-apa

Ambuwaru menceritakan, banyak sekali cerita berbau mistis yang berkembang di masyarakat tentang rumah pengasingan Bung karno.

"Kalau kami sendiri yang sehari-hari di sini, kami merasakan apa-apa, apalagi itu rumah kakek, kami aman-aman saja," kata dia.

Menurutnya, cerita berbau mistis yang berkembang di masyarakat antara lain, ada suara-suara aneh dan bayangan hitam di rumah pengasingan.

Dia katakan, mungkin setiap orang punya pengalaman berbeda-beda ketika ada di rumah pengasingan tersebut. Tapi bagi Embaru dan keluarga rumah pengasingan itu sangat teduh dan nyaman.

Awambaru menuturkan, selama berada di Ende ada beberapa tempat penting yang perlu diketahui selama Bung Karno hidup di Ende, antara lain, Pelabuhan Ende, Pos Militer, Taman Bung Karno, Katedral dan Makam Amsi, Gedung Imakulata, Masjid Ar-Rabithah dan Eks Toko De Leew.

Keterangan Ambuwaru terkait tempat-tempat tersebut didukung dengan informasi yang diperoleh POS-KUPANG.COM dari Booklet Revitalisasi Kawasan Bersejarah Bung Karno di Ende.

1. Pelabuhan Ende

Pelabuhan Ende merupakan lokasi berlabuhnya Kapal pengangkut Soekarno dan keluarga. Saat pelabuhan Ende menjadi pelabuhan yang cukup terkenal karena menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal dari berbagai daerah.

Pantauan POS-KUPANG.COM, kondisi pelabuhan Ende saat ini cukup baik, memiliki view yang menarik ke arah laut dan pulau. Warga sekitar sering memancing ikan di Pelabuhan tersebut. Sayangnya, tidak ada penanda bahwa Bung Karno pernah berlabuh di pelabuhan tersebut.

2. Pos Militer

Ketika menginjakan kaki di Ende, Bung Karno dan keluarga dibawa oleh prajurit Belanda ke Pos Militer (saat ini Markas POM). "Menurut cerita ayah, Bung Karno dikawal ketat oleh prajurit Belanda," ungkapnya.

Menurutnya, Bung Karno juga diawasi ketat oleh prajurit Belanda selama berada di Ende. Bung Karno juga diwajibkan melapor diri secara rutin di Pos Militer tersebut.

3. Taman Bung Karno

Embawaru menuturkan, Taman Bung Karno merupakan tempat Bung Karno beristirahat. Taman ini dekat Pantai Pelabuhan Ende. Di Taman ini ada pohon sukun bercabang lima, tempat favorit Bung Karno di bawah pohon sukun inilah Bung Karno mendapat mengenai butir-butir mutiara kebangsaan yang menjadi pokok-pokok pikiran Pancasila.

Pantauan POS-KUPANG.COM, di Taman ini telah dibangun patung Bung Karno berukuran besar, tampak Bung Karno tengah duduk memangku kaki melihat ke arah pantai. Sekeliling Taman ini m
dipagari seng, karena masih ada beberapa item taman yang belum selesai dikerjakan.

4. Masjid Ar-Rabithah

Masjid ini merupakan masjid yang paling sering dikunjungi Bung Karno untuk shalat jumat. Saat ini masjid tersebut digunakan untuk umat muslim untuk beribadah, kondisinya masih bagus. Sayangnya tidak ada penanda bahwa Bung Karno sering shalat jumat di masjid tersebut.

5. Katedral

Katedral Ende merupakan tempat Bung Karno membangun relasi pertemanan dengan para pastor. Di Katedral juga Bung Karno banyak membaca karena dia diberi keluasan untuk menggunakan perpustakaan di Katedral.

6. Gedung Pertunjukan Imaculata

Embawaru menuturkan, Gedung Pertunjukan Imakulata, merupakan tempat yang sangat penting karena di sanalah Soekarno menyuarakan perjuangannya untuk Indonesia merdeka.

Menurutnya, di gedung tersebut Soekarno bersama kelompok Kelimutu binaan Soekarno mementaskan tonil-tonil perjuangan. Menurutnya, kurang lebih ada tiga belas Tonil yang dibuat oleh Soekarno.

Antara lain, Dokter Setan, Rendo, Rahasia Kelimutu, Jula Gubi, Kut Kutbi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dinamit, Nggera Ende, Amoek, Rahasia Kelimutu II, Sang Hai Rumba, dan 1945.

Sayangnya, gedung ini tidak terawat dengan baik. Pantauan POS-KUPANG.COM, banyak sampah berhamburan dan coretan di dinding. Juga tak ada penanda bahwa Soekarno pernah mementaskan tonil di Gedung tersebut.

7. Eks Toko De Leew

Eks Toko De Leew merupakan tempat Soekarno mengirim atau menerima surat. Bangunan asli toko ini sudah tak ada lagi dan tidak ada penanda yang menunjukan keterkaitan Soekarno dengan Eks Toko De Leew.

8. Makam Amsi

Makam Amsi merupakan makam ibu Amsi mertua Bung Karno. Makam ini masih ada dan utuh.

Ambuwaru menuturkan, pengasingan Bung Karno, sangat berkesan bagi mereka dan tentu seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Ende bisa menjaga rumah itu dengan baik.

SMA Negeri 5 Kupang Membuat Video Pembelajaran Tentang Covid 19, Yuk Simak!

Cegah Penularan Virus & Antisipasi Kedatangan Ribuan TKI, Tim Covid-19 Rutin Gelar Operasi Masker

Tidak hanya itu, kata Ambuwaru, Pemkab Ende juga mesti merawat tempat-tempat lain yang punya kaitannya dengan Soekarno. "Yah contohnya Gedung Imakulata itu," ungkapnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved