Numba Ende Kritis Pasien Covid-19 Terbaru Transmisi Lokal, Warga Reaktif Tolak Dikarantina
Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan tiga pasien Covid-19 di Kabupaten Ende
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola

"Karena isteri dan anak-anak di rumah memang kondisi sulit, sulit cari makan. Saya dan warga Numba yang di sini taat pada pemerintah tapi bagaimana anak dan isteri kami di rumah," keluhnya.
Dia menceritakan, karena sedih dan gelisah dengan kondisi anak dan isteri di rumah beberapa dari mereka sempat menyatakan niat untuk kabur dari tempat karantina.
"Saya ingatkan mereka, jangan! Dan mereka masih dengar saya, tapi sebagai Kepala Desa saya prihatin dengan kondisi ini," ungkapnya.
Menurut Haris yang berniat kabur sesungguhnya bukan karena mereka tidak taat tetapi kondisi yang mereka hadapi benar-benar membuat mereka dilema.
Haris berharap, rencana Pemerintah Kabupaten Ende karantina wilayah Dusun Numba Besar direalisasikan.
"Sebagaimana informasi yang peroleh, bahwa kalau karantina dusun Numba Besar, logistik kebutuhan hidup warga ditanggung oleh pemerintah," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini ada tiga orang yang reaktif rapid tes tapi tidak mau dikarantina terpusat. Dia katakan, satu diantaranya tidak mau dikarantina terpusat karena lumpuh.
"Nah kalau yang dua orang tidak mau dikarantina tanpa alasan kenapa tidak mau dikarantina, saya sendiri sudah coba dekati, sejak awal ketika dinyatakan reaktif tetapi mereka menolak," ungkapnya.
Haris menyebut, di dusun Numba Besar, ada sekitar lima puluhan rumah, dengan jumlah jiwa sekitar 68 hingga 70 jiwa termasuk pasien Covid-19 dan warga yang saat ini sedang menjalani karantina terpusat.
Menurutnya, ia sangat mendukung jika Pemerintah Kabupaten Ende karantina wilayah Dusun Numba Besar agar ekonomi masyarakat pun tidak terganggu. Selain itu, lanjut Haris, letak wilayah Dusun Numba Besar juga mendukung karena hanya ada satu akses jalan masuk dan keluar.
Dia membeberkan, warga Dusun Numba Besar saat ini benar-benar sangat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Situasi ini bukan baru sekarang tetapi sejak adanya pasien Covid-19 dari Numba Besar, warga tetap kerja mencari ikan tetapi, mau jual kemana, orang tidak mau beli karena tau dari Dusun Numba, warga mau keluar juga malu dan takut orang menghindar," ungkapnya.
Di sisi lain, kata Haris, Bantuan Langsung Tunai (BLT) sampai hari ini belum ada.
"Kami sudah hampir sebulan ini sibuk dengan urusan Covid-19, kami sudah Musyawarah Desa terkait BLT. Jdi bisa dibayangkan, bagaimana situasi sulit yang dihadapi warga. Nah ada juga yang sampel swabnya sudah dikirim tapi sampai hari ini menunggu hasil," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)