Tiga Warga Dusun Numba Ende Besar Tolak Karantina
TIGA warga Dusun Numba Besar, Desa Raporendu, Kecamatan Nangapanda belum bisa diambil sampel swab karena menolak karantina
POS-KUPANG.COM - TIGA warga Dusun Numba Besar, Desa Raporendu, Kecamatan Nangapanda belum bisa diambil sampel swab karena menolak karantina di Rumah Jabatan Bupati Ende. Sebelumnya, hasil rapid test reaktif.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Ende, dr Muna Fatma mengatakan, tiga warga tersebut menjalani rapid test bersama 10 orang warga Numba Besar lainnya. Sampel Swab 10 warga segera dikirim untuk di periksa di RSUD Prof WZ Johannes Kupang.
Mengenai kemungkinan pengambilan sampel Swab di rumah, Muna mengatakan, ada kendala karena RSUD Ende menerapkan protokol kesehatan sangat ketat.
"Mengapa tidak bisa dilakukan di rumah, karena setelah pengambilan Swab para dokter dan perawat harus menjalani rangkaian steril untuk membersihkan diri demi keamanan dan keselamatan mereka," terang Muna saat ditemui di Ende, Selasa (29/5/2020).
• Mentan: NTT Lumbung Pertanian
Tentang isolasi Dusun Numba Besar, Muna mengatakan, ada beberapa hal bukan aspek kesehatan yang menjadi pertimbangan.
"Jadi begini, isolasi dusun kan sebetulnya kita melihat dari resiko masyarakat yang terpapar. Kalau yang terpapar itu jumlahnya banyak dan tidak memungkinkan melakukan karantina secara terpusat. Di Nangapanda tidak ada fasilitas untuk karantina terpusat dan kita lihat komitmen masyarakatnya seperti apa," papar Muna.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil tracing 60 warga Numba, 13 orang reaktif, 10 sudah diambil sampel Swab. Tiga orang yang menolak dikarantina sehingga belum diambil sampel swab.
Pihaknya akan kembali melakukan tracing lagi karena ada 40 warga yang belum ditracing.
"Misalnya kita tracing lagi jumlah yang reaktif banyak, lalu PCR terkonfirmasi positif banyak. Kekwatiran kami kalau tidak dikarantina secara terpusat atau karantina dusun, takutnya mereka beraktivitas keluar dan berkontak dengan warga," ujarnya.
Ia menambahkan, jika karantina dusun, ada hal lain yang perlu dipikirkan, yakni bagaimana kebutuhan logistik warga selama karantina dusun.
"Jadi bukan hanya pertimbangan dari segi kesehatan tapi juga dari sisi ekonomi, tentu dalam Gugus Tugas ada bidang yang menangani urusan itu," tandasnya. (kk)