Bupati Djafar Achmad Ingatkan Warga Ende Jangan Boros Saat Covid-19

BUPATI Ende Djafar Achmad mengeritik masyarakat karena menggunakan BLT dana desa untuk membeli pakaian

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Bupati Ende Djafar Achmad saat diwawancarai media di Kantor Bupati Ende, Rabu (12/5/2020). 

POS-KUPANG.COM - BUPATI Ende Djafar Achmad mengeritik masyarakat karena menggunakan BLT dana desa untuk membeli pakaian. Ia mengingatkan warga Ende tidak boros saat pandemi Covid-19.

"Jangan sampai setelah terima BLT ini toko pakaian, toko sandal ramai. Saya pesan jangan hanya sibuk belanja pakaian, lupa hal-hal yang lebih penting," kritik Bupati Djafar saat melauching penyaluran BLT dana desa di Aula Firdaus Nanganesa, Desa Nanganesa, Kamis (28/5/2020).

Penyaluran Dana BLT Dana Desa Tambah Tiga Bulan

Bupati Djafar menyebut ada delapan kepala desa belum dilantik. Ia memberi mandat kepada camat untuk melantik kepala desa bersangkutan agar segala mengurus desa bisa berjalan baik.

Hal senada disampaikan Bupati Sikka Robby Idong saat penyaluran BLT Dana Desa di Desa Nelle Wutung, Kecamatan Nelle, Kamis kemarin.

Gawat! Kupang Tambah 4 Pasien Positif

Bupati Robby mengingatkan, bantuan digunakan sebaik-baiknya untuk kebutuhan rumah tangga.

Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat masyarakat menjadi korban, baik tenaga, pikiran bahkan materi sehingga pemerintah menyalurkan berbagai bentuk bantuan sosial.

Apabila ditemukan ada masyarakat yang belum dapat bantuan sama sekali sesegera didata ulang untuk diberikan bantuan melalui APBD Kabupaten Sikka.

Ia berharap unsur pemerintah kabupaten, kecamatan dan desa bekerja profesional dan transparan serta tepat sasaran. "Tidak menyalahgunakan angaran untuk kepentingan pribadi karena penyaluran bantuan diawasi secara langsung oleh pihak aparat penegak hukum baik kepolisian dan TNI," ujar Bupati Robby.

Segel Kantor Desa

Pembagian bantuan sosial tunai di Desa Nanghale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka diwarnai aksi protes dan penyegelan kantor desa, Kamis (28/5). Warga tidak puas karena pembagian bantuan dilaksanakan di aula Pasar Talibura, bukan di Kantor Desa Nangahale.

Alasan lainnya, ditemukan ketidaksesuaian data penerima bantuan. Warga mempertanyakan kenapa nama penerima BST tidak diumumkan dan ditempelkan di Kantor Desa Nangahale. Selain itu, warga mempertanyakan penyaluran BLT Dana Desa belum dilaksanakan.

Penyegelan Kantor Desa Nangahale berlangsung sekitar dua jam. Aksi itu berakhir setelah aparat desa dibantu Kapospol Talibura dan anggota TNI memfasilitasi pertemuan warga dan aparat desa. Setelah ada kesepakatan, pembagian bantuan sosial dilanjutkan.

Informasi yang diperoleh, pembagian bantuan sosial tahap I (April 2020) kepada masyarakat kurang mampu. Penerima bantuan sosial di Desa Nangahale sebanyak 101 kepala keluarga (KK). Penyaluran bantuan dilaksanakan petugas Pos dan Giro Talibura.

Saat pertemuan, aparat Desa Nangahale menjelaskan bahwa, pembagian bantuan sosial tunai dilaksanakan di Aula Pasar Karena petimbangan tempat mengingat kantor desa lokasinya sempit.

Sedangnan mengenai nama penerima tidak diumumkan, karena data BST tersebut baru diterima oleh aparat desa Rabu (27/5) pukul 15.00 Wita. Tentang BLT Dana Desa belum dibagikan, dikarenakan dana belum cair.

"Soal masyarakat ada yang terima dan tidak karena masyarakat yang lain sudah menerima dana bantuan yang lain seperti BLT, PKH dan BPNT maka untuk dana BST tidak dapat menerima lagi," ujar aparat Desa Nangahale. Masyarakat menerima penjelasan dan bersedia membuka segel Kantor Desa Nangahale. (ris/kk)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved