Kabar Artis

Mbah Mijan Sebut Pandemi Corona Segera Berakhir, Reaksi Sara Wijayanto hingga Sebut Randy Pangalila

aranormal Mbah Mijan lagi-lagi optimis kalau Pandemi Corona akan segera berakhir. Optimisme itu ia ungkapkan di akun Instagra miliknya, @mbahmijan.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Instagram/Mbah Mijan
Mbah Mijan bicara soal Corona 

@daenglalad: Mbahmijan...bisa bca ssuatu ga di dlm dri q...

@yts_15: Social distancing saat lebaran??? Apakah warga +62 bisa melakoninya mbah? Pasti berkumpul n berjabat tangan akan terjadi... Sedih klo ngebayanginnya Mbah

Ungkapan berdamai dengan Corona mengingatkan ucapan dan ajakan Presiden Jokowi.

* Jokowi: Kita Harus Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat hidup berdampingan dengan virus corona Covid-19.

Hal ini karena Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) menyatakan terdapat potensi bahwa virus ini tidak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat.

"Artinya kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid," kata Presiden seperti dikutip dari siaran pers resmi, Jumat (15/5/2020).

"Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," lanjut dia.

Kepala Negara menegaskan bahwa hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimistis.

Justru kondisi ini merupakan titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali sambil tetap melawan ancaman Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri," kata Presiden Jokowi.

Untuk itu, ia menyebut, pemerintah akan mengatur agar kehidupan berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Nantinya, masyarakat di Indonesia bisa beraktivitas normal kembali, namun harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," imbuh Presiden Jokowi.

Namun tentang kapan pelaksanaan tahapan kehidupan normal yang baru ini akan dimulai, ia mengatakan, akan terus melakukan evaluasi dan melihat data dan fakta kurva positif Covid-19, kurva yang sembuh dan kurva yang wafat, sebelum akhirnya membuat keputusan.

"Kita harus sangat hati-hati. Jangan sampai kita keliru memutuskan. Tapi kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini," ujar dia "Kondisi yang terkena PHK dan kondisi masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi. Ini harus dilihat," lanjut Presiden Jokowi.

* Terawangan Mbah Mijan Soal Virus Corona Bikin Syok, Sebut Propaganda China Rusia Amerika Serikat

Terawangan Mbah Mijan Soal Virus Corona Bikin Syok, Sebut Propaganda China Rusia Amerika Serikat

Jumlah pasien yang dinyatakan terjangkit virus corona di Indonesia kian hari kian meningkat.

Dari pantauan Grid.ID pada laman resmi covid.19.go.id, per Sabtu (28/3/2020) pagi, terkonfirmasi sudah ada 1046 orang dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Sementara itu jumlah korban meninggal akibat virus corona tercacat ada 87 korban jiwa.

Jumlah pasien yang semakin meningkat ini tidak diimbangi dengan ketersediaan alat perlindungan diri (APD) untuk para dokter dan tenaga medis. 

Akibatnya, banyak dokter dan tenaga medis yang ikutan tumbang.

Untuk mengurangi persebaran virus corona, pemerintah sampai saat ini masih memberlakukan social distancing.

Sementara itu, di beberapa daerah, sudah diberlakukan lockdown wilayah, salah satunya, Kota Tegal.

Melihat semakin bertambahnya korban meninggal dunia, dan pasien yang dinyatakan positif membuat paranormal, Mbah Mijan ikut kepikiran.

Di akun Twitter pribadinya @mbah_mijan, sang paranormal mencurigai adanya campur tangan manusia di balik virus corona ini.

Ia mencium adanya propaganda setelah melihat, ledakan pasien yang dinyatakan positif corona.

Hal itu disampaikan Mbah Mijan, melalui cuitannya pada Kamis (26/3/2020) kemarin.

"Roche dan Trump telah kecolongan, alat test diagnosa corona ternyata kurang diminati.

Hati-hati, plan A, Plan B, Plan C, Plan D, telah disusun rapi sedemikian rupa, dengan catatan 'Mereka Harus Jadi Pemenangnya'.

Saya menduga, Trump and the Genk memproduksi 3 in 1 Virus," tulis Mbah Mijan.

Lebih lanjut, Mbah Mijan merasa tak pernah percaya jika virus adalah semata-mata wabah. 

Roche dan Trump telah kecolongan, alat test diagnosa corona ternyata kurang diminati.

Hati-hati, plan A, Plan B, Plan C, Plan D, telah disusun rapi sedemikian rupa, dengan catatan "Mereka Harus Jadi Pemenangnya".

Saya menduga, Trump and the Genk memproduksi 3 in 1 Virus.

"Kegagalan Trump dalam upaya melumpuhkan Rusia dan China lewat perang dagang, mengakibatkan bocah tua itu harus melakukan Plan B.

Saya adalah orang yang masih belum percaya bahwa Virus adalah semata-mata wabah, sebab sejarah dunia mencatat tentang Virus dari masa ke masa!!!" tulis Mbah Mijan.

Menurut sang paranormal, konspirasi dan propaganda bisa saja dibuat lantaran adanya frustasi.

Cuitan Mbah Mijan soal konspirasi dan propaganda virus corona (Tangkap layar Twitter @mbah_mijan)

"Apa tujuan Konspirasi? Konspirasi dan Propaganda bukan semata-mata tentang keuntungan atau misi kekuasaan, ada yang lebih gila, yaitu rasa frustasi dan kepuasan.

Melihat suksesnya Corona melumpuhkan dunia, bisa saja membuatnya puas dan nagih lagi, lagi, dan lagi!" imbuhnya.

Sementara itu, status Indonesia yang kini berubah menjadi negara maju, bisa saja menjadi boomerang ketika negara ini bekum siap.

"Fakta, Amerika nafsu abis ingin mengganti status negara berflower Indonesia jadi status negara maju. Jika itu terjadi di waktu yang belum siap, dampaknya lebih dari Corona," paparnya.  

* Ilmuwan China Temukan Hal Mengerikan Saat Otopsi Jenazah Pasien Positif Corona, Ada Apa?

Ilmuwan China menemukan hal mengerikan saat membongkar jenazah pasien Corona. Apa itu?

Di seluruh negara para ilmuwan tengah melakukan penelitian terkait virus corona.

Peneliti dari China menyebut virus corona dianggap miliki kemiripan dengan SARS dan MERS.

Saat ini peneliti China telah melakukan otopsi pada pasien meninggal akibat corona.

Tujuan utamanya untuk mengetahui kondisi organ dalam tubuh korban.

Hasilnya pun mengejutkan, ilmuwan temukan hal-hal yang selama ini belum pernah kita ketahui.

Laporan yang diterbitkan oleh jurnal media Inggris, The Lancet ini berdasarkan otopsi yang dilakukan para ahli dari Pusat Medis Kelima Rumah Sakit Umum, Tentara Pembebasan Rakyat di Beijing.

Mereka memperoleh sampel biopsi dan otopsi, dari seorang pria berusia 50 tahun yang meninggal akhir Januari lalu akibat virus corona.

Hasilnya ilmuwan temukan situasi yang mirip dengan wabah SARS, penyakit yang pernah menyerang China Selatan tahun 2002-2003.

Pada saat itu SARS menewaskan lebih dari 800 orang dan lebih dari dua lusin negara saat itu juga merasakan dampak dari wabah tersebut.

Sementara itu wabah MERS mewabah tahun 2012, pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi menyebabkan 860 kematian secara global.

Pria yang diotopsi di Beijing itu memiliki gejala awal pada 14 Januari kemudian meninggal dua mingggu kemudian.

Setelah itu dia mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian jika dirinya meninggal, namun akhirnya dia benar-benar tewas.

Kemudian setelah ilmuwan melakukan penelitian dengan otopsi temukan pada alveoli di kedua paru-parunya mengalami kerusakan.

Juga ditemukan cedera pada hatinya yang kemungkinan disebabkan oleh virus corona.

Ada kerusakan yang kurang substansial pada jaringan jantung, menunjukkan bahwa infeksi "mungkin tidak secara langsung merusak jantung."

Peneliti mengatakan, bahwa pengobatan antiinflamasi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh secara rutin digunakan di luar uji klinis.

Wa Fu-sheng dan Zhao Jingmin dua rekan penulis itu tidak mampu menghadapi komentar lebih lanjut.

Tapi mereka mencatat dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan, sebelum kasus virus corona.

Wabah ini telah menyebabkan sekitar 74.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.000 orang meninggal, sementara yang disembuhkan sekitar 16.000 orang.

Lebih dari 25 negara telah melaporkan infeksi virus corona, dan memicu kekhawatiran bahwa wabah tersebut oleh WHO digolongkan sebagai darurat global.

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapat bahwa, tentang penggunaan kortikosteroid.

Suatu kelas hormon steroid banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.

Studi pengamatan menyarankan penggunaannya untuk mengurangi peradangan dapat menyebabkan komplikasi termasuk diabetes, kematian jaringan tulang dan penundaan pengangkatan virus.

Lima ilmuwan China yang dipimpin oleh Lianhan Shang dari Universitas Pengobatan China Beijing, menerbitkan tanggapan terhadap penelitian yang mendorong penggunaaan kortikosteroid dalam kasus tertentu.

Tanggapan ini mengakui risiko penggunaan kortiskosteroid dosis tinggi pada pasien virus corona, termasuk potensi infeksi lainnya.

Tapi mungkin dibenarkan untuk pasien yang sakit kritis dengan peradangan yang signifiasinnya terletak di paru-paru mereka.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Kita Harus Hidup Berdampingan dengan Covid-19", https://nasional.kompas.com/read/2020/05/15/22185601/jokowi-kita-harus-hidup-berdampingan-dengan-covid-19

Artikel ini telah tayan di nakita.grid.id https://nakita.grid.id/read/022156573/ramalannya-jarang-meleset-mbah-mijan-baru-saja-beri-peringatan-ke-masyarakat-soal-terik-matahari-yang-terasa-lebih-menyengat-dari-biasanya-mari-berprasangka-baik?page=all

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved