News
Mayat Agustina Bere Terapung di Kali, tak ada Tanda-tanda Kekerasan, Adrianus: Ada Riwayat Sakit
Mayat Agustina da Silva Bere (51) ditemukan terapung di Kali Bia Illi Bere, Sabtu (23/5).
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Teni Jenahas
POS KUPANG, COM, ATAMBUA - Mayat Agustina da Silva Bere (51) ditemukan terapung di Kali Bia Illi Bere, Sabtu (23/5). Korban adalah warga Dusun Bautasik, Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak-Belu.
Belum diketahui penyebab kematian korban, namun diduga karena sakit yang dideritanya selama ini.
Kronologi awalnya, Jumat (22/5), sekitar pukul 09.30 Wita, korban keluar dari rumah berjalan ke arah Kali Bia Illi Bere (pertemuan Kali Talau dan Kali Mota Kiik). Sampai pukul 16.00 Wita, korban belum pulang rumah sehingga anak korban pergi mencari, namun sampai pukul 19.30 Wita, korban belum ditemukan.
Karena cuaca hujan dan pandangan terbatas di malam hari, proses pencarian dihentikan, dilanjutkan Sabtu (23/5), melibatkan keluarga dan masyarakat. Alhasil, korban ditemukan sekitar pukul 07.30 Wita, terapung di Kali Bia Illi Bere.
Selanjutnya korban dievakuasi ke RSUD Atambua untuk dilakukan visum. Hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Kapolres Belu, AKBP Cliffry Steiny Lapian, saat dikonfirmasi, Sabtu (23/5, mengakui polisi masih melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab kematian korban.
Kapolres Cliffry mengaku sudah mendapatkan informasi awal tentang temuan mayat tersebut namun secara detail belum disampaikan oleh anggota karena saat ini anggota masih fokus lakukan penyelidikan.
Kepala Desa Kabuna, Adrianus Yoseph Laka, Sabtu (23/5), mengatakan, korban adalah salah satu penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa dalam rangka penanggulangan Covid-19.
Adrianus mengakui korban memiliki riwayat sakit yang sudah lama. Karena alasan sakit, korban tidak bisa datang ke kantor desa sehingga anaknya datang menerima bantuan.
"Dia memang sakit sudah cukup lama. Kemarin dia terima bantuan BLT tapi karena sakit, anaknya yang terima," ujar Adrianus.
Lanjut Adrianus, setelah anaknya pulang sampai rumah, korban tidak berada di rumah sehingga anaknya mencari di sekitar rumah. Setelah dicari, anaknya menemukan kain dan sandal korban di dekat kali.
Letak rumah korban dengan kali tidak terlalu jauh. Awalnya, anak korban mengira korban mandi.
Namun, setelah dicari berjam-jam tidak ditemukan.
Lalu anaknya mencurigai kalau korban tenggelam sehingga hal itu diinformasikan kepada masyarakat lain untuk sama-sama mencari, termasuk anggota TNI, Polri dan Tim SAR.
Masyarakat bersama tim SAR, TNI dan Polri berhasil menemukan korban di kali, persis di tempat pertemuan antara Kali Talau dan Kali Mota Kiik. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RSUD Atambua untuk dilakukan visum.
Adrianus menilai korban orang yang tidak pernah membuat masalah dengan orang lain. Kematian korban diduga karena penyakit yang dideritanya selama ini. *