Jusuf Kalla Kritik Ajakan Jokowi Berdamai dengan Covid-19,Eks Wapres, Kalau Corona Tak Mau Berdamai?
Tak sedikit karyawan yang di PHK, sementara para siswa dan mahasiswa dipaksa belajar sendiri di rumag dan berbagai jenis usaha kecil dan menengah terp
Jusuf Kalla Kritik Ajakan Jokowi Berdamai dengan Covid-19,Eks Wapres, Kalau Corona Tak Mau Berdamai?
POS KUPANG.COM -- Pendemi virus corona yang sudah membuat babak belur berbagai sendi kehidupan di Indonesia
Tak sedikit karyawan yang di PHK, sementara para siswa dan mahasiswa dipaksa belajar sendiri di rumag dan berbagai jenis usaha kecil dan menengah terpaksa ditutup
Belum lagi sudah ratusan orang Indonesia yang meninggal karena corona sementara ribuan lagi dalam masa perawatan
Dalam kondisi ini, Presiden Joko Widodo mengajak rakyat Indonesia untuk berdamai dengan virus. Ajakan tersebit dimaksudkan agar warga terbiasa dengan ancaman virus dan mau mengikikuti anjuran pemerintah untuk melakukan aktivitas kerja dan beribadah dari rumah saja
Namun ajakan tersebut mendapat tanggapan atau celaan dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla
• Polisi ini Menangis Berharap Bisa Tes Swab untuk Tahu Corona di Tubuhnya,Tugas Tiap Hari Kawal PSBB
• Andre Taulany Bikin Miris, Bukan Cuma Plesetkan Marga Latuconsina, Ia Pernah Menyinggung Umat Islam
• Cantiknya Anak Feni Rose yang Hidup Mewah hasil Nyinyir Sang Inbunda, Intips Gaya Mewahnya
• Tentara Israel Nampak Beringas dan Tak Berperikemanusiaan, Ternyata Dibentuk dengan Cara yang Kejam
• Selebgram Cantik Indonesia Berkoar Mau Jual Perawan Rp 2 M,Dibully Sampai Nyali Ciut,Klarifikasinya?
• China Terancam Bangkrut Pada Saat Corona Padahal Negara yang Suka Memberi Utang, Ini Penyebanya
Presiden Jokowi, sempat menyerukan agar masyarakat berdamai dengan virus corona.
Hal ini disampaikan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis (7/5/2020).
Dalam imbauannya, presiden mengajak masyarakat berdamai dengan Covid-19 sampai ditemukannya vaksin penangkal virus.
"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," katanya kala itu, dikutip dari Kompas.com.
Kendati demikian, presiden menegaskan bahwa cara berdamai paling baik adalah dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
"Sekali lagi ingin saya tegaskan, yang utama adalah ikuti dengan disiplin protokol kesehatan. Silakan beraktivitas secara terbatas, tetapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan," katanya.
"Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur," tandasnya.
Adapun usai Jokowi mengumumkan hal itu, muncul beragam reaksi dari berbagai kalangan.
Baca Juga: Sedih, WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Bakal Ada sampai Akhir Tahun 2021, Hidup Damai dengan Virus Corona Jadi Satu-satunya Solusi seperti Apa Kata Jokowi
Beberapa orang menentang sikap 'berdamai' yang diserukan presiden.
Tak sedikit yang menganggap pemerintah mulai pasrah dengan pandemi ini.
Namun WHO dalam rilisnya sempat mengatakan, bahkan sekalipun vaksin telah ditemukan, virus corona tidak akan benar-benar hilang.
Ia juga meminta agar masyarakat dunia berdamai dengan virus corona.
Baca Juga: Direktur WHO Sampaikan Pesan Tak Mengenakkan Mengenai Situasi Dunia Menghadapi Corona
Sebab penemuan vaksin mungkin tidak pernah ada hingga akhir tahun 2021.
"Saya tidak ragu bahwa karena begitu banyak perusahaan bekerja secara paralel dan seperti yang kita lihat kolaborasi yang hebat dengan regulator termasuk FDA, kita benar-benar dapat mempercepat persetujuan vaksin," kata CEO Roche, sebuah perusahaan farmasi besar, Severin Schwan.
"Tapi tetap saja, biasanya butuh bertahun-tahun untuk mengembangkan obat baru. Sebagian besar ahli sepakat bahwa dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan hingga kita melihat vaksin yang tersedia dalam jumlah yang diperlukan untuk pasien," sambungnya.
Sementara mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), ikut berkomentar dengan istilah "berdamai" yang digaungkan Presiden Jokowi.
Menurut JK, berdamai hanya bisa dilakukan jika kedua belah pihak sama-sama menginginkan perbaikan.
"Berdamai itu kalau dua-duanya ingin berdamai. Kalau kita hanya ingin damai, tapi virusnya enggak, bagaimana?" ujar Kalla dalam diskusi Universitas Indonesia Webinar "Segitiga Virus Corona", Selasa (19/5/2020), dikutip dari Kompas.com.
JK juga menganggap istilah berdamai kontras dengan sifat virus corona itu sendiri.
Terlebih, corona tidak pernah memilih dan memilah korbannya.
"Jadi istilah damai agak kurang pas karena damai itu harus kedua belah pihak," kata mantan rekan Jokowi itu.
Kendati demikian, JK memiliki asumsi positif, dimana ajakan berdamai dianggap sebagai dorongan agar masyarakat disiplin dan patuh imbauan.
"Mungkin kebiasaan kita yang harus pakai masker terus, cuci tangan terus," ucap Kalla.
"Tidak berarti kita berdamai, risikonya mati," kata dia.
Sementara Presiden Jokowi setelah pernyataannya pada 7 Mei 2020 llau, kembali membuat pernyataan serupa pada 15 Mei 2020.
Hal ini seiring dengan penegasan WHO yang mengingatkan bahwa vaksin tidak mampu menghilangkan penyakit Covid-19.
"Artinya kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid," kata Presiden seperti dikutip dari siaran pers resmi, Jumat (15/5/2020).
"Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," tuturnya. (*)
Sebagian Artikel ini sudah tayang di sosok.grid.ID dengan judul: okowi Ajak Rakyat Berdamai dengan Virus Corona, Jusuf Kalla: Risikonya Mati https://sosok.grid.id/AMP/412161983/jokowi-ajak-rakyat-berdamai-dengan-virus-corona-jusuf-kalla-risikonya-mati?page=all