Kasus Penganiyaan Petugas Kesehatan di Puskesmas Wae Nakeng, Ini Pengakuan Terduga Pelaku

nekat melakukan penganiayaan tersebut karena tidak terima atas apa yang dilakukan korban.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Kasus Penganiyaan Petugas Kesehatan di Puskesmas Wae Nakeng, Ini Pengakuan Terduga Pelaku
Dokumentasi pribadi Hironimus Jehamat (36) untuk POS-KUPANG.COM
Hironimus Jehamat, petugas sosialisasi Covid-19 Puskesmas Wae Nakeng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Mabar saat menunjukkan memar di kepala pasca dianiaya, Rabu (13/5/2020).

Kasus Penganiyaan Petugas Kesehatan di Puskesmas Wae Nakeng, Ini Pengakuan Terduga Pelaku

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO -- Kasus penganiayaan yang menimpa Hironimus Jehamat (36), petugas sosialisasi Covid-19 Puskesmas Wae Nakeng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menemui fakta baru.

Sebelumnya, korban mengaku babak belur dianiaya oknum warga di daerah itu berinisial NK (49) pada Rabu (13/5/2020) sekitar pukul 14.00 Wita.

Sementara itu, terduga pelaku, NK (49) dihubungi POS-KUPANG.COM, Senin (18/5/2020) mengaku, nekat melakukan penganiayaan tersebut karena tidak terima atas apa yang dilakukan korban.

Hironimus Jehamat (36), kata NK, dinilai menyebarkan informasi bahwa istrinya yang juga petugas kesehatan di Puskesmas Wae Nakeng positif rapid tes, sehingga ia mengalami kerugian baik materi dan imateril.

Dikisahkan NK, istrinya bersama seluruh petugas puskesmas sebelumnya menjalani rapid test pasca wilayah Lembor masuk dalam zons merah Covid-19.

Selanjutnya, sang istri saat usai rapid test, pulang ke rumah menunjukkan ekspresi yang berbeda.

"Seluruh tenaga medis jalani rapid test, istri saya pulang dan saya tanya bagaimana hasilnya, katanya belum, lalu ibu kepala puskesmas telepon istri saya dan katakan hasilnya samar-samar. Lalu, ibu kepala puskesmas mau bicara dengan saya, lalu minta istri saya jangan dibebankan pekerjaan dan pikirannya, kemungkinan lagi pilek," katanya.

Selanjutnya, Kepala Puskesmas Wae Nakeng Felisiana Nalut memberitahu, akan dilaksanakan rapid test kedua pada 14 hari lagi.

Namun mendengar hal tersebut, istri NK terbebani dan bahkan sampai menangis. Namun NK tetap memberikan dukungan moril dan semangat kepada istrinya.

Lebih lanjut, NK merasa heran karena setelah itu, terkesan ia dan keluarganya selalu ditanyai warga lainnya terkait kondisi istrinya.

"Saya lihat keadaan sudah tidak beres baik di lingkungan tetangga dan petugas terkait untuk menanyakan keadaan istri saya," ujarnya

Bahkan, lanjut NK, korban yang pernah berkegiatan di dekat rumahnya pun terkesan menghindarinya.

"Korban pernah menggunakan atribut lengkap dan saat melakukan pengumuman di sekitar kampung. Lalu saat berada di dekat rumah. Bersama 2 teman lainnya. Ada seorang temannya yang minta bambu, tapi tidak lama berselang 2 temannya entah ke mana. Lalu tinggal saya dan korban berhadapan dibatasi beberapa meter di depan rumah. Lalu dia sapa saya menggunakan bahasa Manggarai menanyakan saya buat apa, lalu saya kasitahu sedang gali tanah untuk kolam ikan," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved