Kisah Siswa Pedalaman Ngada Flores Mencari Signal di Atas Bukit Untuk Ikut UAS Online

Proses belajar mengajar secara online sebagai dampak pandemi Covid -19 tentu tidak segampang yang dibayangkan.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Siswa SMA Recis Bajawa saat mengikuti UAS online di atas bukit Desa Lanamai, Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada Pulau Flores NTT, Senin (11/5/2020). 

Ebit mengatakan saat tiba di tempat tujuan mencari signal, jaringan internet hilang dan terpaksa ia dan sang ayah harus putar otak mencari signal di tempat yang lain.

"Begini, satu hari menjelang ujian kami pergi cari signal ke tempat yang biasanya ada jaringan, karena kami harus mendapatkan link dari sekolah untuk bisa ujian online tapi saat itu kosong signalnya," ungkap Ebit, ketika dihubungi POS-KUPANG.COM dari Kota Bajawa ke Riung Barat, Senin (18/5/2020).

Ebit mengatakan UAS Online SMA Katolik Regina Pacis Bajawa dimulai sejak Senin (11/5/2020) hingga Sabtu (16/5/2020).

Pengalaman Ebit dan ratusan siswa lainnya sangat berbeda. Ebit harus berjuang hingga tengah malam mencari signal untuk mendapatkan jaringan sehingga bisa mengakses link yang dikirim dari sekolah.

Meskipun susah, Ebit tak putus asa. Sekira pukul 22.00 Wita, Minggu (10/5/2020) Ebit mengajak sang ayah mencari signal ditempat lain demi mendapatkan link tersebut.

"Terus sekitar jam 10 malam saya dan bapak turun ke kebun arah perbatasan Manggarai Timur mencari signal. Sampai di kebun puji Tuhan ada signal dan saya bisa mendapatkan linknya," kisah Ebit.

Ebit melanjutkan setelah mendapatkan link dari sekolah, ia dan sang ayah balik ke Kampung dan menyampaikan kepada kedua temannya.

"Malam itu juga saya langsung ke dua rumah teman. Saya sampaikan bahwa besok kita turun kebun. Jaraknya tiga kilometer dari kampung untuk ikut ujian disana karena ada jaringan," ungkapnya.

Jalan Kaki 3 Kilo Meter

Ia mengatakan keesokanya harinya ia dan dua temannya langsung menuju kebun dimana ada lokasi jaringan internet. Jaraknya sekitar 3 Kilo Meter dari Kampung Theding.

Rupanya ia dan dua temannya kurang beruntung. Ketika tiba ditempat tujuan signal hilang.

Namun ia dan dua temannya tak putus asa. Demi cita-cita mereka bertiga berjuang lagi mencari signal di tempat lain.

"Keesokan harinya kami bertiga turun ke kebun dan setibanya disana signalnya sudah kosong. akirnya kami pulang sampaikan kepada orang tua," ungkapnya.

Mereka bertiga ditemani ayah dari Ebit menuju tempat lain mencari signal saat itu. Mereka menuju bukit Benteng Tebu.

Keesokan harinya mereka menuju kesana. Bersyukur, sampai disana jaringan internet ada meskipun hilang muncul.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved