Virus Corona
KABAR BURUK! Para Ilmuwan Sebut Dunia Dihantui Bencana Alam Lebih Dahsyat Setelah Corona, Waspada!
Virus corona belum juga berlalu, para ilmuwan sebut dunia sedang dihantui bencana alam dahsyat.
POS-KUPANG.COM- Dunia saat ini masih bergelut dengan virus corona. Belum juga wabah ini berlalu, para ilmuwan mengungkapkan akan ada benacan alam lebih dahsyat sedang menghantui dunia.
Bencana ini berawal dari periode ‘lockdown’ yang saat ini tengah dialami oleh matahari.
Dikutip dari Kompas.com, para ilmuwan mengatakan, matahari saat ini tengah memasuki periode ‘lockdown’ yang berpotensi menimbulkan berbagai bencana seperti gempa bumi, cuaca beku, dan kelaparan.
Rupanya, lockdown yang dimaksud adalah aktifitas permukaan matahari yang sedang turun drastis, karena berada dalam periode solar minimum (minimum matahari).
Akibat hal tersebut, sinar matahari pun mengalami penurunan drastis yang ditandai dengan bintik matahari yang menghilang.
“Solar minimum sedang berlangsung, dan ini parah,” ujar Astronom Dr Tony Phillips dikutip dari The Sun via Kompas.com, Minggu (17/5/2020).
• GEGER, Duta Besar China di Israel Tewas di Kediamannya, Penyebab Masih Misteri, Corona Atau Teroris?
Menurut Philips dari jumlah bintik matahari yang ada, kondisi saat ini termasuk yang terparah dalam satu abad terakhir.
Karena hal tersebut, medan magnet matahari sontak menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya.
"Kelebihan sinar kosmik menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan perubahan udara kutub, memengaruhi elektro-kimia atmosfer bumi, dan dapat membantu memicu petir," ujarnya.
Kondisi ini pun membuat para ilmuwan NASA khawatir Dalton Minimum yang pernah terjadi antara tahun 1790 dan 1830 kembali terjadi.
Pasalnya, pada saat Dalton Minimum terjadi, suhu menjadi sangat dingin, munculnya letusan besar gunung berapi, gagal panen, dan timbulnya kelaparan.
• Dari Penjara Mantan Menkes Siti Fadilah Tulis Surat Terbuka: Jangan Tunggu Vaksin, Belum Tentu Cocok
Saat itu, suhu bahkan anjlok hingga 2 derajat celcius selama 20 tahun dan produksi pangan dunia merosot.
Salah satu efek Dalton Minimum di Indonesia adalah letusan Gunung Tambora pada 10 April 1815, yang menewaskan sedikitnya 71.000 orang.
Dampak lainnya, saat itu, juga menjadi tahun tanpa musim panas di tahun 1816.
Melansir dari Forbes yang menukil data dari Spaceweather.com, sudah ada 100 hari di tahun 2020 ini, di mana matahari menunjukkan nol bintik matahari.