INNALILLAHI! Kabar Duka Disampaikan Ustadz Abdul Somad; Kiai Gontor Meninggal Dunia
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Syamsul Hadi Abdan meninggal dunia pada Senin (18/5/2020).
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
POS-KUPANG.COM - Kabar Duka ini disampaikan Ustadz Abdul Somad. Ia mengabarkan tentang kiai gontor meninggal dunia.
Yap, kiai gontor meninggal dunia yang disampaikan Ustadz Abdul Somad itu adalah KH Syamsul Hadi Abdan.
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Syamsul Hadi Abdan meninggal dunia pada Senin (18/5/2020).
Kiai Syamsul menghembuskan nafas terakhir di RSUD dr. Sedono Madiun setelah mendapat perawatan sejak sepekan lalu.
Ustadz Abdul Somad menyampaikan Kabar Duka kiai gontor meninggal dunia itu dalam akun sosial media instagramnya.
"Turut berduka cita
Atas wafatnya KH. Syamsul Hadi Abdan
الفاتحة," demikian Ustadz Abdul Somad menuliskannya dalam caption unggahannya tersebut.
Kabar Duka tentang kiai gontor meninggal juga disampaikan Ustadz Yusuf Mansur.
Melalui akun instagramnya @yusufmansurnew, Ustadz Yusuf Mansur menyampaikan Kabar Duka tersebut.
Yaaa Rabb...
.
.
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun
.
.
Selamat jalan Guru kami yang mulia...
.
.
Paku nya Gontor.
.
.
Saya pribadi banyak kenangan dengan beliau.
.
.
Mhn doa ya dari semua...
Demikian Ustadz Yusuf Mansur menuliskan dalam unggahannya.
Melansir situs resmi gontor.ac.id, Kiai Syamsul sempat menjalani rawat inap di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta karena penyumbatan pembuluh darah di kepala dan gangguan di jantung pada November 2019.
Setelah menjalani perawatan, kondisi Kiai Syamsul membaik dan dapat kembali mengikuti aktivitas di Pondok Modern Gontor seperti biasa.
Kepergian Kiai Syamsul menyisakan duka mendalam bagi para santri, guru, alumni, dan keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor.
Kiai Syamsul menjadi Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor sejak 2006, menggantikan KH Imam Badri.
Sebelum itu Kiai Syamsul sempat menjadi Direktur Kulliyyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) pada 2002 hingga 2006.
Kiai Syamsul wafat di usia 76 tahun, meninggalkan 5 anak dan 15 cucu.
Beliau lulus KMI Pondok Modern Darussalam Gontor pada 1969, kemudian menamatkan Sarjana Muda (BA) di Institut Pendidikan Darussalam Gontor pada 1974.
Kiai Syamsul menyelesaikan Program Sarjana di Institut Studi Islam Darussalam pada tahun 1994.
Selama 14 tahun Kiai Syamsul memimpin bersama Dr. KH Abdullah Syukri Zarkasyi dan KH Hasan Abdullah Sahal, Pondok Gontor mengalami kemajuan pesat.
Mewakili Pondok Modern Darussalam Gontor dan keluarga, KH Akrim Mariyat menyampaikan sambutan selesai pemakaman Kiai Syamsul.
Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor itu menyitir hadits, apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, atau ilmu bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.
“Dengan hadits ini, maka Kiai Syamsul sudah memiliki ketiganya,” tutur Kiai Akrim.
Insya Allah 25 ribu santri Gontor dan ratusan ribu para alumni menjadi saksi ilmu yang bermanfaat dari seorang Kiai Syamsul Hadi Abdan.
Amien ya Rabbal 'alamin
Sejarah Pondok Modern Gontor
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo (PMDG) atau lebih dikenal dengan Pondok Modern Gontor adalah salah satu pondok pesantren yang terletak di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Pesantren ini terkenal dengan penerapan disiplin, penguasaan bahasa asing (Arab dan Inggris), kaderisasi dan jaringan alumni yang sangat kuat.
Cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor bermula pada abad ke-18, saat Kyai Ageng Hasan Besari mendirikan Pondok Tegalsari di Desa Jetis Ponorogo Jawa Timur (10 KM ke arah selatan kota Ponorogo).
Perjalanan panjang Pondok Modern Darussalam Gontor bermula pada abad ke-18. Pondok Tegalsari sebagai cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan oleh Kyai Ageng Hasan Bashari.
Saat pondok tersebut dipimpin oleh Kyai Khalifah, terdapat seorang santri yang sangat menonjol dalam berbagai bidang. Namanya Sulaiman Jamaluddin, putera Panghulu Jamaluddin dan cucu Pangeran Hadiraja, Sultan Kasepuhan Cirebon.
Ia sangat dekat dengan Kyainya dan Kyai pun sayang padanya. Maka setelah santri Sultan Jamaluddin dirasa telah memperoleh ilmu yang cukup, ia dinikahkan dengan putri Kyai dan diberi kepercayaan untuk mendirikan pesantren sendiri di desa Gontor.
Gontor adalah sebuah tempat yang terletak lebih kurang 3 km sebelah timur Tegalsari dan 11 km ke arah tenggara dari kota Ponorogo. Pada saat itu, Gontor masih merupakan kawasan hutan yang belum banyak didatangi orang. Bahkan hutan ini dikenal sebagai tempat persembunyian para perampok, penjahat, penyamun bahkan pemabuk.
Dengan bekal awal 40 santri, Pondok Gontor yang didirikan oleh Kyai Sulaiman Jamaluddin ini terus berkembang dengan pesat, khususnya ketika dipimpin oleh putera beliau yang bernama Kyai Anom Besari.
Ketika Kyai Anom Besari wafat, Pondok diteruskan oleh generasi ketiga dari pendiri Gontor Lama dengan pimpinan Kyai Santoso Anom Besari.
Setelah perjalanan panjang tersebut, tibalah masa bagi generasi keempat.
Tiga dari tujuh putra-putri Kyai Santoso Anom Besari menuntut ilmu ke berbagai lembaga pendidikan dan pesantren, dan kemudian kembali ke Gontor untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pondok Gontor.
Mereka adalah;
KH. Ahmad Sahal (1901-1977)
KH. Zainuddin Fanani (1908-1967)
KH. Imam Zarkasyi (1910-1985)
Mereka memperbaharui sistem pendidikan di Gontor dan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 20 September 1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi.
Pada saat itu, jenjang pendidikan dasar dimulai dengan nama Tarbiyatul Athfal. Kemudian, pada 19 Desember 1936 yang bertepatan dengan 5 Syawwal 1355, didirikanlah Kulliyatu-l-Muallimin al-Islamiyah, yang program pendidikannya diselenggarakan selama enam tahun, setingkat dengan jenjang pendidikan menengah.
Dalam perjalanannya, sebuah perguruan tinggi bernama Perguruan Tinggi Darussalam (PTD) didirikan pada 17 November 1963 yang bertepatan dengan 1 Rajab 1383.
Nama PTD ini kemudian berganti menjadi Institut Pendidikan Darussalam (IPD), yang selanjutnya berganti menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID).
Saat ini ISID memiliki tiga Fakultas: Fakultas Tarbiyah dengan jurusan Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab, FakultasUshuluddin dengan jurusan Perbandingan Agama, dan Akidah dan Filsafat, dan Fakultas Syariah dengan jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum, dan jurusan Manajemen Lembaga Keuangan Islam. Sejak tahun 1996 ISID telah memiliki kampus sendiri di Demangan, Siman, Ponorogo.
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo saat ini dipimpin oleh:
KH. Dr. Abdullah Syukri Zarkasyi
KH. Hasan Abdullah Sahal
KH. Syamsul Hadi Abdan
(Tribun Jakarta/ POS-KUPANG.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun Pimpinan Pondok Gontor KH Syamsul Hadi Abdan Wafat (1944-2020), https://jakarta.tribunnews.com/2020/05/18/innalillahi-wa-inna-ilaihi-rajiun-pimpinan-pondok-gontor-kh-syamsul-hadi-abdan-wafat-1944-2020?page=all.