Satgas Yonif R 142/KJ Berbagi Ilmu Seni Rupa Bagi Masyarakat Perbatasan
Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif Raider 142/KJ berbagi ilmu seni rupa kepada masyarakat Kabupaten Belu, Provinsi NTT
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
Satgas Yonif R 142/KJ Berbagi Ilmu Seni Rupa Bagi Masyarakat Perbatasan
POS- KUPANG.COM| ATAMBUA--Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif Raider 142/KJ berbagi ilmu seni rupa kepada masyarakat Kabupaten Belu, Provinsi NTT yang adalah daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Para personil satgas melatih kalangan pemuda perbatasan untuk membuat karya seni rupa yang bernilai ekonomis tinggi dan laris di pasaran, seperti lukisan dinding, pigura, papan nama dan gantung kunci. Bahan baku pembuatan seni rupa ini hanyalah kayu jati sisa olahan yang mudah didapat seperti di mebel-mebel.
Hal ini disampaikan Dansatgas Pamtas Yonif R 142/KJ Letkol (Inf) Ikhsanudin, S.Sos.,M.M dalam rilis tertulisnya yang diterima Pos Kupang.Com, Minggu (17/5/2020).
Menurut Iksanudin, di Kabupaten Belu terdapat banyak pohon jati.
Biasanya masyarakat memanfaatkan kayu jati hanya untuk bahan bangunan rumah dan pembuatan perabot rumah tangga, seperti kursi, meja, lemari dan tempat tidur. Padahal, kayu jati bisa diolah lagi menjadi karya seni rupa seperti lukisan dinding, papan nama dan gantung kunci.
Untuk menghasilkan sebuah karya seni rupa memang tidak mudah karena membutuhkan ketrampilan. Ketrampilan dimaksud bisa didapat dengan cara formal lewat sekolah khusus seni rupa dan bisa juga secara non formal melalui kursus dan belajar otodidik pada orang berpengalaman.
Melihat peluang ini, personil satgas Yonif Raider 142/KJ yang memiliki skill seni rupa berinisiatif melatih para pemuda perbatasan untuk membuat karya seni rupa dengan cara belajar bersama di Mako Satgas di Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu.
Latihan pembuatan pigura dilakukan Praka Azmi bersama 3 orang rekannya. Sedangkan, pemuda yang ikut dalam latihan tersebut yakni, Agusto Fernandez Dorego (16), Matius Dossantos (14) dan Anton Bissik (13).
Menurut Iksanudin, limbah pengolahan kayu jati banyak terdapat di sekitar Atambua Kabupaten Belu, sehingga tidak sulit untuk mendapatkan bahan baku.
Selain kemudahan mendapatkan bahan baku, cara pembuatannya juga tergolong cepat. Bagi yang sudah trampil, pembuatan sebuah pigura hanya memakan waktu sekitar satu hingga dua minggu.
Iksanudin mengatakan, pembuatan pigura membutuhkan bahan antara lain, sisa pengolahan kayu jati, triplek, lem fox, cat pernis, kain beludru dan plastik bening.
Sedangkan, alat-alat yang diperlukan antara lain, gergaji potong, gergaji ukir, gunting, penggaris dan kuas yang akan digunakan untuk mengunakan cat pernis.
Iksanudin mengharapkan, ilmu pengetahuan tentang kerajinan tangan pembuatan pigura ini dapat didalami oleh pemuda di Belu. Hasil karya bisa digunakan sendiri juga bisa dipasarkan.
• Media Asing Sebut Penanganan Covid-19 di Indonesia Terburuk se-Asia Tenggara Presiden Jokowi Disorot
• Ini Keputusan Pemerintah soal Cuti Lebaran 2020, Libur Idul Fitri Tetap 24-25 Mei
Di tengah situasi covid-19 saat ini, aktivitas masyarakat lebih banyak di rumah. Peluang ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas yang bernilai ekonomis termsuk belajar membuat seni rupa. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas).