News
Di SMK Stella Maris Labuan Bajo, Para Siswa Kesulitan Paket Data, Hambat Pembelajaran Jarak Jauh
"Kalau ada rekan-rekan guru mau kirim materi atau tugas, kirim ke saya dan saya kirimkan ke grup sehingga didapatkan siswa."
Penulis: Gecio Viana | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Gecio Viana
POS KUPANG, COM, LABUAN BAJO - Wali Kelas X Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Stella Maris Labuan Bajo, Yoflan Bagang, SPd menggunakan aplikasi WhatsApp (WA) untuk memaksimalkan pembelajaran jarak jauh bagi anak didiknya.
Ditemui di kediamannya, Rabu (13/5), alumni Universitas Muhamadiyah Kupang ini menjelaskan, aplikasi WA dipilih
karena lebih tepat dan efektif.
"Kami selama ini terapkan pembelajaran jarak jauh. Jadi siswa learning at home. Kami siapkan materi dalam bentuk PDF atau Microsoft Office Word, lalu kirimkan ke nomor kontak siswa dan grup WhatsApp," katanya.
Diakui Yoflan, ia telah membuat WhatsApp Group (WAG) dan memasukan 35 siswanya.
Selanjutnya, para siswa akan mendapatkan materi dan tugas dari dirinya selaku wali kelas dan guru lainnya.
"Kalau ada rekan-rekan guru mau kirim materi atau tugas, kirim ke saya dan saya kirimkan ke grup sehingga didapatkan siswa. Jika siswa kurang paham, maka bertanya di dalam grup dan pertanyaan itu saya lanjutkan ke guru mata pelajaran untuk dijawab lalu jawaban dari guru akan saya kirimkan kepada siswa yang bertanya," jelasnya.
Dijelaskannya, dalam grup itu demokrasi dibuka sehingga siswa dapat bebas bertanya apapun terkait materi dan tugas yang ada.
Dalam kurun waktu 2 bulan pasca sistem pembelajaran online diberlakukan, lanjut Yoflan, kendala yang dihadapi para siswa adalah paket data atau pulsa internet yang tidak ada.
"Kendala ini mengakibatkan siswa membutuhkan waktu lama untuk kirimkan tugas, bahkan ada yang tidak kirimkan tugas," katanya.
Kendala lainnya, sejumlah siswa yang berasal dari daerah tanpa jaringan internet. "Siswa saya tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat ini," ujarnya.
Kendala lainnya, beberapa siswa yang tidak memiliki handphone berbasis Android. Untuk menyelesaikan masalah ketiadaan handphone, pihaknya menghubungi keluarga dekat atau teman dari pelajar tersebut yang memiliki handphone, agar membantu mendapatkan materi dan mengirim tugas yang diberikan guru sekolah.
"Nanti tugas siswa tersebut di-capture dan dikirimkan ke grup WA kami, selanjutnya saya sebagai wali kelas share ke guru yang memberikan tugas itu," katanya.
Diakuinya, terdapat rencana untuk melakukan kunjungan langsung kepada para siswa, namun setelah Kabupaten Mabar masuk dalam zona merah Covid-19, hal tersebut akan ditinjau demi kebaikan bersama.
"Harapannya semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir, karena pembelajaran secara langsung atau tatap muka lebih efektif demi pencerdasan anak bangsa," tegasnya.