News
Sulit Menjual Hasil Kebun, Warga TTS Minta Pasar Mingguan Dibuka Lagi, Uksam Selan: Kita Perjuangkan
Anggota DPRD TTS, Uksam Selan, melakukan reses di Desa Tubmonas, Kecamatan Kuatnana dan Desa Oehela, Kecamatan Batu Putih, Sabtu (9/5) dan Minggu
Penulis: Dion Kota | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Dion Kota
POS KUPANG, COM, SOE - Anggota DPRD TTS, Uksam Selan, melakukan reses di Desa Tubmonas, Kecamatan Kuatnana dan Desa Oehela, Kecamatan Batu Putih, Sabtu (9/5) dan Minggu (10/5).
Dalam dua hari reses itu, Uksam menyerap aspirasi masyarakat, antara lain pasar mingguan dibuka lagi agar warga menjual hasil pertanian, pemerintah membantu sembako dan APD sebagai dampak corona.
Masyarakat juga mengeluhkan belum menikmati listrik, peningkatan status jalan, membangun sumur bor dan mempertanyakan realisasi bansos baik dari dana desa, maupun dari kabupaten yang direalisasikan.
"Soal pembukaan pasar mingguan, kita akan bangun komunikasi dengan eksekutif. Kalau dibuka tetap menerapkan protokol covid-19," ujar Uksam, Senin (11/5).
Perihal akses jalan di dua desa itu, diakui Uksam, sangat buruk masih berupa jalan sertu. Warga, katanya, berharap adanya peningkatan ruas jalan dengan lapen atau hotmix.
Selain menyerap aspirasi, Uksam juga memberikan bantuan 200 paket sembako dan masker kepada masyarakat.
Sebelumnya, anggota DPRD TTS dari Fraksi Demokrat, Yudit Selan, meminta Bupati TTS, Egusem Piether Tahun, meninjau lagi keputusan menutup pasar mingguan kecamatan karena masyarakat kesulitan memasarkan hasil kebunnya. Selain itu, dampak penutupan pasar mingguan di kecamatan memaksa masyarakat menempuh jarak jauh ke Pasar Inpres SoE untuk berjualan atau membeli sembako.
"Banyak masyarakat yang mengeluh dengan kebijakan penutupan pasar kecamatan ini. Kita minta agar kebijakan ini dikaji kembali. Saat ini tim gugus tugas penanganan corona sudah ada sampai tingkat desa. Kenapa pasar mingguan tidak dibuka kembali dengan menerapkan protokol covid-19 dan diawasi tim gugus tugas tingkat desa maupun kecamatan," ungkap Yudit, Minggu (10/5).
Dengan hanya dibukanya Pasar Inpres SoE, lanjut Yudit, jumlah pedagang membeludak. Hal ini menyebabkan jarak antar pedagang maupun pembeli menjadi sangat rapat sehingga tidak sesuai lagi dengan jarak yang dianjurkan dalam social distancing. *
