Militer China Bersiap Menyerbu Taiwan, Siapkan Marinir dan Kapal untuk Mendarat di Pulau di LCS

China mengklaim wilayah Laut China Selatan sebagai daerah maritim miliknya, sementara banyak negara yang dipercaya punya hak atas wilayah maritim ters

Editor: Alfred Dama
DEFENSE STUDIES via Tribunnews.com
Kapal induk China, Liaoning 

Militer China Bersiap Menyerbu Taiwan, Siapkan Marinis dan Kapal untuk Mendarat di Pulau di LCS

POS KUPANG.COM -- Ketegangan yang tinggi terus memuncak di wiilayah perairan Laut China Selatan

China terus menhadirkan kekuatan militernya ukan saja di wilayah perairan, namun kini bersiap menyerbu pula-pulau yang selama ini dikuasai Taiwan

Pasukan marinir berikut kapal pendarat dan helikopter sudah disiapkan dan menunggu perintah untuk menyerbu pantai wilayah Taiwan tersebut

Belakangan kabar mengenai upaya China melakukan klaim atas Laut China Selatan kian ramai dibicarakan.

China mengklaim wilayah Laut China Selatan sebagai daerah maritim miliknya, sementara banyak negara yang dipercaya punya hak atas wilayah maritim tersebut.

Melansir Daily Express pada Rabu (13/5/2020), Beijing pun mengaku siap meningkatkan kehadiran pasukan militernya ke Laut China Selatan

Laut China Selatan menjadi area sensitif dan sengketa yang terus meningkat antara Amerika Serikat dan China.
Laut China Selatan menjadi area sensitif dan sengketa yang terus meningkat antara Amerika Serikat dan China. (AFP/Ted Aljibe)

Tujuannya tak lain adalah untuk memperkuat klaim atas Laut China Selatan

Namun, tak cukup hanya menguasai wilayah maritim di Laut China Selatan, rupanya China juga berupaya mengambil alih pulau di Laut China Selatan 

Menurut laporan terbaru, China sedang bersiap untuk melakukan latihan pendaratan di kepulauan yang terletak strategis di utara Laut China Selatan

Berita Taiwan melaporkan, Komando Teater Selatan Tiongkok akan melakukan pendaratan pantai yang melibatkan marinir, kapal pendarat dan helikopter di pulau itu.

Dengan demikian, artinya China akan melakukan klaim atas pulau tersebut, sementara diketahui pulau itu dikontrol oleh Taiwan.

Kepulauan Pratas atau dikenal sebagai Kepulauan Dongha terdiri dari satu pulau, dua terumbu karang dan dua bank, yang terletak 170 mil laut dari Hong Kong.

Wilayah pendudukan Taiwan ini memiliki luas 353.668 hektar, yang terletak secara strategis untuk memungkinkan akses langsung dari Laut China Selatan yang kaya sumber energi.

China mengklaim sudah melakukan upaya untuk meningkatkan kehadirannya, di wilayah maritim itu.

Mereka juga berupaya mendirikan pos-pos militer di pulau buatan.

Sebelumnya, China telah mendirikan pangkalan militer di Pulau Hainan, kemudian dilaporkan akan diperluas.

Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel juga akan dijadikan pangkalan militer China.

Sementara itu, aksi semena-mena China membuat beberapa negara bereaksi, termasuk Amerika yang mengirim kapal induk USS Bunker Hill dan kapal perusak USS Barry.

Mereka berlayar melalui kepulauan Spratly yang diperebutkan sebagai bagian dari serangkaian kebebasan navigasi operasi laut.

Militer China menuduh AS menjajah ke perairan yang didudukinya, namun dibantah oleh pihak AS.

Komandan Angkatan Laut AS Reann Mommsen mengatakan, "Klaim maritim yang melanggar hukum dan menyapu Laut China Selatan menimbulkan ancaman serius terhadap kebebasan laut."

"Termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan berlebihan dan hak lintas yang tidak bersalah atas semua kapal," katanya.

Tiongkok berdaulat atas Laut China Selatan yang diperselisihkan dengan klaim dari negara tetangga, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Baca Juga: Benar-benar Kemaruk, China Sudah Keruk Habis-habisan Laut China Selatan Meski Bukan Pemilik 'Sah', Foto Satelit Ini Jadi Buktinya

Laut China selatan merupakan jalur pelayaran paling sibuk di dunia.

Sebuah laporan mengatakan, di bawah hukum internasional, sebagian besar Laut China Selatan berada di bawah kedaulatan Vietnam.

Beijing tidak setuju dan mengatakan bahwa seluruh jalur laut hingga pantai Filipina, Malaysia dan Taiwan adalah milik China.

Namun, klaim itu ditolak oleh pengadilan arbitrase internasional pada tahun 2016.

Foto Sateli Bukti China Sudah Keruk Habis-habisan Laut China Selatan Meski Bukan Pemilik 'Sah
 

Kapal Keruk diduga milik  China saat beroperasi
Kapal Keruk diduga milik China saat beroperasi (googleusercontent.com)

Status wilayah Laut China Selatan yang masih merupakan laut internasional dan masih menjadi wilayah sengketa tak menghentikan China untuk mengeksploitasinya.

China tak henti-hentinya mengeruk isi di dalam Laut China Selatan untuk kepentingannya sendiri.

Padahal, selain bukan pemilik sah, tindakan tersebut juga merugikan dalam berbagai hal.

Mulai dari masalah lingkungan hingga faktor sejarah di mana China berani memorak-porandakan ratusan 'makam' yang berada di Laut China Selatan.

Hal ini diketahi melalui foto-foto yang menunjukkan armada kapal keruk yang berbasis di Tiongkok terus-menerus berputar di Laut China Selatan.

Melansir Forbes, kapal tersebut diduga bertindak ilegal dan menyebabkan kerusakan ekologis.

Citra satelit menunjukkan skala aktivitas yang luar biasa di Laut China Selatan di mana puluhan hingga ratusan kapal yang terlibat.

Pada 17 April, Penjaga Pantai Taiwan dilaporkan mengejar 40 kapal keruk ilegal dari suatu daerah di ujung utara Laut China Selatan.

Gambar satelit yang diambil pada 13 April dan berhasil didapat Forbes, menunjukkan aktivitas ini.

Gambar lain, diambil pada 3 Mei mengkonfirmasi bahwa kapal tersebut kembali dan terus melakukan pengerukan.

Kapal tersebut menggunakan alat keruk isap untuk menyedot pasir.

Setiap kapal pengerukan self-propelled, diprediksi dapat membawa ratusan ton pasir dan sering melakukan perjalanan.

Pangkalan Angkatan Laut China di Laut China Selatan
Pangkalan Angkatan Laut China di Laut China Selatan (inquisitr)

Menurut presiden Masyarakat Margasatwa dan Alam Taiwan, Jeng Ming-shiou, yang dikutip oleh media setempat, kapal-kapal China mengeruk pasir lebih dari 100.000 ton per hari. Kegiatan ini telah berlangsung selama beberapa tahun.

Bukan hanya Taiwan, kapal keruk China juga menghadapi perlawanan di negara lain.

Pada Agustus 2019, sebuah kapal keruk besar kandas di dekat Aparri, Cagayan, di pantai utara Filipina.

Kapal Tiongkok ini dilaporkan terlibat dalam kegiatan pengerukan yang sah di Filipina.

Pasir itu tampaknya ditujukan untuk perluasan Bandara Hong Kong.

Keabsahan operasi dipertanyakan secara lokal karena ada penentangan terhadap penambangan pasir hitam.

Pasir hitam sangat relevan untuk Filipina. Pasir ini digunakan dalam produk beton dan baja, serta perhiasan dan kosmetik.

Pasir itu juga bisa mengandung Magnetite, sejenis bijih besi yang merupakan komoditas berharga. Ekstraksinya mungkin memiliki dampak negatif yang signifikan.

China Sudah Keruk Habis-habisan Laut China Selatan Meski Bukan Pemilik Sah, Foto Satelit Ini
China Sudah Keruk Habis-habisan Laut China Selatan Meski Bukan Pemilik Sah, Foto Satelit Ini (forbesimg.com)

Ini dapat mempengaruhi stok ikan dan menyebabkan erosi, serta membahayakan komunitas lokal.

Sudut lain dari kegiatan pengerukan laut ilegal adalah penjarahan kapal yang karam.

Bangkai kapal yang diselamatkan secara ilegal termasuk kuburan perang dari Perang Dunia II.

Pedagang besi tua yang terlibat mungkin termasuk perusahaan Malaysia. Bangkai kapal termasuk angkatan laut Amerika, Inggris, Belanda dan Jepang, serta banyak kapal dagang yang ditenggelamkan selama perang.

Kapal perang Inggris yang terkenal HMS Prince of Wales telah menjadi salah satu korban yang diketahui, seperti halnya kapal selam Angkatan Laut AS, USS Perch.

Dan kapal penjelajah USS Houston yang tenggelam di Pertempuran Selat Sunda pada tahun 1942. Makam perang itu berisi 650 pelaut dan marinir Amerika.

sebagian Artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul:  Benar-Benar Kemaruk, Tak Puas Hanya Kuasai Daerah Maritim China Juga Klaim Hal Ini di Laut China Selatan Sebagai Miliknya, Pasukan Militer Sudah Dikerahkan https://intisari.grid.id/read/032149487/benar-benar-kemaruk-tak-puas-hanya-kuasai-daerah-maritim-china-juga-klaim-hal-ini-di-laut-china-selatan-sebagai-miliknya-pasukan-militer-sudah-dikerahkan

Dan Judul: Benar-benar Kemaruk, China Sudah Keruk Habis-habisan Laut China Selatan Meski Bukan Pemilik 'Sah', Foto Satelit Ini Jadi Buktinya https://intisari.grid.id/read/032149234/benar-benar-kemaruk-china-sudah-keruk-habis-habisan-laut-china-selatan-meski-bukan-pemilik-sah-foto-satelit-ini-jadi-buktinya?page=all

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Penampakan satelit: Terjadi pengerukan ilegal skala besar di Laut China Selatan!".

 
 

1/
2/
3/
4/

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved