Hati-hati Konsumsi Daging Babi, Menurut Para Ahli Gizi Ada Binatang Berbahaya Ini di Dalamnya
Masyarakat Kupang atau NTT biasa memelihara babi dan mengonsumsi daging babi. Mereka sudah tahu seberapa enak konsumsi daging babi.
Banyak anjing bersentuhan dengan tikus dan kotoran yang dapat menyebabkan mereka menelan larva parasit trikinosis.
Trikinosis adalah parasit zoonosis yang dapat dengan mudah ditularkan dari anjing ke manusia melalui konsumsi daging yang terinfeksi.
Setelah parasit ini berada di tubuh manusia, mereka dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan di dasar kuku dan mata, di samping kelemahan otot yang parah.
Jika tidak diobati, trikinosis bisa berakibat fatal.
Bahaya Konsumsi Daging Bangkai
Berkaitan dengan bahaya konsumsi daging babi, tidak jarang juga Anda tidak tahu kalau Anda sedang mengonsumsi daging bangkai.
Terutama untuk Anda yang biasa membeli daging yang sudah dipotong di pasar, yang Anda tidak pernah tahu apakah daging itu berasal dari hewan yang masih hidup saat disembelih atau justru diambil dari hewan yang sudah mati lemas karena menderita penyakit tertentu.
Contoh kasusnya, seperti yang dialami belasan warga di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Mereka mengalami keracunan setelah mengonsumsi daging bangkai kambing yang mati setelah mendapat suntikan obat viton, pada Desember 2019.
Mereka dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan setelah mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, juga diare.
Selama ini larangan mengonsumsi daging bangkai memang sudah diketahui secara luas oleh masyarakat.
Sebaliknya, hewan unggas atau ternak yang mati dan menjadi bangkai, disarankan untuk segera dikubur atau dibakar agar tidak menimbulkan penyakit, dan bukan diolah untuk konsumsi.
Lantas apa bahaya mengonsumsi bangkai?
Dokter Ahli Gizi Dr. dr. Tan Shot Yen M.Hum memaparkan alasannya.
Daging bangkai sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi masyarakat, karena berbagai risiko virus dan penyakit yang mungkin saja ditularkan kepada mereka yang mengonsumsinya.
Tidak peduli apakah hewan itu mati karena sakit, terkena virus, mengalami hal-hal nahas seperti kecelakaan atau bencana alam, ataupun alasan yang lain.
"Hewan kalau mati bukan karena disembelih kudu ditelusuri matinya kenapa. Apakah hewan-hewan ini matinya sial ketabrak (berarti) dia bebas penyakit? Pernah vaksinasi?" kata dr. Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/12/2019).
Hal itu dikarenakan hewan yang mati meskipun kondisi terakhir terlihat baik-baik saja tidak bisa menjamin apapun ketika akhirnya diolah dan dijadikan hidangan untuk anggota keluarga.
"Kelihatan sehat tidak sama dengan bebas penyakit loh. Kalau peternakan kan memang secara khusus dipantau, diberi vaksinasi, registered, bahkan sapi-sapi ada capnya," jelas dr. Tan.
Tidak dibenarkan
Untuk itu, mengonsumsi daging bangkai dengan alasan apapun sangat tidak dibenarkan.
Di dalam dunia kesehatan, terdapat 2 pembagian secara umum penyakit yang bersumber dari hewan atau zoonotic diseases.
Pertama adalah parasit atau bakteri yang tidak secara langsung membuat hewan mati, namun berbahaya bagi manusia.
"Yang paling terkenal tentu Tifus, Salmonella. Makanya makan telur mentah atau ayam mentah mending dipikir seribu kali. Telur dan daging ayam adalah media terbaik buat kembang biak kuman Tifus," jelasnya.
Sementara yang kedua, adalah penyakit yang membuat hewan bersangkutan mati. Misalnya TBC, septikemi (infeksi menyeluruh dalam darah), pneumonia, tumor/kanker, peritonitis (infeksi rongga perut) yang terjadi di hewan ternak seperti sapi.
Bisa juga seperti virus flu babi yan menewaskan banyak babi di Sumatera Utara.
"Memang ada jenis-jenis penyakit hewan yang tidak menulari manusia, tapi bukan berati kita anggap enteng," sebutnya.
Ia pun mencontohkan virus flu burung yang semula tidak banyak diketahui masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, sistem imun manusia menurun akibat kebiasaan hidup yang tidak teratur, virus ini pun dengan mudah menyerang manusia.
"Jadi yang terbaik mengonsumsi hewan tentu yang sudah terverifikasi oleh keamanan pangan, dalam hal ini kita beli dari rumah penyembelihan resmi yang biasanya para penjual ayam atau daging di pasar mendapat pasokannya dari sana," imbuh dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berikut Bahaya Konsumsi Daging Babi Menurut Para Ahli Gizi"