Kinerja Tidak Maksimal, Bupati Sunur Soroti BPBD Lembata
Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Lembata melakukan evaluasi kinerja di Kuma Resort
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Lembata melakukan evaluasi kinerja di Kuma Resort, Senin (11/5/2020). Dalam rapat evaluasi tersebut, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menilai kinerja para kepala dinas dalam tim gugus tugas masih belum maksimal.
Terkait hal ini, secara khusus Bupati Sunur menyoroti kinerja Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata Thomas Tip Des. Bupati Sunur menyebut sebagai badan yang mengelola anggaran Covid-19 terbesar, Kepala BPBD harus selalu berada di posko-posko Covid-19 dan lokasi karantina. Dengan begitu dia bisa mengetahui semua kebutuhan di lapangan dan data penghuni karantina sehingga anggaran yang digunakan juga sesuai data riil di lapangan.
• Mana Lebih Baik Sholat Tahajud 2 Rakaat atau 4 Rakaat? Ini Ceramah Ustadz Abdul Somad & Adi Hidayat
"Kepala BPBD harus tahu data yang dikarantina supaya cek makanan, dan semua kebutuhan. Tanggungjawab seluruhnya BPBD. Harus monitor tiap hari, bukan tunggu laporan saja," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Sunur juga menanyakan langsung kepada Kepala BPBD Lembata berapa jumlah penghuni karantina di Puskesmas Pada dan di Meru.
"Semua kadis wajib ada di lokasi karantina. Saya lihat tidak semua kadis yang kerja, hanya segelintir saja. Ini saya tanya satu-satu juga tidak ada yang tahu berapa yang di karantina. Nanti saya evaluasi masuk dalam kinerja," keluhnya.
• Menu Racikan Sahur Mudah Diolah, Ada Telur Gembung Sarden hingga Mi Goreng Otak-otak, Cukup 30 Menit
Kepada wartawan usai rapat, Bupati Sunur mengatakan minggu berikutnya ia akan lakukan evaluasi kinerja lagi. Jika masih belum maksimal maka bukan tidak mungkin Kepala BPBD Lembata dan para kepala dinas yang kinerjanya buruk akan dinonaktifkan.
Menurut dia, kebijakan pemerintah tetap tegas melarang pelaku perjalanan masuk ke Lembata untuk sementara waktu.
"Kita harus tegas. Jadi mau pilih yang mana, 10 orang datang dan 100 orang di Lembata yang kena (corona). Ini tidak main-main. Risiko makin besar kalau ada yang masuk. Satu orang saja maka mati kita nonton, siapa dokter yang bisa tangani, tidak ada. Keputusan yang sudah kita ambil untuk selamatkan masyarakat banyak," tegasnya.
"Supaya uang tidak keluar banyak ya tahan orang supaya jangan masuk. Jadi tidak ada toleransi terhadap siapa pun yang masuk. Uang begitu banyak keluar untuk gugus tugas. Jadi harus jaga supaya jangan ada yang masuk lagi. Semua kadis masuk dalam tim tahapan pengendalian," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)