News
Tukang Becak di Waingapu Lesu Darah Gara-gara Corona, Pendapatan Berkurang, Sehari Hanya Rp 50 Ribu
Sejumlah tukang becak yang ditemui di Pasar Matawai, Sabtu (9/5) mengatakan, semenjak mewabahnya Corona, pendapatan mereka menurun drastis.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Benny Dasman

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Oby Lewanmeru
POS KUPANG, COM, WAINGAPU - Pendapatan tukang becak di Wiangapu, Kabupaten Sumba Timur saat ini menurun drastis. Sebelum wabah Corona Virus Disease (Covid-19), pendapatan mereka mencapai Rp200 ribu/hari, namun saat ini hanya Rp50 ribu/hari.
Sejumlah tukang becak yang ditemui di Pasar Matawai, Sabtu (9/5) mengatakan, semenjak mewabahnya Corona, pendapatan mereka menurun drastis.
Jika dibandingkan dengan kondisi sebelum Corona, pendapatan mereka bisa mencapai Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu setiap hari.
Petrus Umbu Londong, salah seorang tukang becak di tempat itu, mengatakan, saat ini pendapatan dari becak sangat berkurang.
"Kalau sekarang ini pak, pendapatan kami tidak seperti yang dahulu. Sekarang ini, sehari hanya mendapat Rp 50 ribu dan kalau penumpang banyak bisa Rp 100 ribu," ujarnya.
Dia menjelaskan, kondisi yang dialami itu sudah berlangsung kurang lebih sebulan terakhir. Setiap hari usahanya hanya untuk bisa membeli kebutuhan makan minum keluarga.
"Kalau dahulu, saya bisa simpan uang, tetapi sekarang kalau dapat uang hanya pas untuk beli kebutuhan makanan dan minuman di rumah," katanya.
Ongkos atau tarif per penumpang Rp 5.000 per satu trip. "Kalau penumpang membawa barang, biasanya mereka tambah biaya sedikit. Tetapi kalau badan kosong Rp5.000," katanya.
Dia mengakui, saat ini jumlah becak yang terdata di LLAJR atau di Dinas Perhubungan setempat sekitar 50-an becak. *