Satu Keluarga Ditemukan Kelaparan di Kebun, Kondisi Lemas dan Tak Punya Uang
Seperti kisah miris dialami satu keluarga di Kelurahan Amassangan, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pasalnya, karena tidak punya uang dan rumah mereka
'Hotman perlu alamat keluarga ini sekarang di medan! Mohon wartawan medan info aku alamat mereka sekarang!!' tulisnya.
Dalam hitungan menit, pengacara yang punya hobi koleksi mobil mewah ini kembali menyerukan kepada netizen agar memberitahukan alama keluarga yang diviralkan sudah berhari-hari tidak makan dan diusir dari rumah kontrakan.
'Help helpppppppppp! Medan ini Bung! Dm hotman alamatnya!' kata Hotman.
* Fakta Sebenarnya
Terkait viralnya satu keluarga yang disebut kelaparan dan diusir dari rumah kontrakan lantaran terdampak wabah Covid-19, Camat Medan Denai, Ali Sipahutar, angkat bicara.
Mengutip TribunMedan.com artikel 'Hotman Paris Bikin 3 Postingan Sekaligus Sekeluarga Tak Makan Berhari-hari di Medan, Ini Faktanya' Ali membantah ada warganya yang tidak makan berhari-hari karena terdampak Covid-19.
Keluarga itu adalah Zunaidi Rahman dan istrinya, Evarianti Boru Ritonga serta kelima anak mereka.
Usai viral di medsos, Ali langsung menyambangi kediaman Zunaidi Rahman untuk memastikan kebenaran informasi yang mengatakan bahwa keluarga tersebut sudah tidak makan berhari-hari.
"Kedatangan kami kemari atas informasi yang viral di medsos dan sekaligus untuk melihat langsung kondisi satu keluarga tersebut. Dan, Evarianti Boru Ritonga menyatakan tidak benar bahwa mereka tidak makan berhari-hari. Yang benar mereka telah diusir dari kontarakan rumah mereka karena tidak mampu membayar biaya sewa rumah," kata Ali.
Ali juga mengatakan bahwa pemberitaan terkait tidak makan berhari-hari juga mengganggu keluarga tersebut karena banyak orang yang datang melihat mereka.
Padahal fakta sebenarnya, kata Ali, keluarga tersebut kehilangan pendapatan karena Zunaidi Rahman yang berprofesi sebagai pekerja servis Air Conditioner (AC) minim orderan karena pandemi.
"Kami sudah ngomong sama ibu juga bahwa berita tersebut sangat mengganggu Ibu dan Bapak, karena masyarakat banyak datang kemari. Oleh karena itu kami kemari juga bersama dengan Pak Lurah, kami berusaha supaya bapak ibu juga bisa tenang menjalani hidup sehari-hari tidak merasa tertekan dengan berita yang ada," kata Ali.
Sementara itu, Ali mengatakan keluarga tersebut masih berstatus sebagai warga Binjai sehingga sulit mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Ia mengatakan pihaknya akan membantu memproses dokumen agar keluarga tersebut dapat mendapatkan bantuan sosial.
"Walaupun Bapak dan Ibu ini kependudukannya masih di Kota Binjai nanti Pak Lurah dan kepling coba bantu agar dipercepat, kita bantu mereka agar bisa dimasukkan ke bantuan sosial pemerintah. Waktu di Kota Binjai tidak dapat bantuan ya," katanya