Mengerikan Nasib 2 Nelayan Pembelot Korut setelah Dikembalikan Korsel, Padahal Surga Pelarian Korut

Kehidupan yang serba kekurangan dan dibawa ancaman hukuman yang sangat berat hingga ditembak mati membuat sebagia warga Korea Utara berpikir untuk mel

Editor: Alfred Dama
Reuters/Dokumentasi
Dua tentara Korea Utara melakukan patroli di komplek industri Kaesong dekat perbatasan Korea Selatan. 

“Itu adalah hukuman kami karena kami adalah orang berdosa. Saya tidak tahu mengapa kami adalah orang berdosa,” katanya.

Ketika dia atau pembelot lainnya diperintahkan untuk menyusuri koridor ke kantor sipir, mereka dipaksa merangkak dengan tangan dan kaki.

Petugas memukuli mereka dengan sarung tangan dan tongkat saat mereka pergi.

Diperkirakan 100.000 warga Korea Utara atau lebih saat ini tinggal di pusat-pusat penahanan, penjara-penjara politik, atau kamp-kamp kerja di mana mereka menanggung kerja keras, penyiksaan, dan kelaparan.

Baca Juga: Kehidupan Rahasia Sang 'Tiger King,' Terbongkar Kamar Kumuh Tempatnya 'Bermain' dengan Kambing atau Domba dan Juga Boneka Binatang yang Dilubangi serta Para Pria

Terlepas dari kenyataan bahwa salah satu kamp pendidikan ulang terbesar Korea Utara adalah di Chongori, dekat kota asalnya di Musan, Kim dikirim ke pusat lebih jauh ke selatan.

Dia kemudian berhasil kabur dari situ, namun kembali tertangkap.

Dia kemudian dikirim ke kamp kerja paksa, tempat dia menebang pohon di gunung selama berbulan-bulan.

Dia kemudian berhasil kembali membelot hingga sampai di Korea Selatan dan menjalankan bisnisnya sendiri dan berkumpul dengan ibunya. (Muflika Nur Fuaddah)

Sebagian Artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul:

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved