BBPP
Tetap Produktif dan Kreatif Mengelola Kebun Organik di Tengah Pandemi Corona
Di saat pandemi Covid-19 seperti ini, pemerintah menganjurkan masyarakatnya agar tetap di rumah.
Tetap Produktif dan Kreatif Mengelola Kebun Organik di Tengah Pandemi Corona
POS-KUPANG.COM---Di saat pandemi Covid-19 seperti ini, pemerintah menganjurkan masyarakatnya agar tetap di rumah.
Pemerintah meminta masyarakat mengurangi aktivitas seperti berkumpul, bertemu banyak orang di luar rumah, dan menjaga jarak satu sama lain atau biasa disebut social distancing yang kini disebut physical distancing, untuk menurunkan risiko penularan virus corona.
Hal ini membuat masyarakat mau tidak mau harus menggunakan sebagian besar waktunya untuk berkegiatan di rumah, seperti bekerja, belajar, serta beribadah. Karena pembatasan kegiatan di luar rumah, membuat sebagian orang menjadi bingung apa yang seharusnya dilakukan saat di rumah selama masa karantina.
Fenomena ini tidak mengganggu aktifitas seorang petani melenial Gestianus Sino walau harus menjalankan anjuran pemerintah untuk berdiam diri di rumah , gesti tetap produktif dan kreatif dengan bertani di kebun sayuran organik miliknya yang bersebelahan dengan rumah tinggalnya.
Gestianus Sino alias Gesti, demikian nama pemuda itu adalah petani organik NTT yang mengembangkan konsep pertanian terpadu di atas lahan seluas sekitar 1000 m2 di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Pada tahun 2013 ia memutuskan untuk meninggalkan status pegawai honor dan mulai menggarap lahannya dengan menanam pepaya California.
Kolaborasi antara Gestianus Sino, seorang petani milenial Kabupaten Kupang dan Sarah, sebagai Penyuluh Pertanian di BPP Naibonat, Dinas Pertanian Kabupaten Kupang berbuah hasil. Mereka berdua berkolaborasi agar petani dan kelompok tani tetap giat dalam melakukan kegiatan pertanian ditengah pandemic Covid-19, karena pertanian tidak boleh berhenti.
Gesti semangat membudidayakan Pepaya California karena Pepaya adalah salah satu buah yang tinggi akan kandungan gizi dan manfaat untuk kesehatan, dan papaya California adalah buah lokal Indonesia yang berkualitas premium.
Pepaya california merupakan buah hasil rekayasa genetika yang berhasil ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, yang merupakan seorang ilmuan dari Pusat Kajian Buah Tropika di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Pepaya california diresmikan pada 3 Oktober 2010 oleh Menteri Pertanian saat itu yakni Dr. Soeswono.
pepaya california menjadi primadona bukan tanpa sebab. Bibit unggul yang ditemukan oleh Prof. Sriani menghasilkan buah pepaya yang lebih menjanjikan.
Tanaman pepaya california sudah mulai berbunga pada usia 3 bulan dan buahnya dapat dipanen di usia 7 hingga 9 bulan. Tanaman ini dapat terus menerus berbuah hingga usia 4 tahun. Dalam satu tahunnya, pepaya california dapat dipanen hingga 4 kali.
Tidak hanya itu, buah yang dihasilkan pun memiliki rupa yang menarik. Warna kulit pepaya california hijau cerah dan berwarna kekuningan di sekitar tangkainya ketika menjelang masak. Daging buahnya berwarna merah cerah dan tidak lembek. Lubang di dalam buahnya berbentuk bintang lima. Rasanya pun manis dan tahan hingga 5 hari tanpa bantuan pengawet.
Selain harganya yang terjangkau, manfaat buah pepaya untuk kesehatan sangat banyak. Pepaya memang menjadi salah satu buah tersehat yang kaya akan vitamin dan mineral, seperti fosfor, kalium, besi, magnesium, kalsium dan lainnya.
Buah pepaya matang sangat unggul dalam hal betakaroten (276 mikrogram/100 g), betacryptoxanthin (761 mikrogram/100 g), serta lutein dan zeaxanthin (75 mikrogram/100 g). Betakaroten merupakan provitamin A sekaligus antioksidan yang sangat ampuh untuk menangkal serangan radikal bebas.