Virus Corona

Ibu Hamil Keluhkan 300.000 Masker Gratis dari Pemerintah, Ada Binatang Menakutkan di Dalamnya

Masyarakat Jepang disebut-sebut memiliki kebiasaan mengenakan masker. Bahkan jauh sebelum terjadi wabah pandemi Covid-19.

Editor: Agustinus Sape
Image by Peggy und Marco Lachmann-Anke from Pixabay
Ilustrasi masker. 

Namun mereka dihubungi oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang yang berniat memborong, demikian pengakuan dari presiden perusahaan sebagaimana dikutip oleh harian Asahi Shimbun.

"Tidak ada masalah dengan kualitas masker kami," kata presiden perusahaan seperti dikutip NHK. Akan tetapi perusahaan belum bisa dihubungi lebih lanjut untuk dimintai keterangan.

Saat ditanya mengenai pengadaan masker dan bagaimana perusahaan pemasok dipilih, kepala sekretaris kabinet Yoshihide Suga pada konferensi pers mengklaim, semuanya telah ditangani dengan tepat.

"Ada kebutuhan mendesak untuk masker, jadi pemerintah mencari secara luas," katanya tanpa memberi rincian lebih lanjut.

Sementara itu perusahaan elektronik Sharp dalam sebuah pernyataan pada Selasa ini menyatakan, ada 4,7 juta orang yang hendak membeli masker buatan mereka sejumlah 40.000 kotak.

Pekan lalu banyaknya permintaan ini membuat situs web perusahaan tersendat karena penerimaan pesanan dilakukan secara online.

Sharp kemudian beralih menjual masker secara lotre, dan mengatakan akan segera meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan.

Bantuan Tunai Rp 14,4 Juta

Selain bantuan masker untuk warganya, Pemerintah Jepang menawarkan bantuan tunai senilai 100.000 yen (sekitar Rp 14,4 juta) kepada setiap penduduk, saat negara menerapkan darurat nasional.

Keputusan itu diumumkan Perdana Menteri Shinzo Abe pada Jumat (17/4/2020), menyusul langkah-langkah untuk mengatasi Covid-19 di negara perekonomian terbesar ketiga di dunia tersebut.

"Kami bergerak cepat untuk memberikan uang tunai kepada semua orang," kata Abe dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, saat menjelaskan keputusannya untuk memperluas keadaan darurat nasional.

Warga dengan masker pelindung menjaga dari penularan virus COVID-19, mengantre secara berjarak untuk menyaksikan api Olimpiade saat tur Reli Api Olimpiade Tokyo 2020 di Fukushima, Jepang, Selasa (24/3/2020).
Warga dengan masker pelindung menjaga dari penularan virus COVID-19, mengantre secara berjarak untuk menyaksikan api Olimpiade saat tur Reli Api Olimpiade Tokyo 2020 di Fukushima, Jepang, Selasa (24/3/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/KYODO)

Bantuan tunai ini awalnya bernilai 3 kali lipat untuk rumah tangga yang mengalami penurunan pendapatan karena virus corona.

Namun Abe mengubahnya dan meminta maaf atas kebingungan tersebut.

Kasus virus corona dan korban meninggal di Negeri "Sakura" relatif lebih sedikit dibandingkan negara-negara sekitarnya.

Akan tetapi baru-baru ini Tokyo telah memicu kekhawatiran. Pada Jumat (17/4/2020) tercatat ada 201 kasus baru, yang merupakan jumlah harian tertinggi di ibu kota Jepang tersebut.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved