Bupati Lembata: Selama Pandemi Corona, Urus Daerah Masing-Masing
Penilaian Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, selama pandemi virus corona Covid-19 masyarakat Lembata tidak perlu mengadu pada Pemprov NTT
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Penilaian Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, selama masa pandemi virus corona Covid-19 masyarakat Lembata tidak perlu mengadu pada Pemprov NTT atau Pemerintah Pusat.
Pasalnya, di tengah situasi pagebluk semacam ini, setiap orang mengurus daerahnya masing-masing. Misalnya, Pemerintah Kabupaten Lembata mengurus masyarakat Lembata dan Pemerintah Kabupaten Flores Timur mengurus masyarakat Flores Timur.
• Polisi Buru Pelaku Pencabulan Gadis 13 Tahun di Labuan Bajo yang Dicabuli di Bukit Cinta
Hal ini disampaikannya saat memberikan arahan dalam pelantikan Penjabat Kepala Desa di Desa Watokobu Kecamatan Nubatukan, Selasa (28/4/2020).
"Jangan Jakarta jadi ukuran kita, mereka punya uang banyak, tidak kerja juga orang kasi makan. Jadi kalau tunggu recovery sesungguhnya maka tahun depan," tambahnya.
Beberapa waktu lalu, Bupati Sunur mengisahkan, Pemerintah Kabupaten Lembata hendak menyiapkan satu rumah karantina di Larantuka, Flores Timur untuk menampung sementara para perantau dan mahasiswa asal Lembata yang sudah telanjur berada di Larantuka dan tidak bisa ke Lembata.
• BREAKING NEWS: Gadis 13 Tahun di Labuan Bajo Dicabuli di Bukit Cinta
Rumah karantina itu berada di Susteran PRR di Lebao Larantuka. Rencana ini kemudian urung dilakukan karena ada penolakan dari masyarakat.
Padahal menurut Bupati Sunur, Pemkab Lembata akan mengirim tenaga medis ke Larantuka dan memantau para pelaku perjalanan asal Lembata di Larantuka selama 14 hari sebelum diperkenankan masuk ke Lembata.
"Kita mau kita punya masyarakat Lembata yang ada di situ (Larantuka) biarkan di sana dulu selama 14 hari, kita nanti dengan dinas kesehatan lakukan rapid test di sana, nanti setelah 14 hari baru mereka pulang," ujarnya saat diwawancarai wartawan.
Berkaca pada hal ini, menurut Bupati Sunur di masa seperti ini masing-masing orang bekerja untuk daerah masing-masing.
"Ini kan urusan kemanusiaan, kalau mau bantu ya harus ada koordinasi antar kabupaten," jelasnya.
"Masing-masing daerah urus diri sendiri, kita protect dulu di sini. Manusia Lembata urus di Lembata, manusia Flotim urus Flotim, padahal orang dari Ruteng kita tampung di sini, kasi makan di sini. Padahal kita ini Lamaholot," imbuhnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)