News
Celaka, Warga yang Dikarantina di Sikka Mengamuk Minta Pulang Rumah, Petrus: Tunggu Empat Hari Lagi
Sejumlah warga yang sedang dikarantina di Gedung SCC, Jalan Ahmad Yani, Kota Maumere, mengamuk minta pulang, Rabu (22/4) pagi.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Egy Moa
POS KUPANG, MAUMERE - Sejumlah warga yang sedang dikarantina di Gedung SCC, Jalan Ahmad Yani, Kota Maumere, mengamuk minta pulang, Rabu (22/4) pagi.
Mereka beralasan masa karantina telah selesai.
"Masa karantina sudah selesai. Tolong pulangkan kami. Biar kami karantina mandiri di rumah saja," teriak seorang warga di hadapan Jurubicara Satgas Covid-19 Sikka, Petrus Herlemus.
Herlemus, hadir di Gedung SCC menyampaikan informasi terbaru terkait penanganan warga eks penumpang KM Lambelu yang sedang menjalani karantina.
"Dari 37 laboratorium di Indonesia, salah satunya yang terkena dampaknya Surabaya dan saat ini kehabisan reagen. Karena warga karantina mohon bersabar menunggu hasil swab," ujar Herlemus.
Namun, warga tidak puas dengan penjelasan tersebut. Mereka mempertanyakan fasilitas karantina yang kurang layak.
Mereka berharap pemerintah segera mengambil sikap memulangkan warga karantina karena mereka mengaku dalam kondisi sehat berdasarkan hasil rapid test.
Namun, Herlemus mengharapkan warga karantina bersabar selama tiga sampai empat hari mendatang. Pemerintah akan melakukan langkah terbaik untuk warga karantina dan masyarakat Kabupaten Sikka.
Warga karantina di Gedung SCC dan Aula Rumah Jabatan Bupati Sikka sejumlah 179 orang berasal dari eks penumpang KM Lambelu turun di Pelabuhan Lorens Say Maumer, Selasa (7/4).
Setelah kembali dari Pelabuhan Maumere, semua ABK KM Lambelu menjalani karantina di atas kapal dan sebanyak 29 ABK reaktif Covid-19 dirawat di RS Makassar.
Sementara itu, hal tak pantas ditiru dilakukan segelintir pedagang di Kecamatan Kewapante, sekitar 7 Km arah timur Kota Maumere, ditengah kecemasan warga terhadap penularan wabah virus Corona (Covid-19).
"Kemarin dapat informasi dari anggota DPRD, segelintir pedagang ditenggarai menjual bahan makanan dan minuman kadaluwarsa (expire)," kata Herlemus.
Katanya, makanan expire dijual memanfaatkan situasi Covid-19. Tim Pengawasan Bahan Makanan dan Minuman segera melakukan operasi penertiban, Kamis (23/4).
Tim pengawas ini, demikian Herlemus, juga akan bergerak ke kecamatan-kecamatan bila ditemukan laporan ada yang menjual bahan makanan dan minum kadaluawarsa. *
