Ketua GP Ansor NTT, Sampaikan 3 Poin Penting Terkait Bulan Suci Ramadhan di Tengah Covid-19

tiga( 3) poin penting bagi umat muslim terkait ramadhan 1414 Hijriah ditengah situasi Covid-19 yang melanda dunia,

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor NTT Ajhar Jowe 

"Bukan kita meninggalkan karena beda jalan, beda momen, beda suasana karena Covid-19 ini arus penyebarannya pakai media pengantar, dengan media pengantar ini diharapkan umat muslim maupun umat lain tidak serta merta harus kita mengacu pada tataran aqidah tapi wajib mempertimbang secara akal sehat kita," kata Ajhar Jowe.

Dijelaskan Ajhar Jowe, dalam tataran hidup, sebagai umat beragama prinsip dan Aqidah itu tetap menjalan Perintah sesuai standar serta syarat yang sudah ditentukan, wajib kita memahami semestinya harus dilaksanakan dalam situasi apapun dan di manapun selama sifat memenuhi unsur syariatnya.

Contoh umat muslim, ketika kita melaksanakan shalat dalam situasi dan kondisi kita tidak bersih maka tidak diperbolehkan untuk salat dobersihkan sebelum kita melaksanakan ibadah apapun.

Covid-19 , ujar Ajhar Jowe, yang merupakan salah satu wabah ulah tangan manusia. Maka, di situ dikatakan bahwa jika tidak memungkinkan maka jangan sampai melanjutkan, meneruskan atau melakukan selama itu berbahaya.

Jadi poin intinya, urai Ajhar Jowe, Ini bukan soal larangan besar-besaran bahwa kita umat Islam maupun umat Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu chu, tidak boleh beribadah. Yang perlu digarisbawahi untuk mengingatkan di antara kita bahwa dengan virus ini bukan karena kita tidak takut Tuhan atau tidak mau takut perintah Tuhan.

"Siapa juga tidak mau melaksanakan ibadahnya di Masjid atau rumah Ibadah lainnya, tentu semua kita mau. Tetapi wabah ini dengan media pengantarnya banyak bentuk serta perlu kita hindari, itu bukan secara massal, tetapi memakai media pengantar lewat tangan, lewat segala hal. Tinggal memilih begini menyerahkan diri dengan menjalankan tugas atau perintah agama tetapi jangan sampai menjadi korban akibat pernyebarannya untuk semua orang. Kalau kita mengorbankan diri sendiri ya it's okay. Tetapi mengorbankan orang lain dengan cara-cara apa pun itu mohon dipertimbangkan," Ucapnya.

Dikatakan Ajhar Jowe, sebenarnya semua ini kembali ke diri dan kesadaran kita, dengan adanya Covid-19 ini bukan berarti kita mengindahkan perintah-perintah agama tetapi untuk sementara kita menghindari dahulu hal-hal yang bersifat kerumunan massa yang bersifat banyak orang.

Dikatakan Ajhar Jowe, jadi, kalau kita kembali pada makna teologi kita kembali pada makna dasarnya.

Agama, ujar Ajhar, adalah sumbernya keyakinan dari para umat manusia, baik itu umat muslim atau umat beragama lain. Akan tetapi, kita tidak pernah sampai pada level yang bersifat meniadakan.

Kalau kita runut pada tatanan ibadah di dalam Islam, ada yang bersifat wajib dan Sunnah.

"Bulan suci ramadhan ini adalah wajib. Puasa itu wajib bagi yang berakilbalik yang berusia di atas 17 tahun dan ada yang bersifat sunnah, seperti naik haji itu sudah hukumnya wajib bagi yang mampu hukum Sunnah bagi yang tidak mampu. Kalau kita merujuk pada teologi rasa kepercayaan kita terhadap akidah yang kita miliki bahwa agama ini adalah perintah, bagaimana dalam agama pada tataran itu harus tetap dilaksanakan atau kita patuhi,"ucapnya.

Dalam konteks pelaksanaan ini, ujar Ajhar, di situ sudah menjelaskan di mana kita bisa melaksanakan baik itu di rumah maupun di mesjid. Yang menjadi pertimbangan hari ini jangan sampai tidak salat tarawih, puasa tidak lengkap sama saja ibadah puasa kita nilai berkurang, karena dia adalah sebuah rangkaian Ibadah Puasa.

"Selama kita menjalankan dengan berlandaskan kewajiban, maka tidak ada Pertanyaan bagi umat muslim. Karena di mana hukum wajib tidak bisa ditinggalkan, beda dengan hukumnya sunnah. Kalau wajib kalau tidak dilaksanakan mendapatkan dosa, sedangkan sunna, kalau tidak melaksanakan itu tidak mendapat dosa. Kalo melaksanakan mendapatkan banyak pahalanya." ujarnya.

Dikatakan Ajhar, dari dua konten ini kalo kita mengacu pada tatanan pemahaman secara hakiki tentang ibadah, dalam preventif hari ini sebenarnya melaksanakan ibadah jika dilarang oleh pemerintah karena pertimbang Kemanusiaan. Situasi dan kondisi hari ini sebenarnya kita bisa melaksanakan di rumah.

Bagaimana pertimbangan kita untuk salat tarawih.? nah ini yang dipikirkan para tokoh agama, para ulama dan petinggi bangsa ini l, apakah nanti ada instruksi salat tarawih berjamaah tetapi dengan mengatur jarak ataukah shalat di rumah berjamaah bersama keluarga ini yang belum kita bisa pastikan.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved