Hirup Uap Air Panas Bunuh Covid-19? Benarkah ATM Tempat Tertinggi Penularan Virus Corona? Info
Dalam beberapa hari ini beredar kabar berupa pesan berantai dari aplikasi WhatsApp yang menyebutkan anjungan tunai mandiri atau ATM sebagai tempa
Video itu juga menyertakan pernyataan dari konferensi pers dari seorang jaksa Amerika Serikat untuk Distrik Massachussetts Andrew Lelling.
"Kami di sini, hari ini mengumumkan tiga kasus terpisah yang menyoroti sedang berlangsung. Ancaman yang ditimbulkan oleh spionase ekonomi Tiongkok dan pencurian penelitian oleh China," kata dia.
Lelling diklaim menyatakan dugaan bahwa Lieber menandatangani kontrak dengan Universitas China di Wuhan, dan dibayar hingga 50.000 dollar AS per bulan ditambah 158.000 dollar AS per tahun untuk biaya hidup oleh program Thousand Talents Plan di China.

Namun, benarkah peneliti Harvard AS itu telah menjual virus yang menjadi penyebab Covid-19 ke China?
Penjelasan:
Video itu merupakan penggabungan antara dua narasi yang berbeda. Video tersebut mempunyai dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Narasi berbahasa Indonesia merupakan tempelan dari potongan video media daring media daring asal Boston, Amerika Serikat, wcvb.com.
Kejadian di video itu memang benar. Tapi, narasi bahwa Dr Charles Lieber didakwa karena membuat dan menjual virus penyebab Covid-19 ke China adalah salah.
Narasi bahasa Inggris tidak pernah menyebutkan Lieber memproduksi dan menjual virus penyebab Covid-19.
Narasi tempelan berbahasa Indonesia yang menyebutkan Lieber didakwa karena menjual virus penyebab Covid-19 ke China.
Jaksa Andrew Lelling yang ada di dalam video tersebut memang menangani kasus Liber.
Liber yang merupakan Ketua Departemen Kimia dan Biologi Kimia di Universitas Harvard didakwa karena membuat pernyataan palsu kepada agen pemerintah Amerika Serikat, bukan karena menjual virus penyebab Covid-19.
Selain menerima biaya hidup sebesar 50.000 dollar AS per bulan dan 158.000 dollar AS per tahun, Lieber juga diduga menerima lebih dari 15 juta dolar AS dalam bentuk hibah dari Institut Kesehatan Nasional dan Departemen Pertahanan.
Lieber bekerja sama dengan program Thousand Talents Plan asal China, termasuk di dalamnya kerja sama dengan Universitas Teknologi Wuhan antara 2012 dan 2017.
Sejak 2011, Lieber juga menjadi ilmuwan stategis di Universitas Teknologi Wuhan. Keterlibatannya itu tidak diketahui oleh Universitas Harvard.