Virus Corona

Kabar Terkini, Amerika Serikat Resmi Uji Coba Kedua Kali Vaksin Anti Covid-19, Tunggu Hasilnya!

Kabar terbaru Amerika tengah melakukan uji coba vaksin virus corona untuk kedua kalinya, Seberapa efektif bisa membunuh corona? Tunggu Hasilnya

Editor: Adiana Ahmad
Kolase TribunKaltim.co / freepik.com
Obat dan vaksin virus corona 

Inovio sendiri bekerja sama dengan peneliti China yang juga telah melakukan studi serupa di China sesegera mungkin.

Kajian awal studi ini merupakan tahap pertama untuk melihat apakah vaksin tampak cukup aman untuk tes dalam skala lebih besar dan untuk membuktikan apakah vaksin itu akan memberikan perlindungan.

Di Tengah Pandemi Corona DPRD Ende Gelar Rapat Paripurna, Sudah Selesai Minta Waktu Bahas Covid-19

Walaupun penelitian berjalan mulus, hasilnya baru bisa diharapkan lebih dari setahun sebelum hadirnya vaksin lain.

Puluhan vaksin potensial sedang dirancang di laboratorium di seluruh dunia.

Vaksin-vaksin tersebut diharapkan dapat memulai proses uji coba selama beberapa bulan ke depan.

"Hal baiknya adalah kita punya banyak kandidat," kata Dr Anthony Fauci, kepala penyakit menular NIH.

Dia mengatakan hal itu selama podcast untuk Journal of American Medical Association pada Rabu (7/4/2020).

Sebagian besar vaksin yang sedang dikembangkan memiliki target yang sama yaitu fokus pada lonjakan protein yang mengikat permukaan virus dan membantunya menyerang sel manusia.

Namun banyak yang bekerja dengan cara yang sangat berbeda, sehingga penting untuk menguji opsi yang berbeda pula.

Pakar Mentahkan Pernyataan Jokowi, Sebut Pasien Virus Corona 01-02 Tak Tertular dari Warga Jepang

Peneliti Inovio mengemas bagian dari kode genetik virus di dalam sepotong DNA sintetis.

Disuntikkan sebagai vaksin, sel bertindak sebagai pabrik mini untuk menghasilkan salinan protein yang tidak berbahaya.

Sistem kekebalan membuat antibodi pelindung terhadap mereka - terutama jika virus yang sebenarnya datang.

Kepala penelitian dan pengembangan Inovio, Kate Broderick mengibaratkan dengan memberikan tubuh sebuah poster orang yang dicari FBI sehingga dapat mengenali musuh.

Tetapi setelah suntikan atauu injeksi sedalam kulit, peneliti harus memegang perangkat di tempat yang memberikan sedikit sengatan listrik.

"DNA sintetis itu besar dalam hal penetrasi sel manusia, dan nadi membantu vaksin lebih mudah menembus dan mulai bekerja," jelas Broderick.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved