Virus corona

Begini Cara Sejumlah Daerah di Indonesia Cegah Corona, dari Daun Sirih hingga Sayur Lodeh

Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk cegah virus corona. Berikut cara yang dilakukan sejumlah daerah untuk memerangi Corona.

Editor: Adiana Ahmad
Kompas.com/Garry Andrew Lotulung
Warga saat menggunakan bilik sterilisasi (Body Chamber) di Pasar Raya Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (24/3/2020). Dompet Dhuafa membuat 1000 unit bilik sterilisasi (Body Chamber) yang berfungsi untuk sterilisasi mencegah COVID-19 dan akan di salurkan ke berbagai fasilitas umum di wilayah Jabodetabek. Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Berbahaya, Kemenkes Tidak Rekomendasikan Penggunaan Bilik Disinfeksi, Simak Penjelasan Ini, https://wartakota.tribunnews.com/2020/04/04/berbahaya-kemenkes-tidak-rekomendasikan-penggunaan-bilik-disinfeksi-simak-penjelasan-ini?page=all. Editor: Fred Mahatma TIS 

Biasanya, ritual itu diikuti oleh seluruh masyarakat adat yang tinggal di suatu wilayah, akan tetapi keharusan jaga jarak sosial, atau sosial distance untuk mencegah penularan Virus Corona ritual itu hanya diikuti oleh sebagian kecil masyarakat Dayak Kaharingan di Tumbang Malahoi.

"Karena ada pembatasan untuk kumpul orang banyak, yang membagi beras marua dan kain kuning sebagai tanda, ketua RT masing-masing," jelas Thomas.

Update Corona NTT: ODP NTT 794 Orang, 313 Sembuh, Kota Kupang Tertinggi Disusul Mabar,SBD dan Sikka

Besesandingon Orang Rimba

Sementara itu, praktik social distance ternyata sudah lama dilakukan oleh masyarakat adat Orang Rimba di Jambi.

Bahkan jauh sebelum Virus Corona mewabah

Mereka menyebutnya dengan besesandingon, atau tradisi yang selama ini mereka lakukan untuk menghentikan segala penyakit menular.

Pegiat hak masyarakat adat Orang Rimba, Saur Marlina Manurung, menjelaskan dalam praktik social distance ala Orang Rimba ini, si tersangka sakit harus mengisolasi diri selama beberapa hari.

Oleh Orang Rimba, pemisahan orang yang sakit ini disebut disesandingko, atau dipisahkan. Mereka tidak boleh berbaur dengan yang sehat.

Tradisi ini tidak hanya berlaku bagi Orang Rimba saja, namun orang dari luar yang bertandang ke wilayah tinggal Orang Rimba.

Mereka dipisahkan dari orang yang sehat, bahkan dengan jarak hingga 50 meter.

Biasanya, mereka ditempatkan di lokasi yang lebih ke hilir sungai, sementara yang sehat tinggal di hulu sungai. Sehingga, air yang dipakai oleh orang yang sakit, tidak mengalir ke mereka yang sehat.

"Di rimba itu kan semua orang tinggal di dekat sungai, dan itu ada konsep hulu hilir. Jadi orang kalau baru datang, dia harus tinggal di paling hilir dari semua orang," jelas perempuan yang akrab disapa Butet ini.

"Jadi mereka percaya belum tentu orang ini sakit, tapi orang ini bisa jadi membawa penyakit walaupun orang ini nggak sakit," lanjutnya.

DIa menambahkan, apapun yang dipegang si sakit tidak boleh disentuh, bahkan jalur di hutan yang ia lewati saat kembali dari luar rimba menuju ke dalam rimba, akan ditabukan akan dilewati.

"Mereka akan bikin jalur setapak baru," lanjutnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved