WAWANCARA EKSKLUSIF VIKJEN
Waspada Corona dalam Terang Paskah : Saat Teduh, Persekutuan dan Pengorbanan Untuk Kebaikan Bersama
Waspada Corona dalam Terang Paskah : Saat Teduh, Persekutuan dan Pengorbanan Untuk Kebaikan Bersama
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Mungkin selama ini kita bekerja tanpa kenal batas dan rumah hanya menjadi tempat singgah sementara saja, maka ini sebenarnya momen yang juga mempersatukan seluruh anggota rumah tangga yang mungkin jarang sekali ada bersama di rumah, bersama-sama secara lengkap.
Maka, meskipun peristiwa ini juga merupakan sebuah peristiwa yang mungkin tidak kita sukai, tetapi ada hikmah kita kembali untuk melihat bahwa rumah itu tempat yang paling asli untuk kita bekerja, kita pulang, dan harus menjadikan rumah sebagai sebuah "home" dimana semua peristiwa hidup manusia itu harus mulai dan berakhir.
Perayaan paskah yang bertepatan dengan situasi dan peristiwa pandemi Corona yang menyedihkan seperti ini, secara kontekstual, apa pesan paskah bagi kita khususnya umat Katolik?
Kemarin sudah disampaikan uskup melalui suara gembala paskah, tetapi baik juga saya kemukakan pesan paskah untuk kita dalam situasi ini.
Paskah sebenarnya merupakan sebuah perjumpaan. Ketika perjumpaan itu diliputi dengan kesibukan, lalu perjumpaan menjadi sangat artifisial maka pada saat ini sebenarnya perjumpaan itu menjadi sangat penting. Perjumpaan itu menjadi daya dorong untuk kita memulai semua hal secara baik.
Maka di kota-kota khususnya, mungkin selama ini perjumpaan itu sangat sedikit dan artifisial dalam keluarga, maka pada kesempatan ini perjumpaan itu menjadi suatu data dan kekuatan untuk melangkah dan menata masa depan.
Dalam peristiwa ini, khususnya bertepatan dengan umat kristiani yang merayakan paskah, maka pesannya adalah kita diajak untuk mempersekutukan hidup kita di hadirat Tuhan.
Peristiwa paskah dikenang sebagai peristiwa iman dimana Yesus mau mengorbankan hidupnya. Maka dalam kondisi ini ketika kita dituntut untuk hidup di rumah (stay at home), itu juga adalah juga salah satu bentuk pengorbanan kita untuk keselamatan banyak orang. Meski kita selalu bilang bahwa kita tidak suka, tetapi kita juga harus berkorban untuk keselamatan semua orang.
Seperti Yesus yang ikut kehendak bapa memilih salib, menderita dan menyelamatkan banyak orang, maka ketika situasi seperti ini kita diajak untuk ada di rumah, itu harus dimaknai sebagai sebuah penderitaan kita untuk kebaikan rang lain, kebaikan bersama dengan berkorban.
Ketika semua sendi kehidupan seakan goyah dengan peristiwa pandemi Covid-19 ini, dimana ada ketakutan dan kekhawatiran,bagaimana membangunkan spirit positif dan semangat umat untuk bangkit?
Ini memang satu realitas satu yang tidak diduga dan disangka. Ini yang akhirnya membuat banyak orang bertanya "ada apa, apa yang terjadi?"
Ada yang shok karena kesibukan bekerjanya harus dihentikan, semua harus di rumah, semua perjumpaan ada di rumah, belajar dari rumah, kerja dari rumah, itu menjadi satu kondisi yang menyiksa begitu banyak orang.
Tetapi, sekali lagi dalam situasi seperti ini, kita harus bisa berkorban untuk keselamatan banyak orang. Semangat berkorban ini yang harus kita pegang.
Apa pesan untuk umat Keuskupan Agung Kupang dan masyarakat NTT secara keseluruhan?
Ini adalah sebuah persoalan sekaligus tantangan kita bersama. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama bergotong-royong, berpegangan tangan untuk mengatasi wabah ini sesuai peran masing masing, misalnya sebagai pemerintah, tokoh masyarakat, pemuda remaja dan masyarakat. Ini harus ada kerjasama semua pihak untuk mengatasi hal ini.