Virus Corona
Potret Lucu Bayi Kembar yang Dinamai Covid dan Corona karena Lahir Saat Pandemi Corona, Ini Maknanya
Potret Lucu Bayi Kembar yang Dinamai Covid dan Corona karena Lahir Saat Pandemi Corona, Ini Maknanya
POS-KUPANG.COM- Bayi kembar lahir saat pandemi corona. Bisa tebak apa nama yang diberikan orangtua mereka?
Sepasang bayi kembar diberi nama Covid dan Corona untuk mengenang masa-masa sulit di tengah pandemi global Covid-19.
Opsi lockdown telah dipilih beberapa negara di dunia untuk menghentikan penyebaran virus corona.
• Empat Wilayah Di Manggarai Berpotensi Hujan Petir Hari Ini
• Yuk ! Pelajari Lebih Jauh Tentang Distokia pada Hewan Ternak
• China Lockdown Lagi Padahal Baru Bebas Corona, Gelombang Kedua Pendemo Covid-19 Lebih Besar Dimulai
Salah satu negara yang menerapkan kebijakan tersebut adalah India.
Namun, Kebijakan yang diterapkan Perdana Menteri Narendra Modi sejak Selasa (24/3/2020) itu malah membuat India kacau balau.
Seperti yang telah diwartakan oleh Sosok.ID sebelumnya, ratusan buruh migran nekat berjalan kaki ratusan kilometer demi bisa pulang ke kampung halaman.
Aksi nekat itu dilakukan karena mereka kelaparan.
Sebab, tempat mereka biasa mencari nafkah ditutup pemerintah setempat.
Akibatnya, sebagian dari mereka meninggal dunia di tengah perjalanan.
Selain itu, warga India juga nampak masih berkumpul di tempat-tempat umum.
Bahkan, ada kabar yang menyebutkan warga kota yang berbondong-bondong pulang kampung hingga terjadi kemacetan yang sangat parah.
Namun, melansir dari Daily Mail, di tengah lockdown yang kacau balau itu sepasang bayi kembar berhasil dilahirkan dengan selamat.
Bayi laki-laki dan perempuan itu dilahirkan di Rumah Sakit Memorial Dr BR Ambedkar pada Jumat (27/3/2020) dini hari, lapor media India, NDTV.
Kedua bayi yang kemudian diberi nama Covid dan Corona itu merupakan buah hati pasangan Preeti dan Vinay Verma dari Chhattisgarh.
Pasangan suami istri itu mengatakan pada Press Trust of India bahwa nama Corona dan Covid dipilih sebagai lambang kemenangan dalam kesulitan.
Sang ibu, Preeti Verma, warga Puranti Basi mengatakan :
"Persalinan ini terjadi setelah menghadapi beberapa kesulitan dan oleh karena itu, saya dan suami ingin menjadikan hari tersebut berkesan.
• Empat Wilayah Di Manggarai Berpotensi Hujan Petir Hari Ini
• China Lockdown Lagi Padahal Baru Bebas Corona, Gelombang Kedua Pendemo Covid-19 Lebih Besar Dimulai
"'Memang virus tersebut berbahaya dan mengancam jiwa.
"Tetapi adanya wabah ini membuat orang lebih memperhatikan sanitasi, kebersihan, dan menerapkan kebiasaan baik lainnya.
"Jadi kami memikirkan nama-nama itu," tambahnya, seperti dikutip Sosok.ID dari Daily Mail.
Verma mengatakan bahwa, staf di rumah sakit mulai memanggil putranya Corona dan putrinya Covid.
Jadi mereka memutuskan untuk memberikan nama pandemi tersebut pada keduanya.
Pasangan yang telah memiliki anak perempuan yang kini berusia 2 tahun itu harus berjuang menuju rumah sakit.
Agar bisa melahirkan di tengah kebijakan lockdown di negara tersebut.
"Tiba-tiba saya mengalami kontraksi yang membuat saya kesakitan tapi entah bagaimana suami saya berhasil mendapatkan ambulans," ujar Verma.
"Karena kendaraan dilarang beroperasi saat lockdown, kami kemudian dihentikan polisi di sepanjang jalan.
"Tetapi mereka mengizinkan kami melanjutkan perjalanan setelah melihat kondisi saya.
"Saya bertanya-tanya apa yang akan terjadi di rumah sakit karena sudah lewat tengah malam.
"Tetapi untungnya dokter dan staf lain sangat kooperatif.
"Kerabat saya tidak bisa datang menjenguk di rumah sakit karena operasional bus dan kereta dihentikan selama lockdown berlangsung."
Bayi kembar itu lahir melalui operasi caesar, tapi kini telah pulang ke rumah bersama sang ibu.
Shubhra Singh, humas dari rumah sakit nasional tempat Verma melahirkan itu membenarkan kabar ini kepada NDTV.
Namun, orang tua Corona dan Covid mengatakan bahwa ada kemungkinan mereka akan mengubah nama anak mereka di masa mendatang.
Baca juga berita lainnya:
China merupakan negara pertama dan sumber virus corona yang kini sudah menyebar di lebih dari 200 negara di dunia
Setelah berjuang habis-habisan, China akhirnya bebas dari virus corona setelah tidak ditemukan lagi kasus baru dan pasien yang tersisah sudah dinyatakan sembuh
Pemerintah China pun secara bertahap mulai mencabut status lockdown agar kehidupan kembali normal
Namun kini China kembali melakukan lockdown di sejumlah tempat setelah ditemukan kasus baru
Negara dengan penduduk terbesar di dunia itupun kini bersiap menghadapi serangan kedua Covid-19 yang diduga dalam skala yang lebih besar lagi
Seperti yang telah diwartakan sebelumnya, negara asal muasal munculnya Covid-19 itu sudah tidak ditemukan transmisi lokal.
Mengutip dari Daily Star, pengumuman tersebut disampaikan oleh pemerintah China pada 19 Maret 2020.
Dalam pengumumannya, Kota Wuhan dan daerah di sekitar Hubei sudah tidak ditemukan warga yang terinfeksi virus corona.
Video para petugas medis yang melepaskan maskernya tanda perjuangan mereka menghadapi Covid-19 telah usai pun menjadi viral di media sosial.
Aktivitas warga pun perlahan kembali berangsur normal.
Hal ini tentunya memberikan harapan bagi negara lain yang tengah berada di fase terburuk menghadapi pandemi global ini.
Namun, belum genap sebulan China menghirup udara segar, kabar tak menyenangkan kembali datang.
Sebuah kota di Provinsi Henan kembali ditutup setelah ditemukan beberapa kasus Covid-19.
Melansir dari The Sun, penduduk dilarang bepergian tanpa seizin pihak berwajib, kata pejabat setempat melalui media sosial.
Warga yang hendak keluar rumah harus izin terlebih dahulu.
Pemerintah provinsi tersebut melaporkan satu kasus positif pada Sabtu.
Menurut keterangan pejabat setempat, orang yang terinfeksi telah melakukan kontak dengan dua dokter yang bekerja di Jia.
Kedua dokter itu dinyatakan postif virus corona walaupun tidak menunjukkan gejala.
Kasus ini terjadi ketika Yunnan, provinsi yang berbatasan langsung dengan Myanmar, Laos dan Vietnam melarang warganya meninggalkan pelabuhan.
Pihak berwajib berusaha mencegah warganya kembali dengan penyakit tersebut.
Sementara itu, Shanghai yang merupakan kota terbesar di China telah menutup tempat-tempat wisata.
Beberapa waktu lalu, kota tersebut telah membuka kembali tempat-tempat hiburan termasuk bar.
Tetapi hanya berlangsung singkat karena kini terpaksa ditutup kembali.
Para ilmuwan mengatakan, orang yang terinfeksi tapi tak menunjukkan gejala Covid-19 sangat mudah menyebarkan virus ke orang lain.
Sebab mereka sendiri mungkin tak menyadari bahwa dalam dirinya terdapat virus.
Sementara banyak negara yang tidak mengetes warganya kecuali mereka mengalami gejala.
China telah melaporkan jumlah total kasus dan kematian yang terjadi di negaranya pada 19 Maret 2020 lalu.
Namun, laporan intelegen AS menyimpulkan bahwa China tak melaporkan data yang sesungguhnya.
Negara lain, termasuk Korea Selatan, memasukkan pasien yang tidak mengalami gejala ke dalam daftar kasus yang terkonfrmasi.
Sebuah studi terbaru mengatakan, kasus virus corona yang paling menular adalah saat seseorang memiliki gejala ringan.
Para ilmuwan menemukan bahwa puncak seorang pasien positif corona untuk menularkan ke orang lain adalah pada minggu pertama.
Temuan baru adanya pasien positif corona di China tersebut dikhawatirkan sebagai gelombang kedua.
Karena gejala yang ditimbulkan minim, dikhawatirkan jumlah orang yang terinfeksi akan lebih besar dari gelombang pertama.