Breaking News

UPDATE CORONA LEMBATA : Rawat 1 PDP, Perawat RSUD Lewoleba di Ruang Isolasi Tidak Makan-Minum 6 Jam

Para dokter dan perawat itu menilai pintu masuk ke NTT khususnya ke Lembata masih sangat terbuka.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Pertemuan para dokter dan perawat bersama Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday di Rumah Jabatan Lamahora, Rabu (2/4/2020) 

Update Corona Lembata : Rawat 1 PDP, Perawat RSUD Lewoleba di Ruang Isolasi Tidak Makan-Minum Berjam-Jam

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Saat ini RSUD Lewoleba Kabupaten Lembata sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 sementara merawat satu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.

Pasien tersebut kini dirawat di ruang isolasi Covid-19 dan ditangani khusus oleh 10 orang perawat yang sudah dipilih bertugas menangani Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.

Kesepuluh perawat ini bekerja dengan sistem shift dan memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap yang bernama hazmat atau pakaian dekontaminasi.

Dalam pertemuan para dokter bersama Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday, salah satu perawat dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengungkapkan pengorbanan luar biasa para perawat di dalam ruang isolasi meski baru merawat satu PDP.

Dia menyebutkan selama berada di dalam ruang isolasi para perawat tersebut tidak bisa makan, minum, buang air besar dan kecil. Pasalnya, dengan memakai hazmat, para perawat sudah tidak bisa lagi keluar dari ruang isolasi dan melakukan aktivitas lainnya.

"Kesepuluh perawat ini hebat sekali karena selama berjam-jam mereka tidak makan dan minum, handphone juga tidak bisa dibawa masuk ke ruang isolasi," ungkapnya saat pertemuan di Rumah Jabatan Wakil Bupati Lembata, Rabu (1/4/2020).

Para petugas medis ini bekerja bergantian. Untuk shift pagi bertugas mulai pukul 08.00-14.00 Wita, shift sore bertugas mulai pukul 14.00-20.00 Wita dan shift malam 20.00-08.00 Wita.

Sekali shift ada dua orang perawat yang bertugas. Namun pada pagi hari biasanya ditambah satu cleaning service dan satu dokter kunjung. Dokter dan cleaning service ini tentu memakai pakaian hazmat karena mereka juga masuk ke dalam ruang isolasi.

"Jadi shift pagi dan sore itu mereka di dalam ruang isolasi selama enam jam dan shift malam selama 12 jam. Selama itu mereka tidak bisa makan dan minum," imbuhnya.

Menurut dia, para perawat yang bertugas di ruang isolasi itu dipilih dari ruangan lainnya dan saat ini khusus bertugas mandiri di ruang isolasi.

"Mereka ambil APD atau hamzat itu dalam satu paket, setelah itu langsung laksanakan tugas itu. Selesai jam dinas mereka keluar ikut pintu keluar khusus tidak lewat pintu masuk lagi, mereka langsung buka APD dan buang di tempat sampah, lalu langsung mandi sehingga benar-benar mereka keluar sudah bersih," urainya.

Selesai bertugas di ruang isolasi, para perawat itu langsung diberi makan, minum dan vitamin yang sudah disiapkan pihak rumah sakit.

Dia menuturkan RSUD Lewoleba memiliki tiga ruang isolasi sementara di masing-masing ruang isolasi terdapat satu tempat tidur. Jumlah tempat tidur bisa ditambahkan kalau ada pasien lagi yang masuk ke ruang isolasi.

Oleh sebab itu, dengan pengorbanan seperti ini, dia sangat berharap Pemda Lembata bisa memberi dukungan penuh kepada para perawat. Yang paling penting juga, ungkapnya, membatasi kedatangan perantau dari luar Lembata untuk sementara waktu.

Para dokter dan perawat itu menilai pintu masuk ke NTT khususnya ke Lembata masih sangat terbuka.

Hal seperti ini menurut mereka sangat berpotensi terjadinya penularan Covid-19. Apalagi kondisi saat ini para tenaga medis di Lembata juga belum dibekali dengan alat pelindung diri secukupnya.

"Baru rawat 1 PDP saja sudah begini, apalagi kalau yang dirawat sudah banyak. Kalau sampe ada banyak PDP maka kita akan kesulitan sekali. Gugus tugas harus mulai berpikir karena fasilitas yang terbatas, susah juga. Bisa dipastikan kalau model begini angka kematian semakin lebih tinggi. Kita berdoa supaya kasus ini tidak ada, kalau tambah banyak kasus maka kita kesulitan tenaga, fasilitas dan sumber daya manusia," kata salah satu perawat.

Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday merasa bersyukur bisa mendengar langsung suara dari para dokter dan perawat yang merupakan 'pasukan' terdepan dalam perang melawan Covid-19.

Deteksi Virus Corona 19, RSU Naibonat Siagakan Rapid Test dan Alat Swapp

Meskipun ODP Covid-19 Terus Bertambah, Bupati TTU Tak Ingin Tetpakan Status Lockdown Lokal

Sebagai pimpinan, dia tentu akan meneruskan suara mereka ini ke tingkat pengambilan kebijakan sehingga kebijakan yang diambil nanti tidak merugikan para tenaga medis.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved