Breaking News

Virus Corona

Kenali Gejala dan Tanda-tanda Infeksi Virus Corona pada Anak, Waspadai Muntah Lemah Tak Mau Minum

Ini Gejala dan Tanda-tanda infeksi Virus Corona pada Anak-anak, Waspadai Muntah dan Tak Mau Minum

Editor: Hasyim Ashari
grid.id
Kenali Gejala dan Tanda-tanda Infeksi Virus Corona pada Anak-anak, Waspadai Muntah dan Tak Mau Minum 

Ini Gejala dan Tanda-tanda infeksi Virus Corona pada Anak-anak, Waspadai Muntah dan Tak Mau Minum

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Virus Corona tidak mengenal batasan usia. Dari mulai tua hingga anak-anak bisa saja terserang Covid-19.

Seorang bayi 4 bulan serta anak berusia 7 tahun di Yogyakarta, dikonfirmasi positif virus corona ( Covid-19).

Keduanya berjenis kelamin laki-laki berasal dari Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo.

Saat ini, bayi 4 bulan tersebut masih dirawat di RSUD Wates, Kulonprogo, dan anak 7 tahun dirawat di RSUD Panembahan Senopati, Bantul.

Adapun bayi 4 bulan tersebut memiliki riwayat kontak sepulang dari Solo, Jawa Tengah.

Lantas, apa saja tanda dan gejala virus corona pada anak-anak?

UPDATE CORONA BELU : ODP di Belu Naik Lagi Menjadi 31 Orang, Lihat Sebaranya di Kecamatan

100 Unit Baju Pelindung Covid-19 Diberikan Yayasan Bapa Bangsa ke RS di Sikka

Dikutip dari http://www.idai.or.id/artikel, publikasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengenai wabah Covid-19 yang terjadi pada anak-anak, penyebab anak terinfeksi virus corona salah satunya setelah berkunjung ke negara atau wilayah yang terjangkit Covid-19.

Maka, bila ada anggota keluarga yang baru pulang dari wilayah atau daerah terjangkit virus corona, sebaiknya tetap melakukan pengawasan mandiri selama 14 hari.

Apabila timbul gejala, segera lakukan isolasi mandiri, dan pada anak serta anggota keluarga lain juga perlu dilakukan pengawasan mandiri.

Gejala dapat berupa batuk pilek seperti penyakit common cold atau selesma, yang umumnya bersifat ringan dan akan sembuh sendiri.

Penyakit saluran pernapasan menjadi berbahaya apabila menyerang paru-paru, yaitu menjadi radang paru atau yang disebut pneumonia.

Gejala pneumonia adalah demam, batuk, dan kesulitan bernafas yang ditandai dengan nafas cepat dan sesak nafas.

Tak hanya itu, tertular dari orang dewasa yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona bila daya tahan tubuh anak rendah.

UPDATE CORONA SIKKA : Satgas Covid Rancang Peti Mayat, Kantung Jenazah & Bebaskan Lokasi Penguburan

Update Corona NTT : ODP di NTT 591 Orang, Kota Kupang Terbanyak Menyusul Sikka, Mabar dan SBD

Tanda dan gejala Covid-19 pada anak sulit dibedakan dari penyakit saluran pernafasan akibat penyebab lainnya.

Gunakan Hand sanitizer

Hand sanitizer yang baik untuk mencegah penularan Covid-19 adalah yang mengandung alkohol minimal 70 persen, cukup melumuri permukaan tangan, dan digunakan selama minimal 20 detik.

Pemakaian sangat sering mungkin menyebabkan kekeringan pada kulit.

Pemakaian hand sanitizer dengan cara yang benar tetap aman bagi anak, namun disarankan untuk tetap mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara berkala.

Tidak diperlukan sabun khusus untuk mencuci tangan.

Sabun lain dapat digunakan untuk mencuci tangan, sepanjang langkah-langkah cuci tangan dilakukan dengan cara dan durasi yang benar.

Kapan anak harus dibawa ke dokter

Apabila anak sedang demam, batuk, pilek ringan, sepanjang masih dapat ditangani sendiri di rumah, sebaiknya tidak segera berkunjung ke fasilitas kesehatan.

Virus Corona di Timor Leste Kini, Mulai Berlakukan Emergency, KBRI Imbau WNI Pulang ke Indonesia

Inilah Kebijakan Jokowi di Tengah Penanganan Corona Covid-19, Insentif Perawat Rp7,5 Juta per Bulan

Berikan obat demam (parasetamol, dapat diulang tiap 4-6 jam selama masih demam, maksimal 5 kali dalam 24 jam) apabila suhu 38 derajat celcius atau lebih.

Selain itu, anak perlu diberikan banyak minum air putih, ajari anak mencuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah dengan benar.

Namun, apabila demam terus-menerus memasuki hari ketiga, dianjurkan untuk membawa anak periksa ke fasilitas kesehatan.

Apabila timbul tanda bahaya seperti:

Anak lemas atau tidur terus

napas cepat, sesak

demam tinggi 39 derajat celcius atau lebih

kejang

tampak biru

muntah-muntah

Tidak dapat minum

buang air kecil berkurang

Saat Semua Libur Karena Virus Corona, Negara Ini Masih Selenggarakan Kompetisi Sepak Bola, Ada Apa?

UPDATE CORONA BELU : ODP di Belu Naik Lagi Menjadi 31 Orang, Lihat Sebaranya di Kecamatan

Jika dengan gejala itu segera bawa anak ke fasilitas kesehatan.

Cara lakukan pembatasan sosial pada anak

Ajari anak cara cuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah yang benar, serta menjaga jarak 1-2 meter satu sama lain. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sesering mungkin.

Anak yang masih dalam pengasuhan dekat, seperti bayi dan balita, sebaiknya diasuh oleh orang dewasa yang sehat.

Rajin-rajinlah melakukan cuci tangan, etika batuk, bersin, dan berludah dengan benar, serta bersihkan juga tangan bayi atau balita dengan seksama.

Merencanakan kunjungan imunisasi

Untuk memastikan agar risiko anak tertular Covid-19 minimal, buatlah dulu janji temu untuk kunjungan imunisasi.

Hal itu agar waktu kunjungan dan kepadatan pengunjung fasilitas kesehatan tempat pelayanan imunisasi dapat diatur dengan baik.

Pastikan berkunjung ke fasilitas kesehatan yang telah memisahkan area atau waktu kunjungan anak sehat dari pengunjung lain yang sedang sakit.

UPDATE CORONA SIKKA : Satgas Covid Rancang Peti Mayat, Kantung Jenazah & Bebaskan Lokasi Penguburan

Saat Semua Libur Karena Virus Corona, Negara Ini Masih Selenggarakan Kompetisi Sepak Bola, Ada Apa?

Serta jangan lupa untuk mencatat imunisasi yang diberikan dan menjadwalkan kunjungan imunisasi berikutnya. Imunisasi sebaiknya tetap diupayakan lengkap sesuai usia.

Sebaiknya mengikuti jadwal imunisasi sesuai rekomendasi yang berlaku dan diberikan sesuai jadwal. Hal ini untuk melindungi anak.

Bila ragu dan ingin menunda, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

Penundaan hingga 2 minggu masih dapat ditoleransi.

Bila bayi atau anak menjadi PDP Orangtua atau pengasuh yang dirawat dengan anak harus tinggal di ruangan setiap saat sampai boleh pulang atau hasil tes negatif.

Baik anak dan orangtua harus mengenakan masker bedah atau surgical mask saat pergi keluar ruangan dengan alasan apapun.

Upaya pencegahan penularan lainnya juga tetap dilakukan.

* Daftar Gejala Covid-19 yang Paling Sering Terjadi, Ternyata Bukan Bersin Tanda Tertular Corona

Pandemi Corona yang terjadi di seluruh dunia termasuk Indoensia penyebarannya membuat banyak orang panik.

Namun untuk penyebarannya rupanya bersin bukanlah gejala dari penyakit ini, jangan parno tapi tetap waspada.

Belakangan ini, semenjak kemunculan virus corona banyak orang jadi was-was.

Apalagi saat orang di sekitarnya mendadak batuk atau bersin-bersin.

 Ketakutan ini karena dugaan mereka terinfeksi virus corona yang sangat mudah menyebar.

Namun sebenarnya bersin bukanlah salah satu gejala dari covid-19.

Jadi gak perlu merasa 'parno' berlebihan alias paranoid ya.

Dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com beberapa gejala virus corona yang tak disertai bersin.

Adapun gejala umum Covid-19 adalah demam dan batuk kering.

Beberapa gejala lainnya adalah kelelahan, mual, sakit badan, batuk, napas pendek, hingga masalah saluran pencernaan.

Lalu apa alasan bersin juga sering diduga sebagai gejala covid-19 alias virus corona?

1. Kasus Covid-19 dengan Bersin Kurang dari 5 Persen

Berdasarkan data, gejala-gejala Covid-19 yang dikumpulkan laman Business Insider dari berbagai badan kesehatan resmi, gejala bersin lebih umum terjadi pada orang yang menderita flu biasa (common cold) dan alergi.

Lantas, gejala hidung berair juga terjadi pada penderita common cold dan alergi, dan jarang terjadi pada penderita Covid-19. Kondisi ini pun hanya terkadang dialami oleh penderita flu.

Bagi banyak orang, perubahan cuaca bisa memicu reaksi alergi. 

Gejala-gejala alergi musiman yang sering terjadi antara lain bersin, hidung tersumbat, dan mata gatal.

Namun, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap 56.000 pasien Covid-19 di China, hidung tersumbat hanya terjadi pada 4,8 persen kasus.

Gejala paling umum Covid-19 yang muncul antara lain demam (pada 87,9 persen kasus yang dipelajari), batuk kering (67,7 persen kasus), dan kelelahan (38,1 persen).

Kendati demikian, tetap saja gejala-gejala Covid-19 yang tumpang tindih dengan gejala penyakit lain menjadi alasan tes Covid-19 menjadi penting.

2. Tetap Waspada

Meski begitu, tentu kita harus tetap waspada.

Sebab, droplet atau percikan cairan merupakan sumber terjadinya penularan virus dari orang yang sakit ke orang sehat.

Di tengah kondisi kelangkaan masker bedah saat ini, masyarakat juga bisa menggunakan masker kain sebagai alternatif pencegahan penularan virus.

"(Penggunaan masker berbahan dasar kain) ini lebih baik dibanding tanpa pakai masker."

Demikian kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Menurut Yuri, masker kain juga mempunyai fungsi yang sama sebagai penahan droplet, baik droplet pemakai maupun orang lain.

Namun, hindari menggunakannya terlalu lama. Pengguna masker kain yang tidak sedang batuk dianjurkan mengganti masker setiap tiga jam sekali.

Sedangkan orang yang tengah mengalami flu disarankan mengganti masker lebih sering lagi.

Apa yang harus dilakukan jika mengalami gejala umum covid-19?

3. Jika Merasa Kondisi Sehat

Ciri-ciri Corona Tanpa Gejala: Tampak Sehat Belum Tentu Bebas Covid-19

Meski kondisi tubuh kita sehat, perhatikan beberapa hal berikut ini:

- Ada riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke negara atau daerah yang terjangkit Covid-19, maka sebaiknya kita menghubungi hotline center 119 ext 9 untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.

- Pasca-merebaknya wabah virus corona di Indonesia, sejumlah daerah juga menerapkan prosedur bagi mereka yang yang datang atau baru pulang dari wilayah terjangkit virus corona.

Prosedur itu beragam, ada yang meminta agar melapor ke pengurus RT setempat, ada pula yang meminta memeriksakan diri ke puskesmas.

Pastikan hal ini kepada pihak berwenang di wilayah yang kita datangi sebagai langkah antisipatif.

-  Kita juga diminta berkonsultasi melalui hotline 119 ext 9 meski kondisi tubuh sehat, jika memiliki riwayat pernah kontak dengan penderita atau pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19.

4. Merasa Tak Sehat

Istirahat dan minum yang cukup jika merasa tidak sehat dengan kriteria seperti di bawah ini:

- Demam 38 derajat celsius.

- Menderita batuk/pilek.

- Jika kondisi kita disertai dengan kesulitan bernapas (sesak atau napas cepat), segera periksa atau berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Saat berobat atau memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan, kita harus melakukan langkah ini:

- Gunakan masker.

- Jika tidak memiliki masker, patuhi etika batuk/bersin yang benar. Caranya, menutup mulut dan hidung dengan tisu atau punggung lengan.

- Upayakan tidak menggunakan transportasi massal.

5. Periksakan Diri

Ketika menjalani pemeriksaan di pelayanan kesehatan, petugas kesehatan akan melakukan screening:

1. Jika memenuhi kriteria suspect Covid-19:

- Kita akan dirujuk ke salah satu rumah sakit (RS) rujukan yang siap untuk penanganan Covid-19.

- Kita akan diantar ke RS rujukan menggunakan ambulans didampingi oleh nakes yang menggunakan alat pelindung diri (APD).

- Di RS rujukan akan dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium dan dirawat di ruang isolasi.

2. Jika tidak memenuhi kriteria suspect Covid-19;

- Kita akan dirawat inap atau rawat jalan tergantung diagnosis dan keputusan dokter fasyankes.

* Genali gejala umum yang mengarah pada infeksi virus corona

Hal terpenting mengenai Virus Korona (Covid-19) adalah mengenal gejala-gejala awalnya yang secara umum terjadi pada saat ini yaitu 80% panas, sekitar 60% adalah batuk, dan kemudian pilek, jikalau tanda-tanda awal ini dibiarkan nanti akan menjadi berat maka risiko berikutnya adalah kesulitan bernapas yang ditandai dengan adanya Pneumonia. 

Pernyataan tersebut diungkapkan Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona (Covid-19), Achmad Yurianto, sekaligus Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rabu (11/3) dikutip dari laman stkab.go.id.

"Kalau kesulitan bernafas maka berikutnya akan jatuh pada kondisi kekurangan oksigen. Begitu berbicara kekurangan oksigen maka akan kompleks, organ yang terkena akan diawali dengan kegagalan ginjal, kegagalan jantung kegagalan liver, akhirnya jatuh pada kondisi multiorgan failure, beberapa organ yang menjadi gagal. Ini yang menyebabkan kematian," ujar Dirjen P2P. 

Seringkali, menurut Jubir Covid-19, munculnya Pneumonia ini menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menjadi turun maka akan terjadi infeksi opportunistic, yakni infeksi dari bakteri-bakteri yang semula mampu ditahan tetapi sekarang sudah tidak mampu lagi ditahan sehingga kemudian terjadilah sepsis (komplikasi berbahaya akibat infeksi, red). 

"Kita di dalam usus besar kita normalnya itu ada bakteri karena bakteri di usus besar itu gunanya adalah untuk membusukkan sisa makanan. Pada kondisi kekebalan kita masih bagus maka jumlah bakterinya terkendali tetapi begitu kemudian kita tidak lagi memiliki daya tahan tubuh yang kuat maka bakterinya akan tumbuh luar biasa banyaknya dan ini akan berpengaruh pada sistem tubuh sehingga terjadi infeksi menyeluruh yang kita kenal sebagai sepsis, sepsis bakteri, ini yang sering menyebabkan kematian," ujarnya. 

Menurut Yuri, dalam Undang-Undang 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, kondisi Covid-19 saat ini sudah masuk kategori bencana yang sumbernya dari tiga hal yaitu: alam, non-alam, dan kemudian sosial.

Ia menambahkan untuk bencana non-alam yang disebutkan dalam aturan tersebut adalah wabah. 

"Ini sudah wabah dan kita sudah melakukan respons, artinya sudah tanggap darurat. Jangan dimaknai bencana ini kayak gempa bumi gitu ya. Kita sudah melakukan reaksi, sudah melakukan tanggap darurat. Salah satu bentuk tanggap darurat itu adalah tracing, kita kejar, kita cari. Itu adalah bentuk dari tanggap darurat, jadi ini sudah masuk dalam tahapan itu," imbuh Dirjen P2P. 

Soal antisipasi penyebaran dari kasus Imported Case, Dirjen P2P menyampaikan proses deteksi dini sudah dilakukan kepada pendatang yang jika menggunakan thermal scanner maka tidak akan terdeteksi namun hanya bisa ke-detect dengan menggunakan HAC (Health Alert Card). 

"Karena dia merasa dari luar negeri dan berasal dari daerah yang infeksinya cukup tinggi dan dia menerima Health Alert Card maka pada saat dia mulai merasakan tidak enak dia mendatangi beberapa rumah sakit dan kemudian menunjukkan kartunya itu. Inilah yang menjadi upaya deteksi kita," ujar Dirjen P2P.

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Bersin Bukan Gejala Tertular Virus Corona, Ini Penjelasannya, Jangan 'Parno' Tapi Tetap Waspada!, https://mataram.tribunnews.com/2020/03/31/bersin-bukan-gejala-tertular-virus-corona-ini-penjelasannya-jangan-parno-tapi-tetap-waspada?page=all.

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id https://nasional.kontan.co.id/news/kenali-gejala-umum-yang-mengarah-pada-infeksi-virus-corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Tanda dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak-anak"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved