Pencegahan Penyakit pada Sapi Potong
Pengendalian berbagai penyakit pada sapi adalah hal yang perlu mendapatkan perhatian, sebagaimana kita tahu bahwa pengendalian penyakit jauh lebih bai
Ternak diawasi/diobservasi dilihat apakah sapi sembuh atau tidak. Jika dalam masa pengobatan ternak mati, maka lakukan tindakan yang sesuai terhadap bangkai ternak yang mati.
Kontrol lalu lintas ternak merupakan tindakan pencegahan penularan penyakit yang dibawa oleh alat angkut, hewan selain ternak (hewan liar, rodensia, dan burung), dan pengunjung.
Kontrol lalu lintas di peternakan harus dibuat dengan baik untuk menghentikan atau meminimalkan kontaminasi pada hewan, pakan, dan peralatan yang digunakan.
Praktik Biosecurity yang umum dilakukan dipeternakan antara lain :
• melakukan desinfektsi kandang, limgkungan kandang, peralatan yang digunakan di kandang seperti tempat makan dan minum 3 hingga 5 hari sekali guna menekan pertumbuhan agen pathogen penyeba penyakit.
• Membersihkan sisa pakan yang tercecer dikandang.
• Awasi hewan yang mengalami gejala penyakit tertentu, jika menemukan gejala penyakit menular segera laporkan pada petugas serta waspai kejadian kematian mendadak.
• Melakukan kontrol parasit
• Melakukan kontrol vektor
• Melakukan kontrol reservoir
KONTROL PARASIT :
Parasit adalah suatu organisme lebih kecil yang hidup menempel pada tubuh organisme yang lebih besar yang disebut host. Parasit merupakan organisme yang hidupnya merugikan induk semang yang ditumpanginya.
Secara garis besar parasit dibedakan menjadi ektoparasit dan endoparasit. Ektopasit merupakan parasit yang ditemukan diluar tubuh inangnya seperti lalat, nyamuk, kutu, caplak dan tungau.
Lalat biasa ditemukan pada sapi yang dikandangkan pada kandang yang kotor dan populasi yang padat.
Sebagai ektoparasit pada ternak sapi, lalat menghisap darah dan dapat berperan sebagai vektor penyakit.
Nyamuk
Nyamuk merupakan salah satu ektoparasit penghisap darah pada sapi. bekas gigitan nyamuk dapat menjadi gatal, iritasi dan bengkak, hingga menyebabkan kerusakan jaringan pada kulit hewan akibat hewan menggosokkan badannya pada benda keras sekitar kandang.
Caplak
Caplak merupakan ekotoparasit penghisap darah yang ganas sehingga inang yang terserang menjadi anemia berat, juga mengganggu konsentrasi ternak untuk makan, sehingga mengurangi intake nutrisi bahkan sampai menyebabkan kekurusan pada ternak, selain itu akan ditemukan luka bekas gesekan atau garukan tubuh hewan pada benda sekitar menyebabkan iritasi munculnya infeksi sekunder oleh mikroba lainya.
Kutu
Sama halnya seperti caplak, kutu juga merupakan ektoparasit penghisap darah yang dapat berkembang biak dengan cepat dan dapat menyebabkan anemia bagi ternak.
Tungau yang umum menyerang sapi adalah Chorioptes bovis . Tungau akan menggali bagian bawah kulit, membuat terowongan dan membentuk nodul. Racun yang dikeluarkan dapat menyebabkan iritasi dan gatal pada ternak. Penyakitnya disebut dengan scabies.
Kontrol ektoparasit dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan sapi dengan rutin memandikan sapi minimal dua hari sekali, menjaga kebersihan kandang dan lingkungan kandang, membuat perangkap lalat dan nyamuk, melakukan penyemprotan insektisida, untuk membasmi kutu caplak dan tungau.
Membasmi kutu caplak dan tungau dengan memberikan antiparasit injeksi.
Endoparasit merupakan parasit yang hidup didalam tubuh ternak seperti cacing dan protozoa.
Berdasarkan morfologinya, cacing dibedakan menjadi cacing gilig (nematoda), cacing pita (cestoda), serta cacing daun (trematoda). Jenis cacing gilig yang banyak ditemukan disaluran pencernaan sapi adalah Toxocara vitulorum.