Update Virus Corona
Ini Langkah-langkah Agresif yang Diambil Vladimir Putin Cegah Penyebaran Covid-19 Massal di Rusia
Ini Langkah-langkah Agresif yang Diambil Vladimir Putin Cegah Penyebaran Covid-19 Massal di Rusia
Infeksi ini merupakan infeksi dari bakteri-bakteri yang semula mampu ditahan tetapi sekarang sudah tidak mampu lagi ditahan sehingga kemudian terjadilah sepsis atau komplikasi berbahaya akibat infeksi.
”Di dalam usus besar kita normalnya itu ada bakteri karena bakteri di usus besar itu gunanya adalah untuk membusukkan sisa makanan,” kata dia.
Pada kondisi kekebalan tubuh yang masih bagus, maka jumlah bakterinya terkendali.
Namun, begitu tidak lagi memiliki daya tahan tubuh yang kuat maka bakteri akan tumbuh luar biasa banyaknya yang akan berpengaruh pada sistem tubuh, sehingga terjadi infeksi menyeluruh, dikenal sebagai sepsis.
Sepsis bakteri tersebut yang sering menyebabkan kematian.
Dalam Undang-Undang 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, kondisi Covid-19 saat ini sudah masuk kategori bencana yang sumbernya dari tiga hal yakni alam, non-alam, dan sosial.
Yuri menambahkan, untuk bencana non-alam yang disebutkan dalam aturan tersebut adalah wabah.
“Ini sudah wabah dan kita sudah melakukan respons, artinya sudah tanggap darurat.
Jangan dimaknai bencana ini kayak gempa bumi gitu ya. Kita sudah melakukan reaksi, sudah melakukan tanggap darurat,” ujarnya.
Salah satu bentuk tanggap darurat yang dilakukan merupakan tracing.
Sementara itu, terkait antisipasi penyebaran dari kasus imported case, proses deteksi dini sudah dilakukan kepada pendatang.
Meskipun apabila menggunakan thermal scanner maka tidak akan terdeteksi, namun hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan HAC (Health Alert Card).
HAC ini diakui Yuri, yang juga menjabat Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, sebagai upaya deteksi yang dilakukan pemerintah.
”Karena dia merasa dari luar negeri dan berasal dari daerah yang infeksinya cukup tinggi dan dia menerima Health Alert Card maka pada saat dia mulai merasakan tidak enak dia mendatangi beberapa rumah sakit dan kemudian menunjukkan kartunya itu. Inilah yang menjadi upaya deteksi kita,” papar dia.
* Kenali Segera! Begini Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari Pertama hingga Hari ke-17, Batuk Kering!
Wabah virus corona masih menjadi kekhawatiran di seluruh penjuru dunia.
Jumlah kasusnya di banyak negara semakin bertambah, meskipun angka kesembuhan juga menunjukkan persentase yang tinggi sehingga memberikan optimistis tersendiri.
Edukasi kepada warga dunia mengenai virus ini terus dilakukan, terutama mengenai gejala yang sebaiknya diketahui sehingga setiap orang bisa membatasi dirinya dan tak menjadi pembawa virus yang baru.
Melansir WHO, tanda-tanda mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru adalah batuk, sesak napas, hingga mengalami kesulitan bernapas.
Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Business Insider memberitakan, sebagian besar kasus Covid 19 tergolong ringan.
Akan tetapi, sekitar 20 persen pasien memiliki bawaan penyakit yang parah sehingga menyebabkan kondisi menjadi sangat kritis.
Sebuah studi yang dilakukan terhadap sekitar 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, mengidentifikasi pola khas gejala terkait Covid-19.
Sekitar 99 persen pasien mengalami demam dengan suhu tinggi, sedangkan lebih dari setengahnya mengalami batuk kering.
Adapun sepertiganya mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan, sekitar 80 persen kasus virus corona ringan.
Sementara itu, 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.
Bagaimana gejala virus corona berkembang dari hari ke hari?
Hari ke-1
Pasien mengalami demam.
Tubuhnya mungkin juga mengalami semacam kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Ada pula yang mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
Hari ke-5
Ada pasien yang mengalami kesulitan bernapas.
Kondisi ini biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut atau memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.
Hari ke-7
Pada hari ke-7, menurut penelitian Universitas Wuhan, ini merupakan waktu rata-rata pasien masuk ke rumah sakit.
Hari ke-8
Pada pasien yang mengalami kondisi parah, sekitar 15 persen mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.
Saat ini terjadi, cairan telah memenuhi paru-paru, dan sering kali berakibat fatal.
Hari ke-10
Ketika gejala memburuk, pasien akan dibawa ke ICU.
Biasanya, mereka mengalami gangguan pada bagian perut, dan kehilangan nafsu makan.
Pada rentang waktu ini, sebagian kecil meninggal, yakni 2 persen.
Hari ke-17
Setelah menjalani perawatan selama lebih kurang 2,5 minggu, pasien yang kondisinya membaik biasanya sembuh dan keluar dari rumah sakit.
Ahli epidemiologi University of Texas, Lauren Ancel Meyers, mengatakan, ada pasien yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.
Oleh karena itu, gejala-gejala awal pada sebagian orang tidak datang tepat setelah mereka terinfeksi.
Namun, ketika gejala muncul, akan terlihat mirip dengan pneumonia.
Bagaimana membedakan Covid-19 dengan pneumonia?
Ahli radiologi Thomas Jefferson University, Paras Lakhani, mengatakan, keduanya dapat dibedakan dari caranya memburuk dari waktu ke waktu.
Pneumonia biasanya tidak berkembang dengan cepat.
Pasien yang menderita pneumonia di antaranya akan diobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil hingga kemudian mulai membaik.
Namun, pasien positif virus corona kondisinya bisa semakin memburuk, bahkan setelah mereka menerima perawatan.
Lab Tes Corona di Indonesia Kajian terbaru Melansir Live Science, Kamis (12/3/2020), ditemukan bahwa orang yang terinfeksi virus corona berpotensi besar menyebarkan ketika awal terinfeksi.
Hal ini menjawab pertanyaan mengapa virus baru itu menyebar begitu mudah.
Potensi penularan terbesar terjadi ketika penderita masih menunjukkan gejala ringan.
Hal itu sangat kontras dari SARS. Pada pasien SARS, pelepasan virus memuncak sekitar tujuh hingga 10 hari.
Pada tujuh pasien Covid-19, konsentrasi puncak terjadi sebelum hari ke-5 dan menjadi 1.000 kali lebih tinggi.
Penelitian itu dipublikasikan pada 8 Maret 2020 di Medrxiv, tetapi belum melalui peer-review dan hanya melibatkan sembilan peserta.
Lakukan ini ketika merasa tidak sehat Kementerian Kesehatan mengeluarkan protokol kesehatan terkait virus corona.
Jika Anda merasa tidak sehat, dengan gejala demam 38 derajat celsius, dan mengalami batuk atau pilek, maka disarankan melakukan hal berikut:
* Istirahat yang cukup di rumah
* Bila keluhan berlanjut atau disertai dengan kesulitan bernapas (sesak/napas cepat), segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
Saat berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, yang perlu Anda lakukan adalah:
* Gunakan masker. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar.
Caranya yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau punggung lengan.
* Usahakan tidak menggunakan transportasi massal.
Kunci melawan virus corona adalah imunitas atau kekebalan tubuh.
Oleh karena itu, penting menjaga kondisi tubuh, di antaranya dengan asupan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
* Penyebaran dan Penularan Corona
Virus corona atau disebut juga sebagai SARS-CoV-2 kini sudah menginfeksi 156.720 pasien di dunia yang tersebar di lebih dari 120 negara.
Angka ini didapat hanya dalam waktu kurang dari 100 hari sejak pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, akhir Desember 2019.
Di Indonesia update terakhir ada 117 pasien virus corona dengan 5 pasien meinggal dan 8 pasien sembuh.
Secara umum gejala yang ditunjukkan oleh infeksi virus corona di antaranya seperti batuk, demam, sakit tenggorokan, hingga masalah pernafasan untuk kondisi yang terhitung mulai parah.
Lalu, apa yang sebenarnya virus ini lakukan saat berhasil masuk ke tubuh manusia?
Melansir The New York Times (12/3/2020), berikut ini sejumlah informasi yang berhasil dipelajari oleh para ahli kesehatan dan peneliti tentang virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Bagaimana virus ini menginfeksi?
Seperti diketahui bersama, virus ini menyebar melalui droples atau cairan yang berasal dari tubuh seseorang melalui batuk atau bersin.
Cairan yang di dalamnya terkandung virus itu kemudian terlempar ke udara dan bisa langsung masuk ke tubuh orang lain apabila tengah dalam posisi berdekatan.
Jika tidak, virus akan menempel di benda-benda sekitar yang pernah dilalui oleh penderita, yang kita tidak pernah tahu siapa saja kah mereka.
Dari sana, tangan orang yang masih sehat bisa saja menyentuh benda-benda tersebut dan tidak sadar memasukkan virus itu ke dalam tubuh melalui sentuhan yang dibuatnya sendiri kepada mulut, hidung, dan matanya.
Partikel virus ini kemudian bergerak dengan cepat ke bagian belakang saluran hidung dan membran mukosa di belakang tenggorokan.
Kemudian virus menempel pada bagian reseptor di sel-sel, dan segalanya bermula di sini.
Virus corona memiliki permukaan berupa protein yang berujung runcing. Bagian runcing ini akan dengan mudah menempel atau mengait pada sel membran dan memungkinkan material genetik virus masuk dalam sel tubuh manusia.
Selanjutnya, material genetik itu akan membajak metabolisme sel dan menyebabkan sel tersebut tidak berfungsi normal, melainkan malah bekerja memperbanyak virus.
"Virus membajak metabolisme sel dan seperti mengatakan 'Jangan lakukan fungsimu. Fungsimu sekarang adalah membantuku menjadi berlipat ganda dan membuat virus'," ujar dokter Spesialis Penyakit Menular di University Medical Center di Nashville, dr. William Schaffner mengilustrasikan apa yang dikerjakan virus dalam tubuh manusia.
Bagaimana virus menyebabkan masalah pernafasan?
Seteah virus berlipat ganda, mereka menyebar dan menginfeksi sel-sel yang ada di sekitarnya.
Gejalanya dimulai dari bagian belakang tenggorokan, orang yang terinfeksi akan mengalami sakit tenggorokan dan batuk kering.
Virus-virus itu kemudian menular dengan sangat cepat ke bagian bawah tubuh hingga mencapai tabung bronkial.
Ketika virus telah mencapai paru-paru, membran-membran mukosa jadi terinfeksi.
Akibatnya, alveoli atau lung sacs harus bekerja lebih keras untuk menjalankan fungsinya menyuplai oksigen ke darah yang akan dialirkan ke seluruh tubuh dan menghapus karbon dioksida dari darah sehingga dapat dihembuskan ke luar.
"Jika terdapat pembengkakan di sana, itu akan membuat oksigen lebih sulit bergerak melintasi membran mukosa," ujar Chief Clinical Officer Providence Helath System, dr. Amy Compton-Phillips.
Pembengkakan dan gangguan aliran oksigen dapat menyebabkan area di paru-paru penuh dengan cairan, nanah, dan sel mati. Pada titik itu, infeksi paru yang disebut sebagai pneumonia bisa terjadi.
Bukan hanya paru-paru...
Paru-paru bukan menjadi satu-satunya organ vital yang terganggu akibat virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19. Dr. Compton-Phillips sudah menyebut infeksi ini bisa tersebar melalui membran mukosa, hidung, hingga turun ke rektum (dubur).
Jadi, ketika virus tidak terdeteksi ada di paru-paru, sebenarnya dia mungkin saja sudah menginfeksi sel-sel yang ada di sistem gastrointestinal. Ini mengapa, terkadang ada pasien infeksi yang menunjukkan gejala diare dan gangguan pencernaan.
Sementara itu, dr. Schaffner mengatakan virus corona baru ini bisa masuk ke dalam aliran darah. Ini sudah pernah ditemukan dalam beberapa kasus infeksi yang diteliti.
"Virus itu benar-benar akan sampai di organ-organ vital seperti jantung, ginjal, hati, dan bisa menyebabkan kerusakan langsung pada organ tersebut," kata dia.
Ketika seseorang terinfeksi virus corona ini, sistem kekebalan tubuh akan fokus untuk melawan virus yang ada. Di saat bersamaan, virus itu telah membuat kerusakan pada organ-organ yang ditempelinya.
Tidak hanya itu, sumsum tulang dan oragan hati juga bisa turut terinfeksi sebagaimana disebutkan Ketua bidang penyakit menular di Providence Regional Medical Center, dr. George Diaz.
Apa yang belum diketahui ilmuwan tentang virus corona?
Banyak. Walaupun Covid-19 menyerupai SARS dalam banyak hal dan memiliki unsur-unsur yang sama dengan influenza dan pneumonia, perjalanan virus corona belum sepenuhnya dipahami.
Dr. George Diaz, pemimpin bagian untuk penyakit menular di Providence Regional Medical Center di Everett, Washington mengatakan, beberapa pasien dapat tetap stabil selama lebih dari seminggu dan kemudian tiba-tiba terserang pneumonia.
"Beberapa pasien tampaknya pulih tetapi kemudian bisa mengalami gejala lagi," tutur dia.
Artikel ini pernah tayang di Kontan.id dengan judul "Rusia sejauh ini mampu redam wabah corona, apa resepnya?"
