Anggota DPRD TTS Tantang Pastor Berduel, Ini Komentar Mahasiswa Katolik
Anggota DPRD TTS Tantang Pastor Berduel, Mahasiswa Katolik : Tindakan Yang Tidak Pantas Ditiru
Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
Romo Yeremias awalnya hendak mengklarifikasi bahasa yang disampaikan umat, jika Hendrik Babys menyebut Romo Yeremias "kecil".
Ia menyebut dirinya bisa berbicara dengan uskup untuk memindahkan Romo Yeremias dari Noemuke.
Lebih menyakitkan lagi lanjut Romo Yeremias, Hendrik menuding Romo Yeremias tidak ada kerja.
"Ada informasi dari umat kalau Minggu (8/3/2020) dari atas mimbar gereja Pak Hendrik omong saya seperti itu. Makanya saya berusaha cari Pak Hendrik untuk klarifikasi. Dua kali saya cari dia untuk klarifikasi bahasa itu tapi tidak ketemu. Hari Kamis baru ketemu Pak Hendrik di Rujab Kades Noemuke untuk klarifikasi informasi yang disampaikan umat tersebut," ungkap Romo Yeremias kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu (21/3/2020) di Mapolres TTS.
Namun sayangnya, bukan klarifikasi yang didapat, justru ajakan berduel yang ditawarkan Hendrik Babys.
Hendrik bahkan menyebut Yeremias bukan seorang pastor melainkan preman.
Kata-kata "kotor" pun dikeluarkan Hendrik dari mulutnya.
Hendrik bahkan sempat mendorong Romi Yeremias hingga hampir terjatuh sebelum ditahan beberapa warga yang ada di lokasi kejadian.
Tak ingin situasi bertambah kacau, Romo Yeremias memutuskan menghindar dengan cara berjalan menuju mobilnya dan hendak melanjutkan perjalanan menuju Naip.
Namun sayangnya, Hendrik Babys justru mengikuti Romo Yeremias hingga ke jalan raya lalu mengajaknya berduel.
"Dia (Hendrik) ikut saya sampai di jalan lalu gosok tangannya di badan jalan kemudian ajak saya duel namun saya tolak," ujar Romo Yeremias.
Ketika ditanyakan apakah masih ada jalan damai jika yang bersangkutan hendak berdamai, Romo Yeremias mengatakan, untuk memaafkan bisa tapi proses hukum harus dilanjutkan.
"Mau memaafkan bisa kakak, tapi proses hukum harus lanjut," pintanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)