Breaking News

Perhatian! 5 Mitos Terkait Virus Corona COVID-19 Ini Sudah Tersebar Luas, Begini Fakta Sesungguhnya

Perhatian! 5 Mitos Terkait Virus Corona COVID-19 Ini Sudah Tersebar Luas, Begini Fakta Sesungguhnya

Editor: maria anitoda
(Shutterstock)
Perhatian! 5 Mitos Terkait Virus Corona COVID-19 Ini Sudah Tersebar Luas, Begini Fakta Sesungguhnya 

Perhatian! 5 Mitos Terkait Virus Corona COVID-19 Ini Sudah Tersebar Luas, Begini Fakta Sesungguhnya

POS-KUPANG.COM -  Perhatian! 5 Mitos Terkait Virus Corona COVID-19 Ini Sudah Tersebar Luas, Begini Fakta Sesungguhnya

Virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 kini makin mewabah hampir di seluruh penjuru dunia.

Di Indonesia pun, penularan virus corona ini terhitung sangat pesat.

Jalan Salib dan Dua Pekan Perayaan Ekaristi Sementara Ditiadakan di Stasi St. Kristoforus Matani

Ini Kebijakan Keuskupan Atambua Untuk Cegah Penyebaran Covid-19

Gejala Corona Dari Hari Pertama, Beda Antara Sakit Flu dengan Terkena Virus Corona

Hingga Kamis sore kemarin (19/03), sebanyak 309 orang Indonesia terinfeksi virus corona, 25 pasien meninggal dunia dan 15 pasien lainnya sembuh.

Namun, di tengah kepanikan masyarakat dalam menghadapi wabah ini, justru banyak berita-berita di luar sana yang justru memperkeruh dengan menyebarkan hoax atau mitos seputar virus corona.

Dilansir dari Live Science, berikut 5 mitos mengenai virus corona yang biasa justru sering dilakukan masyarakat.

1. Mitos: Masker wajah bisa melindungi kita dari virus

Masker bedah standar ternyata tidak bisa melindungi kita dari SARS-CoV-2, lantaran masker tersebut memang tidak dirancang untuk memblokir partikel virus.

Masker bedah tersebut hanya dapat memblokir tetesan cairan yang keluar dari mulut atau hidung seseorang.

Di dalam fasilitas kesehatan sendiri, justru yang terbukti sangat mengurangi penyebaran virus di antara staf medis adalah respirator N95.

Namun, dalam penggunaan respirator atau masker N95 ini juga butuh pelatihan khusus agar di sekitar hidung, pipi, dan dagu para pengguna dipastikan tidak ada udara yang menyelinap masuk.

2. Mitos: Virus merupakan bentuk mutasi dari flu biasa

Pengertian tersebut salah besar, Virus Corona adalah keluarga besar virus yang mencakup banyak penyakit berbeda.

SARS-CoV-2 memang memiliki kesamaan dengan virus corona lainnya, empat di antaranya dapat menyebabkan flu biasa.

Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, SARS-CoV-2 berawal dari terinfeksinya kelelawar, yang menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar dan kemudian melompat ke manusia.

3. Mitos: Terjangkit Covid-19 ternyata tidaklah mematikan!

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina pada 18 Februari lalu, 81% orang yang terjangkit Covid-19 masuk dalam kategori ringan.

Sekitar 13,8% melaporkan penyakit parah, yang berarti mereka sesak napas, atau membutuhkan oksigen tambahan, dan sekitar 4,7% kritis, artinya mereka menghadapi kegagalan pernapasan, kegagalan multi-organ atau syok septik.

Data sejauh ini menunjukkan bahwa hanya sekitar 2,3% orang yang terinfeksi Covid-19 meninggal akibat virus.

Biasanya orang-orang yang lebih tua atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya tampaknya paling berisiko mengalami penyakit parah atau komplikasi.

Meskipun tidak perlu panik, tetapi kita harus tetap waspada.

Jalan Salib dan Dua Pekan Perayaan Ekaristi Sementara Ditiadakan di Stasi St. Kristoforus Matani

Ini Kebijakan Keuskupan Atambua Untuk Cegah Penyebaran Covid-19

Ketua Pengadilan Negeri Bajawa Pimpin Aksi Kemanusiaan di Kota Bajawa, Simak Liputannya!

Gejala Corona Dari Hari Pertama, Beda Antara Sakit Flu dengan Terkena Virus Corona

4. Mitos: Hewan peliharaan bisa menyebarkan Covid-19

Sejauh ini, terdapat satu anjing di China yang terinfeksi Covid-19 dari pemiliknya, tetapi dalam kategori terfinfeksi rendah.

Sehingga menurut The South China Morning Post, bahwa anjing mungkin rentan untuk mengambil virus dari manusia.

Bahkan kata pakar kesehatan hewan, Vanessa Barrs dari City University, beberapa anjing dan kucing dinyatakan positif terkena virus yang sama, SARS-CoV, selama wabah pada 2003.

"Pengalaman sebelumnya dengan SARS menunjukkan bahwa kucing dan anjing tidak akan menjadi sakit atau menularkan virus ke manusia," katanya.

"Yang penting, tidak ada bukti penularan virus dari anjing peliharaan atau kucing ke manusia."

Meski begitu, kita tetap harus waspada terhadap hewan peliharaan di rumah, dengan cara merawatnya dan menjaga kebersihan sebaik mungkin.

5. Mitos: Tidak aman terima paket dari China

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 6 Februari di The Journal of Hospital Infection. Sebuah studi terdahulu menemukan bahwa Covid-19 yang terkait ini dapat bertahan di permukaan seperti logam, kaca atau plastik selama sembilan hari.

Namun, permukaan yang ada dalam kemasan tidak ideal untuk virus untuk bertahan hidup.

Menurut dr. Amesh A. Adalja, Senior Scholar, Johns Hopkins Center for Health Security, yang berbicara dengan situs saudara Live Science, Tom's Hardware.

Agar virus dapat tetap hidup, diperlukan kombinasi kondisi lingkungan tertentu seperti suhu, kurangnya paparan UV dan kelembapan kombinasi yang tidak akan kita dapatkan dalam paket pengiriman. 

Baca juga berita lainnya:

Mewabahnya virus corona membuat masyarakat panik dan mulai waspada.

Terlebih lagi tentang media penularan virus mematikan asal Wuhan China ini yang simpang siur. 

Terbaru, virus corona dikabarkan bisa menular melalui uang kertas. 

Lantas, bisakah uang kertas bisa jadi media penularan virus corona?

Lihat penjelasan dari badan kesehatan dunia atau WHO. 

Dilansir dari Euronews, Senin (16/3/2020), para ahli mengatakan kalau kecil kemungkinan virus corona bisa menyebar lewat uang kertas yang berpindah tangan saat transaksi.

Meski di sisi lain, ada beberapa laporan yang menyebut penggunaan uang kertas memiliki risiko jadi media penyebaran wabah.

"Kami tidak tahu berapa lama virus ini bertahan lama pada uang kertas. Virus tidak akan lama bertahan di permukaan, terutama di permukaan yang kering seperti uang kertas," kata Stephanie Brickman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada Februari lalu, pemerintah China dilaporkan menginstruksikan bank-bank untuk melakukan sterilisasi uang kertas sebelum dikeluarkan untuk mencegah penyebaran corona.

Di Iran, pemerintah mendorong masyarakat untuk menghindari penggunaan uang kertas dan membayar transaksis secara nontunai.

Sementara itu dikutip dari Channelnewsasia, Bank of Korea (BOK) melakukan karantina pada uang kertas yang selama dua minggu untuk menghilangkan potensi virus corona. Bahkan sebagian uang yang dihimpun akhirnya dibakar oleh bank sentral itu.

Jalan Salib dan Dua Pekan Perayaan Ekaristi Sementara Ditiadakan di Stasi St. Kristoforus Matani

Ini Kebijakan Keuskupan Atambua Untuk Cegah Penyebaran Covid-19

Gejala Corona Dari Hari Pertama, Beda Antara Sakit Flu dengan Terkena Virus Corona

Mahasiswa dan Dosen Unipa Maumere Dirumahkan Antisipasi Penyebaran Covid-19

BBPP Kupang Terapkan Working From Home Demi Cegah Penyebaran Covid-19

Mahasiswa dan Dosen Unipa Maumere Dirumahkan Antisipasi Penyebaran Covid-19

BBPP Kupang Lakukan Protokol Kewaspadaan di Lingkungan Balai

Selain itu, BOK juga menempatkan uang kertas untuk dipanaskan dalam suhu ruangan tinggi sebelum kembali diedarkan.

"Berlaku untuk semua uang tunai yang masuk ke bank sentral dari bank-bank lokal. Bank Sentral Korsel akan menyimpannya di tempat aman selama dua minggu, mengingat virus umumnya akan mati setelah sembilan hari," kata salah seorang pejabat BOK.

Proses pemanasan uang kertas oleh BOK dilakukan di dalam ruang yang bersuhu hingga 150 derajat celcius selama tiga detik, sebelum kemudian dipindahkan ke tempat penyimpanan dalam suhu ruangan 42 derajat celcius.

Uang yang telah melalui proses pemanasan baru bisa dikemas untuk kemudian bisa beredar kembali. Pejabat bank sentral menyebutkan sebagai proses desinfektanisasi pada uang kertas.

https://nova.grid.id/read/052070085/5-mitos-terkait-virus-corona-yang-justru-banyak-dipercaya-masyarakat-salah-satunya-tentang-penggunaan-masker?page=all

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved